5 Isyarat Ical sulit dapat teman koalisi
Merdeka.com - Partai Golkar diprediksi akan kesulitan mencari partai koalisi. Sebab, elektabilitas Aburizal Bakrie alias Ical sebagai capres masih kalah dengan dua kandidat capres lai yakni, Jokowi (PDIP) dan Prabowo Subianto (Gerindra). Namun demikian dengan bermodal 14 persen perolehan suara sementara, Ical tetap optimis maju bertarung di Pilpres 9 juli 2014 mendatang.
Untuk maju menjadi calon presiden, Ical butuh membentuk koalisi dengan partai lain agar bisa menembus angka 25 persen suara sebagai ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold). Namun demikian, hingga kini dukungan dari partai politik untuk mengusung mantan Menko Perekonomian ini masih abu-abu. Belum ada satu pun partai politik yang menandatangani kontrak koalisi dengan partai berlambang pohon beringin tersebut.
Wasekjen Partai Golkar Nurul Arifin mengatakan, koalisi akan dilakukan setelah ada hasil rekapitulasi resmi pemilu legislatif oleh KPU. Namun, sejak kini sudah dilakukan komunikasi politik.
-
Siapa yang diusung Golkar sebagai Cawapres Prabowo? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
-
Siapa saja caleg petahana yang gagal di Pemilu? Sederet petahana calon legislatif (caleg) yang sempat menimbulkan kontroversi di DPR terancam tak lolos parlemen pada Pemilu 2024. Hal itu diprediksi dari rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024 tingkat nasional yang telah disahkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
-
Siapa yang Golkar usung jadi cawapres Prabowo? Ia mengatakan, Golkar akan menyodorkan kader terbaiknya Airlangga Hartarto untuk mendampingi Prabowo.
-
Siapa yang daftar capres cawapres? 'Pada hari Sabtu sore, kami telah mendapatkan surat, menerima surat pemberitahuan rencana pendaftaran partai koalisi, atau gabungan partai politik dari Partai NasDem, Partai PKB, dan Partai PKS,' kata Ketua Divisi Teknis KPU RI Idham Holik dalam konferensi pers di KPU RI, Jakarta Pusat, Senin (16/10).
-
Kenapa Golkar unggul dibanding Gerindra dan PDIP? 'Itu sebabnya Golkar menjadi satu-satunya partai di parlemen yang jumlah kursinya lebih banyak dibanding rival yang miliki suara lebih besar. Pada 2019 lalu kalahkan Gerindra dan sekarang potensial kalahkan PDIP,' tutur Dedi.
-
Mengapa Prabowo-Gibran unggul? Peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan menjelaskan, meroketnya elektabilitas Prabowo-Gibran lantaran pergerakan akar rumput pasangan nomor urut 2 itu sangat masif.
"Setelah rekap baru tentukan koalisi. Kita terus lakukan komunikasi politik. Umumnya partai lain kan belum tentukan sikap. Ini bukan karena kami angkuh. Karena belum saatnya deal dan final. Apalagi pendaftaran 18-20 (Mei). Siapa tahu tanggal itu kami tentukan cawapres," pungkasnya.
Berikut 5 isyarat Ical sulit dapat teman koalisi:
Ical sebut koalisi kayak cari bini, harus PDKT dulu
Ical mengaku tidak ingin terburu-buru dalam menentukan cawapresnya. Dia ingin lebih mengenal satu sama lain terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan mengenai cawapres yang dipilihnya."Semua pengen berkoalisi, keputusan resmi belum ada. Cari 'istri' jangan buru-buru, pacaran dulu, pedekate dulu. Terkait 'istri' cocok ide kita lihat dulu. Dalam politik segala macam ada, yang diberikan wewenang dari rapimnas. Belum berpikir status cawapres," tandasnya.Ical menegaskan tidak akan membeda-bedakan dalam menentukan cawapresnya entah berasal dari Jawa atau berlatar belakang TNI. "Di luar Jawa tidak masalah. Dulu kan kita mempunyai beragam suka satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa. Kita mau menghilangkan itu dengan keluhuran budi yang ada, jadi tidak ada perbedaan," tandasnya.
Sesepuh Golkar yakin Ical pasti gagal
Pendiri sayap Partai Golkar Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Soksi), Suhardiman, yakin jika Ical tetap ngotot untuk nyapres maka tidak akan sukses. Menurut dia, pencapresan Ical hanya akan menambah deretan panjang sejarah kegagalan Partai Golkar dalam kontestasi Pemilu Presiden (Pilpres)."Pencapresan Ical tak mungkin berhasil. Pada dasarnya sejarah Golkar akan terulang kembali bila ngusung tokoh di luar non-Jawa pasti tidak akan berhasil. Karena mayoritas masyarakat Indonesia itu Jawa. Dia kan bukan orang Jawa," jelas Suhardiman dalam keterangan tertulis, Selasa (29/4).Dia menyarankan agar Ical menjadi 'king maker' saja dibandingkan ngotot maju sebagai Capres. Hal itu justru lebih menguntungkan bagi partai berlambang pohon beringin itu. "Kalau boleh menyarankan Ical jangan jadi King, tapi lebih baik menjadi 'King Maker'," ujarnya.Bahkan, dia berani bertaruh bila tetap ngotot maju, Ical akan tumbang dalam pilpres nanti. "Saya yakin dan berani bertaruh berapapun, jutaan atau miliaran, Ical pasti gagal," tegas dia lagi.
Golkar ngotot usung Ical, PDIP mengaku sulit koalisi
PDI Perjuangan mengisyaratkan koalisi dengan Partai Golkar sulit terwujud. Salah satu penyebabnya, Golkar tetap bersikeras mengusung Aburizal Bakrie alias Ical sebagai calon presiden."Dia kan punya capres, ya nggak apa-apa toh," kata Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo di rumah Mega, Jl Teuku Umar, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4).PDIP mengaku tak terlalu mementingkan kuantitas dalam koalisi. Mereka lebih senang mengusung koalisi kecil tapi efektif."Kan kesepakatan kita, lebih baik kita kerjasamanya kecil. Kita pengalaman 10 tahun ini mencermati perkembangan dinamika setgab yang besar tapi tidak efektif setiap pengambilan keputusan pemerintahan atau DPR," kata Tjahjo.
Golkar sulit koalisi dengan Demokrat
Politisi Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari menyatakan wacana koalisi yang dilakukan partainya dengan Partai Demokrat sulit dilakukan. Hal itu dikarenakan, hingga kini Partai Demokrat masih sibuk dengan Konvensi Capres, sehingga belum dapat menentukan siapa Capres dan Cawapres yang akan diusungnya pada 9 Juli 2014 mendatang."Koalisi dengan Partai Demokrat agak sulit berkomunikasi. Kita buntu saat mereka hendak bicara dari nol, artinya belum menentukan capres atau cawapres. Sedangkan kita mau memulai pembicaraan dari capres. Titik temu itulah yang hingga saat ini belum ada. Sulit ditemukan di antara Partai Golkar dan Partai Demokrat," ujar Hajriyanto di Jakarta belum lama ini.Lebih jauh Hajriyanto mengatakan, ada kabar yang menyebutkan jika Demokrat akan membuat poros baru dalam pemilu presiden 9 Juli mendatang. Dari situ terlihat, kata dia, hasil konvensi Partai Demokrat terlihat dibentuk bukan untuk menjadi cawapres melainkan capres."Apalagi mereka kabarnya terakhir yang saya dengar kan mau membuat poros baru, itu yang membuat belum mungkin (koalisi). Kebuntuan-kebuntuan itulah yang sedang ingin kita temukan jalan keluarnya," tandasnya.
Agung tegaskan tak mudah cari partai mau berkoalisi dengan Ical
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono menegaskan Aburizal Bakrie (Ical) tetap maju sebagai calon presiden. Penegasan itu disampaikannya pasca kedatangan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto ke kediaman Ical di kawasan Menteng, Jakarta Pusat."Tidak (ada pembicaraan cawapres). Karena setelah keluar dari situ, masing-masing tetap pada posisinya. Pak Prabowo tetap capres, Pak Ical tetap capres," ujar Agung saat menghadiri Musrenbangnas 2014 di Kompleks Bidakara, Jakarta, Rabu (30/4).Agung mengatakan, pertemuan itu juga sebagai salah satu cara untuk membangun rivalitas yang sehat, apalagi keduanya merupakan calon presiden dari partai yang berbeda.
"Ini juga sebuah cara juga untuk membangun rivalitas yang sehat, karena sudah berkomunikasi, rivalitasnya itu bisa positif," kata pria yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat ini.Meski demikian, Agung mengakui tidak menutup kemungkinan Ical akan mundur dari pencapresannya setelah tanggal 3 Mei mendatang jika tidak mendapat partner dalam bursa pilpres mendatang. "Mungkin jadi mundur, beri peluanglah bagi Pak Ical mencari mitranya, dan koalisi, karena itu tidak mudah," ujarnya.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PKB menyebut, jika cawapres menjadi faktor penentu pendongkrak elektabilitas capres.
Baca SelengkapnyaAnies-Cak Imin berada diurutan terbawah dalam survei di Jawa Timur, tertinggal jauh.
Baca SelengkapnyaSedangkan kalau dilihat dari basis pemilih 2019, pendukung Prabowo-Sandi tidak sepenuhnya mendukung Prabowo di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman melihat peluang kecil Ganjar Pranowo dan PDI Perjuangan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju.
Baca SelengkapnyaAnies berada di posisi bawah jika dibandingkan dengan Prabowo dan Ganjar.
Baca SelengkapnyaNama-nama Caleg Terancam Gagal Dapat Kursi DPR Meski Dapat Ratusan Ribu
Baca SelengkapnyaKoalisi gemuk ini diyakini akan mempersulit konfigurasi cawapres untuk dipasangkan dengan Prabowo.
Baca SelengkapnyaHasil survei tersebut diambil sebelum debat capres ketiga berlangsung.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Ganjar Pranowo turun 10 persen dalam dua bulan terakhir menurut survei Indikator Politik Indonesia.
Baca SelengkapnyaHasil survei terbaru dinilai sulit berubah, termasuk dampak dari swing voter
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya