5 Faktor kunci yang diyakini antar kemenangan Jokowi
Merdeka.com - Komisi Pemilihan Umum ( KPU ) telah menetapkan pasangan Joko Widodo ( Jokowi ) dan Jusuf Kalla ( JK ) sebagai pemenang. Keduanya berhak menduduki jabatan sebagai presiden ketujuh serta wakil presiden ke-12 Indonesia. Keduanya memperoleh suara sebanyak 53,15 persen, atau unggul 6,3 persen dari Prabowo - Hatta yang mendapat 46,85 persen.
Jokowi telah berhasil merebut kemenangannya setelah bersaing ketat dengan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa selama proses kampanye hingga pemungutan suara. Padahal, mantan wali kota Solo ini mendapat serangan bertubi-tubi, hingga menyasar pada kehidupan pribadinya.
Pengamat politik Gun Gun Heryanto melihat ada sejumlah faktor penting yang akhirnya membuat pasangan yang disusung lima partai politik (parpol) itu memenangi pilpres. Salah satunya adalah keberhasilannya keluar dari stigma oligarki parpol.
-
Bagaimana Prabowo-Gibran unggul dalam Pilpres? Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, Prabowo-Gibran unggul dengan suara sah sebanyak 96.214.691 dari total suara sah nasional, atau setara dengan 58,6%. Keduanya juga dilaporkan unggul di 36 Provinsi.
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Apa yang membuat Prabowo unggul? Survei yang selesai mereka lakukan pada 6 Februari atau delapan hari jelang pemungutan suara itu menemukan bahwa elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 53,5 persen. Pasangan tersebut unggul telak dibanding dua kompetitornya, Anies-Muhaimin yang elektabilitasnya 21,7 persen dan Ganjar-Mahfud dengan tingkat keterpilihan 19,2 persen.
-
Suara apa yang diraih Prabowo-Gibran di Sulawesi Utara? Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengesahkan suara pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul di wilayah Sulawesi Utara. Prabowo-Gibran meraup 1.229.069 suara. Hal ini berdasarkan hasil rapat rekapitulasi wilayah Sulawesi Utara yang digelar di kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (14/3).
-
Siapa yang percaya diri Prabowo Subianto menang di Jember? Emil Erlestianto Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur sekaligus Ketua Partai Demokrat Jawa Timur, percaya diri pasangan calon (Paslon) Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumi Raka akan menang tebal di Jember Jawa Timur.
"Tren 5 tahun belakangan telah terjadi kejenuhan masyarakat, ini terepresentasikan dari rontoknya partai politik pemenang pemilu, yakni Partai Demokrat. Dampak lanjutannya orang makin tidak percaya pada institusi partai politik," ujar Gun Gun saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (22/7).
Namun, Gun Gun tidak hanya menyebut satu kunci, melainkan lima pilar kemenangan Jokowi-JK di Pilpres 2014. Berikut lima kunci yang dipaparkan Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute ini kepada merdeka.com:
Keluar dari stigma oligarki parpol
Saat menghadapi Pilpres 2014, pasangan Jokowi-JK berhasil merepresentasikan diri keluar dari stigma oligarki parpol. Keberhasilan tersebut terlihat dengan keluarnya slogan 'Jokowi-JK Adalah Kita' yang ditayangkan di layar televisi, maupun berbagai baliho besar yang dipasang tim pemenangan mereka.Kondisi ini bertentangan dengan tradisi sebelumnya, di mana kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) benar-benar ditentukan oleh parpol hingga menang dalam penyelenggaraan Pilpres 2009 lalu. Ketika itu, SBY menyusun koalisi besar yang menggabungkan sejumlah parpol yang seolah-olah memberikan garansi kemenangan terhadap salah satu kandidat."Saya melihat kecerdasan political marketing dengan mendorong sosok Jokowi-JK bukan ikon partai, tapi kemudian sukses ditransformasikan saat pilpres adalah ke-kita-annya, proses ke-kita-an itu diidentifikasi menjadi kekuatan," kata Gun Gun.Berdasarkan alasan itu, Gun Gun meyakini pelaksanaan Pilpres 2014 sebagai pertarungan figur. Ketokohan bisa menjadi modal kuat untuk memenanginya meski Jokowi sendiri merupakan kader PDIP dan JK pernah berdiri di tampuk kepemimpinan Partai Golkar.
Faktor Megawati
Gun Gun Heryanto meyakini kemenangan yang diraih Jokowi selama Pilpres 2014 tak lepas dari pengaruh Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. Keputusan Mega memberi mandat kepada Jokowi memiliki peran yang amat besar untuk mengantarkan mantan wali kota Solo itu duduk di kursi kepresidenan.Tak hanya itu, Mega juga memberi ruang yang sangat besar hingga memberikan keleluasaan yang cukup besar bagi Jokowi. Sumbangan Mega di antaranya melakukan berbagai manuver politik untuk melakukan pendekatan dengan partai-partai politik yang akhirnya mendukung Jokowi maju sebagai calon presiden (capres)."Meskipun di internal terjadi perpecahan, dan tidak ada perekatnya, dan Mega membiarkan, juga itu tidak akan menjadi faktor yang memperkuat posisi jokowi saat cari dukungan dari pihak luar," jelas Gun Gun.Tak hanya itu, Mega juga memberikan peluang besar bagi Jokowi untuk meluluskan skenario pemenangannya, termasuk keputusan bersanding dengan Jusuf Kalla.
Gaet tokoh-tokoh kunci
Masuknya sejumlah tokoh-tokoh nasional ke dalam Tim Pemenangan Jokowi-JK telah memberikan sukses besar bagi Jokowi untuk maju sebagai calon presiden. Keberadaan Anies Baswedan, Dahlan Iskan dan beberapa tokoh lainnya membuat Jokowi memiliki keunggulan dibandingkan lawan politiknya.Sosok Anies sebagai juru bicara berhasil merepresentasikan sosok Jokowi selama kampanye."Dalam pandangan saya adalah proses dia (Jokowi) mampu meraup sejumlah orang-orang kunci dengan pendekatan public relation politik pasti, harapan dari pemilih, dia mampu merangkul beberapa orang punya trademark hingga menjadikan jokowi rebound dalam citra politik," papar Gun Gun.Tak hanya tokoh nasional, Jokowi juga berhasil menggandeng kelompok musisi nasional seperti Slank. Mereka pun tak hanya menjadi vote getter, tapi juga bertransformasi sebagai relawan aktif. Hal itu terlihat ketika mereka berhasil menggelar konser akbar bertajuk 'Konser Salam 2 Jari' di Gelora Bung Karno, Jakarta.Selain Slank, Jokowi juga mampu menarik perhatian artis-artis berpikiran kritis, serta integritas cukup baik. Mereka ini berhasil mendorong sebagian besar masyarakat untuk memilihnya."Ini bagian dari political marketing, orang yang ada tagline-nya dan ciri khas baju kotak-kotak, 'Salam 2 Jari, revolusi mental ini sih partikel-partikel penting tapi lebih pada teknis strategi," katanya.Di luar itu, keberadaan Khofifah Indar Parawansa sebagai tokoh Nahdliyin membuatnya berhasil merebut perolehan suara di Jawa Timur. Tentu itu tak lepas dari upaya Jokowi yang dengan cepat melakukan pendekatan-pendekatan ke berbagai pesantren usai Pileg 9 April lalu."Jokowi dengan cepat setelah 9 April datang ke pesantren-pesantren NU, ini tentu bermakna simbolik dan strategis, karena NU tokoh kunci basis massa," tandasnya.
Strategi bertahan
Strategi bertahan yang dilakukan Tim Pemenangan Jokowi-JK ternyata berhasil menempatkan pasangan tersebut menjadi pemenang dalam Pilpres 2014. Melalui timsesnya, mereka berupaya agar suara basis PDIP di Jawa Tengah tidak direbut oleh pasangan Prabowo Subianto-Jusuf Kalla."Saya melihat kemampuan Jokowi-JK untuk memperkuat basis yang sudah mereka kuasai sebelumnya, ini defend strategy yang mumpuni, mampu pertahankan Jawa Tengah meski Prabowo melakukan penetrasi lewat sejumlah orang," jelas Gun Gun.Menurut Gun Gun, defend strategy yang dilakukan Jokowi-JK terhadap Jawa Tengah berpengaruh besar terhadap kemenangannya. Apalagi, secara umum, sejumlah pihak menjadikan Pulau Jawa merupakan lokasi pertarungan selama pelaksanaan pemilu."Bayangkan jika Jawa Tengah rontok, DKI rontok, ini akan berpengaruh pada konfigurasi kekuatan politik," sahutnya.
Pengelolaan isu di media
Gun Gun menilai pasangan Jokowi-JK berhasil merawat isu-isu yang beredar melalui media massa. Langkah itu sangat penting di tengah berlangsungnya perang opini antar calon presiden.Hanya saja, Jokowi lebih diuntungkan dengan keberadaan media yang telah lama menempatkannya sebagai media darling. Meski sebenarnya, media sendiri terbelah dengan adanya dukungan-dukungan kepada salah satu calon presiden peserta pilpres."Jokowi sendiri di luar grup-grup partisan masih bisa memutar berita positif. Saya kira manajemen isu terkait beragam pernyataan," papar Gun Gun.Di samping kemampuannya mengelola isu, Jokowi juga jarang mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang bersifat kontroversial dan agresif. Hal itu berbanding terbalik dengan Prabowo Subianto yang kerap memberi pernyataan keras dan menyerang lawannya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenangan Prabowo-Gibran diyakini karena efek Jokowi
Baca SelengkapnyaDua variabel tersebut menjadi sistematis yang terkuat berdasarkan data dari para peneliti dan surveyor lembaga survei.
Baca SelengkapnyaSebaliknya, penurunan dialami pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Padahal, Ganjar pernah menjabat Gubernur Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPecinta Jokowi di NTT melihat bahwa penerus program kerja Jokowi itu ada pada pasangan Prabowo - Gibran.
Baca Selengkapnya"Kalau tingkat kepuasan Jokowi naik maka kabar baik bagi Prabowo, kurang baik bagi Anies," kata kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta
Baca SelengkapnyaPoltracking mencatat elektabilitas Prabowo-Gibran mengalahkan Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin dengan selisih suara yang besar.
Baca Selengkapnya39,5 persen responden yang meyakini Ganjar Pranowo mampu melanjutkan kinerja Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaSurvei LSI Denny JA yang mengusung tema "Di Ambang Pilpres Satu Putaran Saja" ini dilakukan pada periode 16-26 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaResponden yang puas terhadap kinerja Presiden Jokowi mengalami peralihan dukungan ke Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaResponden pun ditanya siapa pasangan calon presiden yang dinilai paling mampu meneruskan program Jokowi.
Baca SelengkapnyaMenurut Yusak, situasi Prabowo dalam menatap 2024 jauh berbeda dengan sebelumnya. Pada Pilpres 2019, Prabowo menghadapi banyak rintangan.
Baca Selengkapnya21,2 persen responden memilih Ganjar-Mahfud dan 10,6 persen memilih Anies-Muhaimin.
Baca Selengkapnya