Ada Sanjungan, Kritikan dan Kekompakan dalam Debat Capres Jokowi vs Prabowo
Merdeka.com - Capres Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto kembali berduel dalam debat capres 2019 yang berlangsung, Minggu (17/2) kemarin malam di Hotel Sultan, Jakarta. Debat kedua capres bertemakan tentang energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.
Dalam debat kali ini, Prabowo maupun Jokowi saling mengkritik, namun dalam beberapa kesempatan kedua juga terlihat saling memberikan pujian dan keduanya juga menunjukkan kekompakan dalam menjawab materi debat.
Berikut ini sanjungan, kritikan dan kekompakan dalam debat capres Jokowi vs Prabowo:
-
Apa klaim Prabowo tentang dirinya dan Jokowi? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan. Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi? 'Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan,' kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029. 'Baik tugas-tugas saat ini, beliau sebagai Menhan maupun tugas-tugas kepresidenan Pak Prabowo nanti,' jelas dia.
-
Kapan Prabowo dan Jokowi berbincang? Momen pembicaraan itu diceritakan kembali oleh Prabowo Subianto saat hadir di acara bertajuk Prabowo menyapa kampung halaman di Lapangan Schwarz Langowan, Minahasa Sulawesi Utara, pada Senin (5/2/2024).
-
Bagaimana Prabowo merespon pernyataan Joe Biden tentang kerja sama? Merespons hal itu, Prabowo mengatakan, dirinya akan berupaya meningkatkan persahabatan dan kerja sama antara Indonesia dan AS.
-
Apa yang sedang dilakukan Prabowo saat mendampingi Jokowi rapat? Ini setiap rapat ada rapat internal rapat-rapat terbatas, Pak Prabowo selalu mendampingi pak Presiden,' kata Budi, saat diwawancarai kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/3).
Kompak Masalah Tambang
Calon Presiden Nomor Urut 02, Prabowo Subianto, mengatakan diperlukan ketegasan suatu pemerintah dalam mengatasi permasalahan tambang. Di mana, salah satu masalahnya, di Indonesia saat ini ada 8 juta hektare lubang tambang belum ditutup kembali.
"Yang dibutuhkan pemerintah yang tegas dan berani menindak. Kita tahu perusahaan ini sudah tidak di Indonesia. Kita bisa kejar melalui pengadilan internasional, PBB, interpol. Saya prihatin dan saya akan fokus mencari cara mengatasi ini," ujarnya saat debat kedua capres di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2).
Calon Presiden Nomor Urut 01, Joko Widodo (Jokowi), mengungkapkan pemerintah sudah bekerja sama dengan komisi pemberantasan korupsi (KPK) sejak 2015 melalui gerakan penyelamatan sumber daya alam (SDA). "Banyak yang telah dikerjakan. Tetapi di samping penegakan hukum kita juga kerjakan banyak hal," ucapnya.
Jokowi menambahkan, ke depan, dirinya akan mengedepankan pengawasan untuk menyelesaikan permasalahan ini. "Memang ada satu dua tiga yang belum dikerjakan. Tapi dengan pengawasan satu per satu bisa diselesaikan. Seperti, Bukit Asam sebagian besar yang ditambang sudah dihutankan kembali," jelas Jokowi.
Prabowo melanjutkan pihaknya juga akan mewaspadai kehadiran perusahaan multinasional nakal. "Ini kita alami. Kita harus lebih galak lagi. Yang tidak mentaati ketentuan yang harus dia laksanakan." kata Jokowi.
Kritik Pembagian Sertifikat Tanah
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengkritisi kebijakan capres petahan Jokowi yang gemar membagikan sertifikat tanah kepada masyarakat. Menurut Prabowo, apa yang dilakukan Jokowi dan pemerintahnya saat ini hanya kebijakan jangka pendek.
"Yang dilakukan Bapak Jokowi dan pemerintahnya menarik, dan populer untuk satu-dua generasi. Tapi tanah tidak tambah, dan bangsa Indonesia terus tambah. Tiap tahun 3,5 juta (masyarakat bertambah),â ucap Prabowo.
Prabowo khawatir kebijakan membagi-bagikan sertifikat tanah menyebabkan generasi mendatang tidak lagi bisa mempunyai tanah. "Jadi bapak bangga bagi 20 juta, 30 juta (sertifikat tanah), pada saatnya, tidak ada lahan yang bisa kita bagi. Bagaimana nasib anak cucu kita?" ucap Prabowo.
Prabowo pun mengaku bila diberi kepercayaan menjadi presiden, dia akan mengacu pada UUD 1945 dalam menerapkan kebijakan agraria dan pertanahan. "Kami strateginya mengacu pada Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, pasal 33, bumi, air, kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara,â tegas Prabowo.
Jokowi Kritik Prabowo Tidak Optimis
Sementara Jokowi menilai Prabowo Subianto sosok yang tidak optimis saat mengkritisi industri 4.0. "Pak Prabowo ke depan ini kurang optimis. Kalau saya melihat, pembangunan sumber daya manusia ini, saya optimis," ucap Jokowi.
Dia mencontohkan, bagaimana itu sudah diterapkan dalam pertanian. Di mana ada aplikasi Tanihub, yang disebutnya sebagai tempat para petani untuk memasarkan produknya. "Coba kita lihat produk petani sudah masuk market place TaniHub. Ini petani sudah bisa memasarkan," jelas Jokowi.
Prabowo Puji Jokowi soal Lingkungan Hidup
Dalam sesi debat, Prabowo beberapa kali memuji keberhasilan Jokowi. Salah satu contohnya, Prabowo memuji keberhasilan Jokowi menangani masalah lingkungan hidup. Karena fungsi pemerintah berjalan cukup baik.
"Saya tentunya selalu menghargai kalau ada tindakan-tindakan yang benar-benar melaksanakan fungsi pemerintahan. Saya mengakui kalau demikian prestasi Bapak ya, kita dukung. Karena lingkungan hidup ini adalah masalah kita bersama," kata Prabowo.
Walau memuji, Prabowo juga mengatakan masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Terlebih terkait pencemaran lingkungan yang dilakukan perusahaan besar Tanah Air.
"Banyak perusahaan besar yang meninggalkan pencemaran-pencemaran lingkungan yang sangat besar," ujar Prabowo.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Antara saya dan Pak Jokowi tidak pernah saling menyakiti, Pak Jokowi adalah patriot," kata Prabowo.
Baca SelengkapnyaDebat perdana calon presiden berjalan panas, Selasa (12/12) kemarin. Antar calon saling mengkritik satu sama lain
Baca SelengkapnyaMenurut Prabowo, kontestasi atau persaingan yang terjadi antara dirinya dan Jokowi ketika itu masih berlandaskan rasa cinta Tanah Air dan persahabatan.
Baca SelengkapnyaPrabowo memberi hormat ke Jokowi di Rapimnas Partai Gerindra.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku jengkel dengan isu keretakan hubungannya dengan Jokowi.
Baca SelengkapnyaPrabowo pun meminta Presiden Jokowi untuk hadir dalam penutupan Rapimnas Gerindra.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo mengaku tak heran dengan pernyataan Prabowo mengklaim sudah menyatu dengan Jokowi.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto menilai debat dirinya dengan Jokowi pada dua pilpres sebelumnya berlangsung santun dan tidak menyerang personal.
Baca SelengkapnyaGanjar juga mengkritik Prabowo. Ganjar bicara dengan data bahwa kinerja sektor pertahanan turun.
Baca SelengkapnyaKendati berseberangan pada Pilpres 2014 dan 2019, Prabowo mengaku tak pernah menaruh rasa dendam kepada Jokowi.
Baca SelengkapnyaPrabowo merasa disudutkan karena tidak memiliki banyak waktu untuk membuka data sebenarnya
Baca SelengkapnyaMenurut Ganjar, keakraban tersebut penting untuk mencairkan suasana menjelang Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya