5 Faktor PDIP yakin Jokowi 'sikat' Prabowo di Pilpres 2014
Merdeka.com - Timses Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK) semakin yakin akan meraih kemenangan di Pilpres 9 Juli nanti. Apalagi, di sejumlah hasil survei, pasangan Jokowi - JK selalu mendominasi mengalahkan pesaingnya Prabowo Subianto - Hatta Rajasa.
Jubir Jokowi-JK, Hasto Kristiyanto punya analisis sendiri terkait penyebab melempemnya Prabowo . Pertama, pencalonan Prabowo-Hatta tidak sepenuhnya didukung parpol koalisi, bahkan elite Gerindra ada yang membelot mendukung Jokowi - JK.
"Pertama, dukungan ketua DPP Gerindra Muhammad Harris ke Jokowi. Secara personal Harris dekat dengan Prabowo , namun untuk presiden, Jokowi-lah figur terbaik kata Harris. Dukungan Harris ini menjadi momentum rontoknya pertahanan Prabowo ," kata Hasto dalam keterangan tertulis yang diterima merdeka.com, Jumat (13/6).
-
Apa yang dikatakan Hasto soal Jokowi? Lebih lanjut Hasto menyatakan, Jokowi ingin mempertahankan kekuatan politik dengan menguasai parpol. Tidak hanya PDIP namun juga Partai Golkar pimpinan Airlangga Hartarto, salah satu pembantunya di Kabinet Indonesia Maju.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi? 'Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan,' kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029. 'Baik tugas-tugas saat ini, beliau sebagai Menhan maupun tugas-tugas kepresidenan Pak Prabowo nanti,' jelas dia.
-
Apa klaim Prabowo tentang dirinya dan Jokowi? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan. Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Bagaimana Prabowo membantu Jokowi? Jokowi mengajak Prabowo masuk dalam jajaran menterinya, dengan menjabat Menteri Pertahanan.
-
Apa isu yang diangkat Prabowo untuk menyerang Jokowi? Prabowo 'menyerang' Jokowi dengan isu penegakan hukum di era Jokowi pertama belum adil.
Selanjutnya, blunder politik justru dilakukan oleh adik Prabowo , Hashim Djojohadikusumo yang bilang Jokowi utang Rp 52 miliar. Ternyata hal itu dibantah oleh kadernya sendiri Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang menurut Hasto, membuat para investor ragu mendukung Prabowo dengan peran yang terlalu dominan oleh Hashim.
"Ketiga, performa Prabowo yang memburuk pada saat debat. Secara psikologis Prabowo telah kalah dengan Jokowi dan akan sulit untuk mengangkat kembali persepsi sosok tegas menjadi sirna seketika," tutur dia.
Faktor keempat, lanjut Hasto, serangan kampanye hitam yang dilakukan oleh Edgar Jonathan, kader ormas sayap Gerindra, kepada Jokowi yang membuat mantan wali Kota Solo itu semakin di atas angin. Dia juga merasa yakin, tabloid Obor Rakyat yang menyudutkan Jokowi juga perbuatan orang yang sama.
"Bukti ini semakin kuat terhadap tuduhan bahwa tabloid Obor Rakyat yang menghebohkan dan memfitnah Jokowi secara keji diduga didalangi oleh mereka yang tidak ingin adanya pemimpin merakyat seperti Jokowi. Dari sinilah rakyat bersimpati bahwa Jokowi menjadi korban serangan hitam," kata dia.
Terakhir, lanjut Wasekjen PDIP ini, koalisi yang dibangun Jokowi - JK didukung penuh oleh rakyat. Sementara koalisi Prabowo-Hatta, hanya didukung oleh kalangan elite saja.
"Kelima, koalisi elite versus koalisi rakyat. Jokowi - JK didukung oleh ribuan relawan, sebaliknya Prabowo harus menggunakan cara-cara bagi kursi menteri, menteri utama, dan posisi yang lebih tinggi dari menteri, hanya untuk mendapatkan dukungan. Dukungan seperti ini mudah ditinggalkan pendukungnya ketika jagonya tidak moncer lagi," pungkas dia. (mdk/ren)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto, menilai pemilihan umum (Pemilu) 2024 bukan sekedar Jokowi effect.
Baca SelengkapnyaKejutan hasil survei Litbang Kompas membuat Pilpres 2024 semakin seru, sehari jelang debat perdana pada 12 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaPasangan Ganjar-Mahfud kini berada juru kunci dengan elektabilitas 15,3 persen.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto, capres Prabowo Subianto berbeda dengan Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaIndikator Politik mencatat adanya Jokowi effect dalam melesatnya elektabilitas Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaKoalisi itu tak terbentuk karena PDIP keburu mendeklarasikan Ganjar.
Baca SelengkapnyaDua variabel tersebut menjadi sistematis yang terkuat berdasarkan data dari para peneliti dan surveyor lembaga survei.
Baca SelengkapnyaMenurut Yusak, situasi Prabowo dalam menatap 2024 jauh berbeda dengan sebelumnya. Pada Pilpres 2019, Prabowo menghadapi banyak rintangan.
Baca SelengkapnyaUjang Komarudin memprediksi semua relawan Pro Jokowi akan dukung Prabowo.
Baca SelengkapnyaPernyataan Jokowi boleh mendukung capres menimbulkan sentimen negatif
Baca SelengkapnyaTidak ada figur lain selain kader PDIP yang bisa mengklaim blusukan.
Baca Selengkapnya