Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Agar Prajurit TNI dan Anggota Polri Tak Lagi Berbenturan di Lapangan

Agar Prajurit TNI dan Anggota Polri Tak Lagi Berbenturan di Lapangan Panglima TNI Yudi Margono Pimpin Upacara Puncak Hut TNI-AU ke-77. ©2023 Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Prajurit TNI dan Polri kembali terlibat konflik di lapangan. Terbaru, insiden di Jeneponto. Terjadi perselisihan antar kedua abdi negara tersebut.

Berawal dari anggota Yonif Raider Kodam 5/Brawijaya menjadi korban pengeroyokan yang diduga dilakukan anggota Polres Jeneponto, pada Rabu (26/4) dini hari.

Keesokan harinya, Kamis (27/4) sekira pukul 01.45 WITA, Mapolres Jeneponto diduga diserang menggunakan batu dan bom molotov oleh sekelompok Orang Tak Dikenal yang berjumlah sekitar 100 orang.

Pengamat militer Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia, Beni Sukadis mengatakan, dua kasus tersebut seharusnya tidak terjadi.

"Menurut saya ada situasi yang sulit dijelaskan mengapa hal ini bisa terjadi jika kedua pihak tidak melakukan evaluasi ke internal mereka (TNI dan Polri) tentang disiplin dan penghormatan hukum, dan lainnya," kata Beni Sukadis ketika dihubungi merdeka.com.

"Tentu saja serangan ke Polres tidak dapat dibenarkan. Tapi soal disiplin dan penghormatan atas hukum terkait pemukulan anggota TNI harus jadi perhatian. Kok, Polisi gampang saja mencurigai dan memukuli siapa saja (kebetulan anggota TNI) secara serampangan," lanjutnya.

Beni menuturkan, terdapat beberapa faktor penyebab peristiwa tersebut. Di antaranya kurang disiplin dan penghormatan hukum oleh kedua oknum anggota TNI dan Polisi.

Perilaku esprit decorps yang salah kaprah oleh oknum TNI, dan faktor komunikasi yang macet di antara kedua institusi ini. Beni juga memberikan beberapa langkah yang dapat diambil.

"Proses rekrutmen yang lebih ketat bagi kedua institusi, pimpinan kedua institusi harus memberikan contoh yang baik bagi Aparat di bawah. Pendidikan awal akademi digabung selama 1 semester, penegakkan disiplin di semua lini (atasan dn bawahan), evaluasi menyeluruh bagi sistem organisasi dan SDM kedua institusi. Membangun mekanisme komunikasi yang terbuka secara internal dan eksternal institusi," kata Beni.

Senada dengan Beni, Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai, setiap kasus benturan yang melibatkan anggota TNI dan Polri harus dihukum dan didisiplinkan.

Dia menjelaskan, TNI-Polri memang didesain sebagai alat kekerasan negara dalam rangka menegakkan kedaulatan, menjaga keutuhan wilayah, melindungi masyarakat, memelihara keamanan dan menegakkan hukum.

"Maka menghilangkan 'budaya' kekerasan di lingkungan TNI-Polri menurut saya adalah gagasan yang naif. Pertama, mereka memang ditempa untuk mampu melakukan kekerasan yang sepatutnya. Sehingga yang masih mungkin dilakukan adalah meminimalisir peluang tindakan impulsif dan kekerasan eksesif," ucap Khairul Fahmi.

Kedua, mental kompetitif dan potensi kekerasan antara dua kelompok kuat ini merupakan masih sangat mungkin dikelola dan dialihkan pada hal-hal yang lebih positif dan berorientasi pada prestasi.

"Ketiga, menghilangkan budaya kekerasan itu tidak relevan dengan fakta bahwa kekerasan fisik antarkelompok juga tetap sangat potensial terjadi di lingkungan yang dianggap jauh dari budaya kekerasan," lanjutnya.

Di sisi lain, kata Khairul, Polri masih memiliki masalahnya sendiri atas beberapa masalah yang memperburuk reputasi institusinya. Sedangkan, para anggota TNI di lapangan sebagai bagian dari masyarakat juga tidak terlepas dari persepsi yang menganggap polisi itu buruk.

"Nah ketika terjadi perselisihan yang mungkin sebenarnya sepele, persepsi itu memicu ketidakpuasan. Oleh karena itu penting untuk mengingatkan para anggota Polri agar berhati-hati, menjaga sikap dan perilakunya dalam pergaulan di tengah masyarakat," sambung Khairul.

Pengingat tersebut dikarenakan anggota Polri memiliki kekuatan fisik dan mempunyai kekuatan lain yang jelas tidak dimiliki anggota TNI di tengah masyarakat, yaitu kewenangan bertindak atas nama hukum.

Untuk solusi agar meminimalisir benturan antara TNI-Polri, Khairul memberikan saran seperti mengelola dan mengalihkan kegiatan pada hal-hal yang lebih positif dan berorientasi pada prestasi.

"Yang sederhana misalnya, kompetisi olahraga dimana para anggota TNI dan Polri tidak bersaing satu sama lain, tapi mereka dicampur dan dibagi dalam kelompok-kelompok yang akan berkompetisi," tutupnya.

Reporter Magang: Alya Fathinah

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Karopenmas: Polri dan TNI Selalu Bersinergi di Papua Barat
Karopenmas: Polri dan TNI Selalu Bersinergi di Papua Barat

"Komandan wilayah Polda Papua Barat dan TNI telah bertemu untuk komunikasi dan menyelesaikan persoalan tersebut dengan baik,"

Baca Selengkapnya
Bentrok TNI AL Vs Brimob di Sorong Papua, Anggota DPR: Ironis Sekali
Bentrok TNI AL Vs Brimob di Sorong Papua, Anggota DPR: Ironis Sekali

Lima prajurit TNI terluka akibat bentrok yang terjadi di ruang tunggu keberangkatan pelabuhan Kota Sorong

Baca Selengkapnya
Pelaku Bentrok Brimob-TNI AL di Pelabuhan Sorong Bakal Dijatuhi Sanksi Tegas
Pelaku Bentrok Brimob-TNI AL di Pelabuhan Sorong Bakal Dijatuhi Sanksi Tegas

Bentrokan antara anggota Brimob Polri dan prajurit TNI Angkatan Laut (AL) di Pelabuhan Sorong, Papua Barat, telah diredam.

Baca Selengkapnya
Dampak Bentrok TNI AL vs Brimob di Pelabuhan Sorong, Polsek dan 3 Pos Polisi Rusak
Dampak Bentrok TNI AL vs Brimob di Pelabuhan Sorong, Polsek dan 3 Pos Polisi Rusak

Bentrok antar TNI-Brimob menyebabkan sejumlah fasilitas rusak

Baca Selengkapnya
Pasca-Bentrokan TNI AL dengan Brimob, Kapolri dan Panglima Beri Contoh Rangkulan Sambil Senyum
Pasca-Bentrokan TNI AL dengan Brimob, Kapolri dan Panglima Beri Contoh Rangkulan Sambil Senyum

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan masalah bentrokan antara prajurit TNI AL dengan Brimob Polri di Pelabuhan Sorong sudah selesai.

Baca Selengkapnya
Usai Bentrokan di Pelabuhan Sorong, TNI dan Polri Minta Maaf kepada Masyarakat
Usai Bentrokan di Pelabuhan Sorong, TNI dan Polri Minta Maaf kepada Masyarakat

Akibat bentrokan tersebut, setidaknya lima orang dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka-luka.

Baca Selengkapnya
Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Dua Pimpinan TNI-Polri Langsung Bertindak
Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Dua Pimpinan TNI-Polri Langsung Bertindak

Bentrok bermula dari teguran prajurit TNI kepada anggota Brimob di lokasi

Baca Selengkapnya
15 Prajurit TNI Ditahan Buntut Pengeroyokan Relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali
15 Prajurit TNI Ditahan Buntut Pengeroyokan Relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali

Kasad melalui Pangdam IV/Diponegoro, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jenderal TNI Ungkap Kronologi Prajurit AL Dibogem Brimob, 2 Komandan Langsung Dipertemukan
VIDEO: Jenderal TNI Ungkap Kronologi Prajurit AL Dibogem Brimob, 2 Komandan Langsung Dipertemukan

Peristiwa bermula saat anggota TNI AL tersebut tengah belanja di pasar, dan anggota Brimob berpatroli dan melintasi pasar.

Baca Selengkapnya
Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong: 4 TNI dan 6 Polisi Luka-Luka
Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong: 4 TNI dan 6 Polisi Luka-Luka

Polri dan TNI menegaskan persoalan bentrok telah selesai

Baca Selengkapnya
Kapolda Papua Barat Minta Maaf Usai Brimob Bentrok dengan TNI AL di Pelabuhan Sorong
Kapolda Papua Barat Minta Maaf Usai Brimob Bentrok dengan TNI AL di Pelabuhan Sorong

Johnny berharap ke depan insiden seperti itu tidak terjadi lagi.

Baca Selengkapnya
Konflik TNI AL dan Brimob di Sorong Selesai, Kasal: Prajurit Jalasena Harus Berjiwa Ksatria
Konflik TNI AL dan Brimob di Sorong Selesai, Kasal: Prajurit Jalasena Harus Berjiwa Ksatria

Kapolda telah menyampaikan permohonan maafnya kepada TNI

Baca Selengkapnya