5 Rambu Jokowi soal koalisi
Merdeka.com - Pemilu 2014 tinggal menghitung hari. Nama capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) masih menjadi unggulan di beberapa survei.
PDIP butuh 20 persen suara di Pemilu Legislatif jika ingin sukses mencalonkan Jokowi sebagai presiden. Jika tidak memenuhi target, PDIP harus berkoalisi.
Namun tak mudah untuk berkoalisi dengan PDIP yang mengusung Jokowi sebagai capres. Sebab, Jokowi memberlakukan beberapa rambu yang harus diikuti oleh partai lain ketika berkoalisi.
-
Bagaimana PDIP memenangkan pemilu? Kemenangan ini menunjukkan bahwa citra dan program kerja yang ditawarkan oleh PDIP dapat diterima oleh masyarakat luas.Hal ini juga menegaskan bahwa visi dan misi partai ini sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat Indonesia.
-
Apa harapan Jokowi untuk Pemilu 2024? 'Ya ini adalah pesta demokrasi kita berharap ini betul-betul jadi pesta rakyat, dan juga berlangsung dengan jurdil, luber dan diiktui oleh seluruh rakyat Indonesia dengan kegembiraaan karena ini adalah pesta rakyat. Pesta demokrasi,' jelasnya.
-
Siapa yang ingin diusung oleh PDIP? 'Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya,' Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
Berikut lima rambu Jokowi koalisi:
Jokowi tutup pintu koalisi
PDI Perjuangan mempertimbangkan untuk melakukan koalisi dengan partai lain. Terutama dengan partai-partai yang mengharapkan untuk mendapatkan jatah kursi menjadi menteri. Sebab, bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) menegaskan tidak akan membagi-bagikan jatah kursi menteri kepada partai lain jika terpilih nanti.Jokowi mengungkapkan, ingin membentuk pemerintahan yang dilandasi ideologi yang kuat. Karenanya, dalam hal berkoalisi, Jokowi akan sangat selektif dalam memilih rekan. Dan tidak akan menerima tawaran koalisi yang memaksakan untuk mendapatkan jatah menteri."Tidak ada yang namanya nego-negoan dan lobi-lobi, dalam artian pakai duit. Tidak ada yang namanya bagi-bagi kursi menteri," tegas Jokowi saat menjumpai pendukung di di Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (30/3).Jokowi menegaskan, bukan berarti partainya tidak membuka pintu koalisi. Karena tetap bisa sebuah koalisi pemerintahan yang terdiri dari seluruh partai peserta pemilu pun tidak jadi masalah.Namun, Jokowi mengingatkan, semua yang ingin bergabung harus menerima syarat-syarat yang diajukannya. "Negara sebesar ini harus dibangun bersama-sama, tapi tidak dengan cara-cara yang saya sampaikan tadi (transaksional)," tutupnya.
Tidak ada tawar menawar
Jokowi mengatakan, dengan berat badan 54 kilogram dan postus kurus, ia masih mampu berkeliling ke beberapa daerah. Karena sebelum ke Malang, ia telah melakukan perjalanan ke Sukabumi, Banten dan Banjarmasin."Meskipun presidennya nanti kurus tapi kuat. Saya masih sehat. Doa restu ibu bapak saya masih sehat," ujarnya.Ia menambahkan, dengan kerja keras bersama para simpatisan dan kader PDI Perjuangan, partainya akan memiliki pondasi yang kuat di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia."Kalau punya parlemen dan presiden kuat, berjalannya itu enak. Kita ingin kuat karena kita tidak pengen transaksi. Dikit-dikit negosiasi. Kita tidak ingin koalisi saling sandera dan tawar menawar," tegasnya.Dalam kampanye terbuka itu hadir pula Sekjen PDI P Tjahjo Kumolo, Dai Bahtiar, dan Ketua DPD Jawa Timur Edi Rumpoko.
Harapkan partai Islam
Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) membenarkan pertemuannya dengan Mustofa Bisri (Gus Mus) dan Yenny Wahid adalah pertemuan politik. Dan ini merupakan upaya untuk meloloskan ia menjadi presiden dalam Pemilihan Presiden 2014."Iya emang udah ketemu-temu, beberapa sama partai islam, iya sebagai upaya," jelasnya usai kampanye di Lapangan Sumampir, Cilegon, Banten, Jumat (28/3).Jokowi mengharapkan, dengan pertemuan ini koalisi antara PDI Perjuangan dengan partai islam, seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Bahkan, ia pernah melakukan pertemuan dengan organisasi islam, Muhammadiyah.Pertemuan serupa sudah dilakukan Jokowi beberapa kali. Namun ia enggan untuk menunjukkan kunjungannya itu secara terbuka. Sebab belum waktunya untuk menjadi konsumsi masyarakat."Emang udah ketemu tapi-kan gak bisa kita expose. Akan lebih intensif setelah pileg," terangnya.
Koalisi dengan rakyat
Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, lebih memilih berkoalisi dengan rakyat ketimbang tokoh nasional. Oleh karena itu ia memilih mendeklarasikan pencapresannya dilakukan sederhana di rumah Si Pitung, Marunda, Jakarta Timur, Jumat (14/3)."Di deklarasi saya tidak ada tokoh besar, hanya di rumah Si Pitung dengan bendera merah putih. Itu artinya karena koalisi kita dengan rakyat bukan dengan siapa-siapa, karena yang pilih adalah rakyat," ujarnya di hadapan Paguyuban Timbul Sehati di Rumah Makan Lembur Puring, Kampung Legos, Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (27/3) malam.Keinginan Jokowi berkoalisi dengan rakyat mengingatkan kita pada Koalisi Kerakyatan pada pemilu 2004. Dimana Koalisi Kerakyatan menjadi ujung tombak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tujuannya? melawan Koalisi Kebangsaan yang dipimpin Megawati Soekarnoputri.
PDI Perjuangan terbuka untuk semua partai
Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, tidak menutup kemungkinan untuk berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Karena PDI Perjuangan tidak menutup pintu koalisi dengan siapapun."Ya semuanya bisa saja, PDI Perjuangan terbuka suntuk semua partai," jelasnya di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (26/3).Mengenai siapa saja yang sudah melirik partainya, Jokowi mengungkapkan, belum mengetahuinya. Sebab saat ini ia tengah berkonsentrasi untuk memenangkan partainya dalam pemilihan legislatif sebagai juru kampanye."Tapi semuanya kami lagi konsentrasi untuk pileg. PKB bagus," tutupnya.Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bertemu Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar tanpa sengaja. Pertemuan terjadi di ruang VIP Sasana Manggala, Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Selasa (25/3).
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peta koalisi jelang Pilpres 2024 semakin jelas. Prabowo menjadi bakal capres yang mendapat sokongan terbanyak dari parpol parlemen.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mengusulkan, Presiden Jokowi memimpin Parpol koalisi pengusung Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaDi DPP PAN, bersama Jokowi partai-partai pemerintah minus PDIP dan NasDem bicara wacana pembentukan koalisi besar.
Baca SelengkapnyaUntuk angka satu tersebut yang dimaksudnya yakni Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaAwiek menagaskan, keputusan yang diambil baleg diperuntukkan seluruh rakyat Indonesia.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan mengumumkan Kembali maju di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaJokowi tidak termasuk dalam daftar orang-orang yang dilarang terlibat kampanye.
Baca SelengkapnyaPlus satu yang dimaksud bukan partai, melainkan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaPemilu 2019 dimenangkan oleh Jokowi-Maaruf dan Partai PDIP.
Baca SelengkapnyaPDIP menegaskan tidak punya niatan untuk membubarkan koalisi lain.
Baca SelengkapnyaSebelumnya Jokowi blak-blakan menyebut presiden dan menteri boleh berkampanye, berpihak dalam Pemilu
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto menegaskan dirinya sepenuh hati bersatu dengan Presiden Jokowi.
Baca Selengkapnya