Agung Laksono minta kader Golkar tak 'ngebet' 2 kursi empuk Setnov
Merdeka.com - Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono menyarankan, semua pihak tidak memanfaatkan momentum penetapan tersangka Setya Novanto di kasus e-KTP untuk merebut jabatannya sebagai Ketua DPR atau Ketum Golkar. Agung menyarankan, kader di DPR dan partai untuk tenang dan menjunjung tinggi proses hukum, tak ngebet 2 kursi empuk yang kini di jabat Setnov.
"Saya minta jangan lah menggunakan momentum ini untuk memuaskan isi kehendak hatinya, syahwat politiknya, mau merebut posisi ketua DPR, merebut kursi Ketum Golkar," kata Agung di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/7).
Agung menegaskan, tidak ada perubahan jabatan Novanto baik di DPR atau Ketua Umum Partai Golkar. Dengan demikian, dia membantah munculnya wacana Musyawarah Luar Biasa (Munaslub) untuk mengganti Novanto sebagai pucuk pimpinan di Partai Golkar.
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
-
Siapa yang diminta tidak mengklaim sebagai kader Golkar? Partai Golkar meminta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tidak mengklaim sebagai kader partai yang dipimpin Ketua Umum Airlangga Hartarto.
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
-
Kenapa Partai Golkar tidak mau Munaslub? “Saya berpandangan, Munaslub hanyalah jalan akhir ketika terdapat musibah, kondisi darurat atau force major sehingga ada unsur di puncak partai yang tidak berjalan.
"Sehingga tidak perlu ada perubahan, tidak perlu ada usulan Plt, munaslub, karena kalau itu sudah saatnya terjadi ya laksanakan. Tergantung perkembangan hukum yang ada," tegasnya.
Lebih lanjut, mantan Ketua DPR ini berharap, seluruh kader mengedepankan azas praduga tak bersalah sampai ada keputusan pengadilan yang menyatakan status hukum Novanto berkekuatan hukum tetap (inkracht).
"Ini barus proses yang kita harus menganut azas praduga tak bersalah. Dengan menganut azas praduga tak bersalah menganut di kita. Ini belum sampai final, masih ada proses. Karena itu sekali lagi saya menganjurkan kepada teman-teman baik di DPP Golkar untuk mengambil sikap seperti itu tenang," tambahnya.
Kondisi serupa pernah terjadi kepada mantan Ketua DPR sekaligus Ketua DPR Akbar Tandjung saat diterpa isu Penyalahgunaan Dana Nonbujeter Bulog sebesar Rp 40 miliar. Saat itu, Akbar juga masih menjabat sebagai Ketum partai dan Ketua DPR meski statusnya menjadi tersangka.
"Ya pada saat Pak Akbar Tandjung juga seperti ini. Biarkan proses berjalan belum selesai. Saya juga tanya tadi ke Pak Novanto dan para wakil ketua DPR, tidak ada ketentuan harus mundur baru tersebut berarti ini kan tidak memahami betul proses hukum," tandas Agung.
Agung mengaku telah bertemu dengan Novanto dan jajaran pimpinan DPR lainnya. Pimpinan DPR diklaim memiliki sikap yang sama bahwa Novanto tidak harus mundur karena kasusnya belum inkrah. Sehingga, kata dia, tidak ada perubahan komposisi pimpinan DPR.
"Saya bertemu dengan pak Novanto, sebagai ketua dewan pakar, saya juga sebagai bekas ketua DPR tentu ingin mengetahui perkembangannya seperti apa. Saya juga ketemu para pimpinan DPR punya sikap yg sama, selama belum inkrah tidak ada perubahan," ucapnya.
"Jalan sebagaimana biasa, kembali ke tupoksi masing-masing, bidang masing-masing. Masih banyak tugas DPR yang perlu diselesaikan, legislatif, pengawasan, budget dan sebagainya. Jangan sampai terganggu lah," sambung Agung.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia menyebut, jika isu Munaslub sering terjadi di Partai Golkar menjelang penyelenggaraan Pemilu.
Baca Selengkapnya"Tidak ada Munaslub. Semua sudah final dan tegas, Munas digelar 2024," tegas Agung Laksono.
Baca SelengkapnyaAgung Laksono menyindir sejumlah pengurus Partai Golkar yang merangkap jabatan.
Baca SelengkapnyaKepemimpinan Airlangga diguncang melalui desakan Munaslub. Luhut didukung untuk maju di pemilihan Ketum.
Baca SelengkapnyaAirlangga menyatakan, Golkar masih solid sesuai keputusan rapat kerja nasional.
Baca SelengkapnyaPenentuan siapa yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan Partai Golkar akan ditentukan di Musyawarah Nasional (Munas) ke-11.
Baca SelengkapnyaAirlangga sebelumnya mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar per Sabtu (10/8) malam.
Baca SelengkapnyaSikap JK dinilai senior Golkar terkait munaslub tidak konsisten kepada Airlangga dan Setya Novanto.
Baca SelengkapnyaJokowi membantah ikut cawe-cawe soal isu Munaslub Golkar.
Baca SelengkapnyaAgung Laksono menjelaskan, bahwa untuk menjadi Dewan Pembina Golkar tak ada syarat harus menjadi pengurus kader.
Baca SelengkapnyaPolitikus yang akrab disapa Bamsoet ini menegaskan tidak ada wacana Munaslub untuk mengubah keputusan soal pencapresan.
Baca SelengkapnyaAirlangga Hartarto mengundurkan diri dari Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) sejak 10 Agustus 2024.
Baca Selengkapnya