4 Hal ini mungkin buat Jokowi tak bakal saingi Megawati
Merdeka.com - Wacana menjadikan Joko Widodo (Jokowi) menjadi ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) muncul setelah sejumlah survei menyatakan sang presiden layak dan pantas duduk di atas kepala banteng. Sejumlah relawan pun mendorong hal ini.
Namun, alih-alih menyatakan kesiapannya menjadi ketua umum dalam Kongres IV PDIP 8-12 April mendatang, Jokowi malah belum pernah berkomentar lugas soal survei tersebut. Sejumlah pihak bahkan menilai Jokowi tidak mungkin mau menjadi ketua umum PDIP karena sejumlah hal.
Tapi namanya politik, semua hal mungkin saja terjadi. Yang tidak mungkin bisa menjadi menjadi mungkin di kemudian hari.
-
Siapa yang ditugaskan Jokowi untuk membujuk Megawati? 'Supaya enggak salah, ini ditugaskan untuk bertemu Ryaas Rasyid oleh Presiden Jokowi. Pak Ryaas Rasyid ditugaskan untuk membujuk Bu Mega, agar kepemimpinan PDI Perjuangan diserahkan kepada Pak Jokowi. Jadi, dalam rangka kendaraan politik untuk 21 tahun ke depan,' sebutnya.
-
Kenapa relawan Jokowi dukung Prabowo? “Kalo Jokowi mendukung Prabowo seandainya betul-betul mendukung Prabowo ya tentu akan diikuti oleh relawan-relawannya,“ Ujang Komarudin mengungkapkan, saat ini pun sudah ada beberapa relawan Jokowi yang pindah haluan untuk mendukung menteri pertahanan itu.
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Kapan relawan Jokowi dukung Prabowo? Konferda Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pro Jokowi (Projo) Sumatera Barat (Sumbar) memutuskan mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang.
Berikut hal-hal yang mungkin membuat Jokowi tak bakal saingi Megawati
Jokowi yang minta Megawati jadi ketua umum lagi
Megawati Soekarnoputri mengungkapkan alasan utama dia siap menjadi ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP) lagi adalah demi membantu Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi). Megawati mengakui usulan itu juga datang dari Jokowi."Enggak tau ya ini (Jokowi) tiba-tiba inspirasinya apa sehingga memang saya kaget juga. Kebetulan saya lagi makan salak hampir saja ketelan bijinya," kata Megawati kepada wartawan di arena Rakernas IV PDIP, Marina Convention Center, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (20/9).Setelah mendapat usulan dari Jokowi tersebut, Megawati mengakui memikirkan sejumlah pertimbangan sampai akhirnya pada keputusan siap menjadi ketua umum PDIP untuk periode 2015-2020."Karena memang banyak faktor yang harus dipikirkan karena mereka mungkin sudah sangat mengerti karena kami sebagai sebuah keluarga besar di partai ini. Mungkin itu tadi yang saya katakan, sebuah partai yang unik, ya begitulah PDI Perjuangan," kata Megawati.Dalam periode pemerintahan Jokowi- JK ke depan, Megawati melihat PDIP membutuhkan ketua umum yang tidak hanya mengerti soal kepartaian, tetapi juga pemerintahan."Membutuhkan seorang ketum mengerti baik sebagai ketua organisasi sebuah partai, dan saya kan juga pernah jadi presiden satu kali, sehingga ini bisa bersinergi bagaimana cara untuk dalam lima tahun ini bisa membuat banyak kemajuan di Indonesia," ujar Megawati.
Jokowi pilih Megawati karena sebagai pemersatu partai
Dalam Rapat Kerja Nasional IV PDI Perjuangan di Semarang pertengahan September tahun lalu, Presiden terpilih periode 2014-2019 Joko Widodo ( Jokowi) mengusulkan Megawati Soekarnoputri menjadi ketua umum lagi. Jokowi mengakui, usulan itu sebagai bentuk aspirasi pribadi selaku kader PDI Perjuangan."Ya malam itu, waktu saya presentasi. Di akhir presentasi itu saya menyampaikan aspirasi pribadi saya. Meski Rakernas itu bukan forumnya untuk memilih ketum. Tapi ya gak apa-apa toh namanya juga aspirasi," ungkapnya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (22/9).Jokowi mengungkapkan, alasannya mendukung Megawati karena anak proklamator itu telah menjadi tokoh pemersatu, baik partai maupun bangsa dan negara. Oleh karena itu, Jokowi yakin Megawati mampu mengayomi partai ke depannya. Setidaknya hal itulah yang dirasakan oleh mantan wali kota Solo ini."Ya mempersatukan jadi solidaritas maker," katanya.
Dukung Mega jadi Ketum lagi, Jokowi bantah PDIP kekurangan kader
Megawati Soekarnoputri dipromosikan kembali oleh presiden terpilih periode 2014-2019 Joko Widodo ( Jokowi) menjadi ketua umum PDI Perjuangan periode 2015-2020. Jokowi membantah dukungannya tersebut menunjukkan tidak adanya kader PDIP pengganti Megawati."Ya banyak. Saya regenerasi bukan? Trah Soekarno bukan? Saya regenerasi gak? Jangan ditarik kemana-mana," tegasnya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (22/9).Jokowi pada saat Rapat Kerja Nasional PDI Perjuangan mendukung Megawati Soekarnoputri menjadi Ketua Umum PDI Perjuangan sekali lagi. Dia menyampaikan hal tersebut sebagai bentuk aspirasi pribadi selaku kader PDI Perjuangan."Ya malam itu waktu saya presentasi. Di akhir presentasi itu saya menyampaikan aspirasi pribadi saya. Meski Rakernas itu bukan forumnya untuk memilih ketum. Tapi ya gak apa-apa toh namanya juga aspirasi," ungkapnya.
Jokowi anti rangkap jabatan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikenal sebagai orang yang anti rangkap jabatan. Seluruh menterinya yang berasal dari partai politik diminta mundur dari jabatan struktural partai.Melihat sikap Jokowi yang anti rangkap jabatan itu, sulit membayangkan Jokowi yang menjabat sebagai presiden mau merangkap menjadi ketua umum PDIP, sebagaimana yang pernah dilakukan SBY terhadap Demokrat.Politikus PDIP Masinton Pasaribu mengaku heran dengan sebagian kalangan yang mempertanyakan status menteri ataupun pejabat negara lainnya yang tidak boleh merangkap jabatan, tetapi di sisi lain malah mendukung agar Jokowi menjadi ketua umum PDI Perjuangan menggantikan Megawati Soekarnoputri."Kalau gitu presiden jangan diajuin jadi ketua umum partai. Jangan mendorong-dorong presiden merangkap sebagai ketum partai," katanya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi menanggapi santai kabar ingin merebut kursi Ketua Umum PDIP, yang masih diemban Megawati Soekarnoputri
Baca SelengkapnyaPernyataan Megawati tersebut digaungkan berkaitan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, Efriza menilai sulit jika Jokowi ingin mengambil alih PDIP.
Baca SelengkapnyaPernyataan Puan berbeda dengan Megawati yang menyebut ada yang mau mengambil alih PDIP.
Baca SelengkapnyaKetua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo membela Megawati Soekarnoputri usai menyebut penguasa hari ini seperti zaman orde baru
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menjawab kabar akan menjadi Ketua Umum PDIP menggantikan Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan pihak yang ingin mengambilalih PDIP adalah Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaReaksi Dingin Puan Ditanya Isu Manuver Jokowi Rebut Kursi Ketum PDIP
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menyinggung orang non kader berpeluang jadi ketua umum di partainya
Baca SelengkapnyaAhok menceritakan hanya Megawati yang mendukungnya sebagai Cagub DKI.
Baca SelengkapnyaBudi Arie mempertanyakan siapa yang berminat mengambil alih PDIP.
Baca SelengkapnyaPDIP tidak mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke HUT PDIP.
Baca Selengkapnya