4 Politisi Demokrat ini menolak disebut mau gabung Jokowi
Merdeka.com - Partai pendukung capres cawapres Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa sudah mempermanenkan sikap oposisi mereka dalam Koalisi Merah Putih. Usai deklarasi itu digelar di Tugu Proklamasi, banyak pihak meyakini koalisi ini akan berjalan setengah hati.
Dugaan itu bukan tanpa alasan. Sebab partai-partai yang tergabung di dalamnya adalah mereka yang dekat kekuasaan, tak terkecuali Partai Demokrat .
Selama dua periode pemilihan presiden, partai berlambang bintang mercy justru mengendalikan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden SBY . Sehingga pilihan mereka beroposisi bersama Prabowo disebut-sebut akan retak dan pecah di tengah jalan kemudian memilih bergabung mendukung Jokowi - JK .
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
-
Kenapa hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Kenapa PDIP pecat Jokowi? Pemecatan Joko Widodo diakibatkan oleh tuduhan intervensi terhadap Mahkamah Konstitusi yang dianggap demi kepentingan keluarganya. Tindakan ini dianggap mencederai prinsip-prinsip demokrasi dan etika yang seharusnya dijunjung tinggi dalam berbangsa. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menilai bahwa pemanfaatan instrumen negara untuk kepentingan pribadi telah menyebabkan dampak yang sistemik, merusak sistem hukum dan demokrasi di Indonesia.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
"Demokrat sudah merapat, contohnya Ruhut," kata politikus PDIP, Eva Sundari.
Tapi Demokrat membantah tegas. Sejumlah kader memastikan Demokrat konsisten dengan pilihan mereka. Berikut pembelaan mereka atas sikap Demokrat:
Ramadhan Pohan
Wasekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan menegaskan tidak hadirnya elite DPP Demokrat di deklarasi Koalisi Permanen Merah Putih kemarin tak akan mempengaruhi masa depan Demokrat di koalisi pendukung Prabowo - Hatta itu."Masa depan masih eksis, tanpa koreksi apapun," kata Ramadhan.Ramadhan menegaskan, melalui penandatanganan deklarasi Koalisi Permanen di tempat terpisah, posisi Partai Demokrat masih tergabung dalam koalisi, bahkan semakin kuat."Posisi kami dan juga rekan-rekan koalisi, clear di situ. Semua masih berlaku, Insya Allah permanen lah. Eksis banget," jelasnya.
Achsanul Qosasih
Politikus Demokrat, Achsanul Qosasih menegaskan, partai mereka tetap di koalisi permanen poros Prabowo - Hatta. Menurutnya, tidak ada pembicaraan untuk melompat ke Jokowi - JK."Demokrat tetap di koalisi permanen, enggak pernah ke kubu Jokowi-JK," tegas dia.Achsanul pun menegaskan bahwa partainya siap beroposisi. Meskipun hasil KPU nanti menyatakan Prabowo-Hatta kalah."Kita siap oposisi kalau hasilnya berbeda," pungkasnya.
Ahmad Mubarok
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok menegaskan kadernya tidak ada yang mendukung pasangan capres dan cawapres Joko Widodo (Jokowi)- Jusuf Kalla (JK) pada Pilpres 9 Juli mendatang.Kalau pun peserta konvensi Demokrat memutuskan gabung ke capres nomor urut dua itu, menurut Mubarok mereka bukanlah kader."Kalau ada yang bilang kader Demokrat mendukung Jokowi-JK itu tidak benar. Dahlan Iskan dan Anis Baswedan itu bukan kader Demokrat," tambahnya.
Max Sopacua
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua membantah partainya melakukan komunikasi untuk merapat ke kubu Jokowi-JK. Dia memastikan Demokrat tetap mendukung pasangan Prabowo-Hatta."Tidak pernah itu (komunikasi). Partai Demokrat sesuai komitmen awal, karena ini menyangkut masalah kehormatan partai," katanya Max.Menurut Max, Demokrat akan selalu bersama Prabowo-Hatta baik di pemerintahan maupun di parlemen. Demokrat pun siap beroposisi dan memastikan tidak menjadi kutu loncat."Demokrat tetap akan setia dengan keputusan awal. Kami oposisi juga siap," katanya. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prediksi itu diperkuat karena kehadiran Presiden Jokowi dan ditambah dengan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca SelengkapnyaDjarot memastikan komunikasi antara Partai Demokrat dengan PDIP tetap terjalin
Baca SelengkapnyaPramono hadir di Kertanegara tapi menolak. Sementara Budi Gunawan ikut pembekalan di Hambalang.
Baca SelengkapnyaBudi Arie Setiadi mengatakan, banyak partai yang mau menampung mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah resmi dipecat oleh PDIP.
Baca SelengkapnyaGolkar dan PAN sudah mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo.
Baca SelengkapnyaHasto juga menyinggung adanya permintaan perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi menjadi tiga periode.
Baca SelengkapnyaMasa depan politik Jokowi menjadi sorotan setelah PDIP memutuskan melepasnya. Golkar dan Gerindra siap menerima Jokowi dengan tangan terbuka.
Baca SelengkapnyaGerindra mengatakan, partainya kini fokus mempersiapkan untuk kelancaran Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPDIP akan membuka pintu kepada partai politik lain termasuk Demokrat
Baca SelengkapnyaPresiden RI ke-7 Joko Widodo menjawab rencananya bergabung partai lain, usai dipecat dari PDIP
Baca SelengkapnyaTidak banyak yang dikatakan Jokowi saat diminta tanggapan terkait rasa sedih PDIP.
Baca SelengkapnyaKetum AHY akan segera mengumumkan ke koalisi mana Partai Demokrat akan bergabung.
Baca Selengkapnya