Abraham Samad kuda hitam cawapres Jokowi
Merdeka.com - Ada puluhan nama sempat beredar di internal PDIP sebagai cawapres pendamping Jokowi. Setelah disaring, puluhan nama itu mengerucut menjadi beberapa nama. Di antaranya; Mahfud MD, Jusuf Kalla, Ryamizard Ryacudu, Dahlan Iskan, Pramono Edhie, Abraham Samad, Gita Wirjawan dan Moeldoko.
Setelah melalui seleksi, mengerucut tiga nama. Ketiga nama itu masih disimpan rapat-rapat oleh Jokowi dan PDIP. Kemarin, Jokowi menegaskan tak ingin buru-buru mengumumkan cawapresnya.
"Ya semuanya kan masih, semuanya dihitung dikalkulasiin. Ini kan bukan masalah Jokowi, atau PDIP, atau NasDem. Ini adalah masalah bangsa dan negara," ujarnya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (21/4).
-
Siapa anggota Paspampres yang terlibat? Dimana dari ketiga tersangka yang ditetapkan hanya ada Praka RM yang merupakan anggota Paspampres.
-
Siapa yang daftar capres cawapres? 'Pada hari Sabtu sore, kami telah mendapatkan surat, menerima surat pemberitahuan rencana pendaftaran partai koalisi, atau gabungan partai politik dari Partai NasDem, Partai PKB, dan Partai PKS,' kata Ketua Divisi Teknis KPU RI Idham Holik dalam konferensi pers di KPU RI, Jakarta Pusat, Senin (16/10).
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Jokowi tampak didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Siapa saja yang terlibat dalam Pilkada? Selain itu, Pilkada juga merupakan ujian bagi penyelenggara pemilu, partai politik, dan para calon kepala daerah dalam menjalankan proses demokrasi yang jujur dan adil.
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
Jokowi punya alasan mengapa tak ingin buru-buru menentukan pendampingnya pada pilpres nanti. "Yang semuanya harus dihitung, ga bisa cepat-cepat, harus bener penentuannya. Semuanya dihitung dari segala sudut, semuanya dihitung," ungkapnya.
Politikus senior PDIP Pramono Anung memberikan sinyal, pendamping Jokowi nanti namanya tak asing lagi. Nama cawapresnya sudah beredar di publik. "Tiga nama adalah nama-nama yang sudah beredar mudah-mudahan publik akan merespons positif," ujarnya.
Beberapa waktu lalu, Wakil Sekjen PDIP Hasto Kristianto mengungkapkan partainya tengah membidik Ketua KPK Abraham Samad untuk dijadikan cawapres mendampingi Jokowi. "Ada nama Abraham Samad," tegasnya.
Sedangkan Abraham Samad sendiri berkali-kali tak mau terbuka ketika disinggung soal cawapres. Terutama sebagai pendamping Jokowi.
"Biar Tuhan saja yang menentukan. Sekarang saya puasa bicara politik dulu. Nanti ada waktunya saya bicara," kata Abraham di Djakarta Theater, Senin (21/4) malam.
Nama Abraham mulai mengemuka saat PDIP menggelar Rakernas di Ancol pada September tahun lalu. Peserta Rakernas terus meneriaki duet Jokowi-Abraham saat ketua KPK itu datang memberikan arahan tentang pemberantasan korupsi.
Ada risiko pilih Abraham
Jika Jokowi memilih Abraham bukan tanpa risiko. Menurut Direktur Eksekutif LIMA, Ray Rangkuti, keputusan itu pasti akan menjadi senjata bagi lawan politik Jokowi.
"Orang akan melihat selama ini yang dilakukan Abraham memberantas korupsi sebagai tindakan politik dengan menyerang kelompok tertentu," kata Ray kepada merdeka.com, Selasa (22/4).
Satu sisi, memilih Abraham kemungkinan juga bisa meningkatkan elektabilitas Jokowi. Namun di sisi lain bisa menjadi senjata makan tuan.
"Orang akan mengira KPK dijadikan alat politik untuk kepentingan parpol tertentu," ujarnya.
Ia mengusulkan, jika Abraham dipinang oleh Jokowi maka sebaiknya mundur jauh-jauh hari. Dengan begitu, publik tidak menaruh curiga dengan sepak terjang Abraham Samad di KPK.
"Selama ini orang hanya percaya lembaga yang memberantas korupsi hanya KPK. Jangan sampai KPK dicederai dengan wacana Abraham Samad dijadikan sebagai cawapres," tegasnya. (mdk/has)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua DPD PDIP Jatim, Said Abdullah, mengatakan partainya terbuka bila dalam bekerja sama dengan partai lainnya
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan Bacawapres Ganjar Pranowo semakin mengerucut.
Baca SelengkapnyaPPP bisa meninggalkan koalisi bila kelak Sandi tidak dipilih menjadi bakal cawapres Ganjar.
Baca SelengkapnyaTidak tertutup kemungkinan proses penunjukan pendamping Ganjar Pranowo akan sama seperti penunjukan pendamping Jokowi pada Pilpres 2019.
Baca SelengkapnyaPDIP sudah memunculkan tiga nama untuk dijadikan sebagai kandidat calon Gubernur Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaMenurut Said, saat ini belum paslon cagub-cawagub di Pilkada Jakarta yang sudah fiks, termasuk juga Ridwan Kamil.
Baca SelengkapnyaCak Imin dan AHY masuk dalam daftar lima bakal cawapres Ganjar Pranowo.
Baca SelengkapnyaBeredar gambar bocoran daftar nama-nama menteri Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP, MH Said Abdullah, mengatakan pihaknya tidak mempermasalahkan bila Jokowi turun gunung berkampanye.
Baca SelengkapnyaPKB menyebut, jika cawapres menjadi faktor penentu pendongkrak elektabilitas capres.
Baca SelengkapnyaAlih-alih menanggapi proses tindaklanjut kerja sama dengan Anies, Hasto justru menegaskan PDIP sudah memiliki sejumlah nama yang sudah masuk dalam radarnya.
Baca SelengkapnyaPartai Golkar menyiapkan Ridwan Kamil sebagai calon gubernur bukan sebagai Cawapres Ganjar.
Baca Selengkapnya