4 Manuver PKS dan Gerindra runtuhkan elektabilitas Jokowi
Merdeka.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Gerindra kompak dan sudah membentuk koalisi bersama untuk maju bersama pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Koalisi itu siap melawan incumbent, Joko Widodo (Jokowi).
Dalam beberapa lembaga survei, elektabilitas Jokowi masih digdaya dibanding calon lain seperti Prabowo Subianto. Namun untuk menggebosi elektabilitas Jokowi, PKS dan Gerindra sudah punya strategi. Berikut caranya:
Tagar #2019GantiPresiden
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Kenapa Prabowo-Gibran dianggap punya elektabilitas tinggi? Menurut Pradana, salah satu hal yang disorot oleh The Economist adalah terkait elektabilitas Prabowo-Gibran karena komitmen keberlanjutan terhadap berbagai program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terus digaungkan keduanya.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
Politisi PKS Mardani Ali Sera, mengatakan tagar #2019GantiPresiden sebagai bentuk perlawanan atas gerakan dukungan 'Dua Periode' oleh pihak pendukung Joko Widodo. Mardani adalah penggagas tagar ini. Ia juga menyatakan gerakan ini sah secara konstitusional.
"Gerakan #2019GantiPresiden merupakan antitesa dari gerakan yang sudah bergulir yaitu 'Dua Periode' untuk Pak Jokowi. Ini juga gerakan sah, legal dan konstitusional," kata Mardani.
PKS dan Gerindra bikin Sekber
Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah meresmikan Sekretariat Bersama (Sekber) untuk pemenangan Pilpres 2019, di The Kemuning, Jalan Amir Hamzah Nomor 4, Menteng, Jakarta Pusat. Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade menegaskan, adanya Sekber ini untuk menepis isu dan spekulasi yang berkembang tentang Prabowo di Pilpres 2019. Mulai dari King Maker hingga isu maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) untuk Joko Widodo (Jokowi)."Sekber ini untuk menjawab keraguan masyarakat terhadap isu-isu liar yang menyebutkan Pak Prabowo jadi King Maker atau Cawapres Pak Jokowi," ungkap Andre.
Prabowo siap maju melawan Jokowi
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra telah menyatakan untuk berkoalisi mengusung Prabowo Subianto sebagai calon Presiden. Bahkan kedua partai ini sudah memenuhi syarat, 20 persen.Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sudah memberikan sinyal kuat akan maju sebagai capres 2019. "Sebagai mandataris partai pemegang mandat saudara sekalian sekaligus ketua umum, saya menyatakan diri tunduk dan patuh. Saya menerima keputusan ini sebagai suatu penugasan, suatu amanat, suatu perintah dan saya menyatakan siap melaksanakannya," kata Prabowo.
Kritik keras Prabowo dan Presiden PKS
Prabowo sering kali mengeluarkan kritikan pedas kepada pemerintah yang dipimpin Presiden Jokowi. Kritik mulai dari masalah utang Indonesia. Sebagai negara kaya tapi sangat memprihatkan karena hidup dari utang. Dan kritik lainnya terkait dengan tenaga kerja asing.Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) M Sohibul Iman juga tak kalah. Ia mengkritisi soal jumlah utang Indonesia."Utang luar negeri Indonesia dibanding-bandingkan dengan Jepang, itu tidak apple to apple. Utang Indonesia ini sudah mengkhawatirkan, tak bisa dibandingkan dengan Jepang," ujar Sohibul. (mdk/has)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Elektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.
Baca SelengkapnyaDari Oktober 2023, elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan dari 20,8 persen, lalu 19,7 persen dan 19,1 persen di Desember 2023
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mengungkapkan elektabilitas PDIP disalip Gerindra pada November 2023.
Baca SelengkapnyaMenurut LSI, belakangan ini Prabowo sangat dekat dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaCak Imin pun optimistis Ridwan Kamil dan Ahmad Luthfi akan menang, usai Jokowi menyatakan dukungan dan turun kampanye.
Baca SelengkapnyaPoltracking mencatat elektabilitas Prabowo-Gibran mengalahkan Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin dengan selisih suara yang besar.
Baca SelengkapnyaPrabowo banyak mendapat imbas positif dari efek Jokowi.
Baca SelengkapnyaHasil survei dilakukan Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas PDI Perjuangan mengalami tren penurunan.
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDIP masih menjadi jawara, diikuti Gerindra, Golkar dan PKB.
Baca SelengkapnyaSurvei dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI), Poltracking Indonesia dan Parameter Politik Indonesia (PPI) selama periode Oktober.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mengungkapkan dua alasan utama elektabilitas Gerindra naik mengalahkan PDIP.
Baca Selengkapnya