Ahok cuek dengan hasil survei Pilgub DKI
Merdeka.com - Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama tidak terlalu memikirkan dengan hasil survei yang dirilis Media Survei Nasional (Median). Walaupun dalam penelitian terakhir menunjukkan dirinya pada posisi teratas dibandingkan dua pesaingnya.
Basuki atau akrab disapa Ahok mengatakan, ini bukan merupakan kali pertama survei dilakukan saat Pilkada DKI 2017 berlangsung. Bahkan ada beberapa survei yang merilis dirinya pada urutan kedua.
"Ada juga survei nomor dua. Kita kerja sajalah," katanya di Kampung Dalam, Kramat Jati, Senin (6/2).
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Kapan putaran kedua Pilkada DKI 2017? Putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 mempertemukan dua pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, serta Basuki Tjahaja Purnama bersama Djarot Saiful Hidayat.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politik? Ahok pun memutuskan untuk masuk ke politik. Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Apa hasil Quick Count Pilkada DKI 2017? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
-
Bagaimana Indikator Politik melakukan survei ini? Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka kepada 1.200 sampel responden yang dipilih menggunakan multistage random sampling.
Mengenai adanya potensi Pilkada DKI Jakarta berlangsung sebanyak dua kali, mantan Bupati Belitung Timur ini enggan menanggapinya. Dia menilai, lebih baik menjalani putaran pertama terlebih dahulu.
"Kesusahan sehari cukup sehari, besok kesusahan tersendiri," tutupnya.
Sebelumnya, Media Survei Nasional (Median) merilis hasil survei elektabilitas ketiga kandidat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Hasilnya pasangan Ahok dan Djarot memimpin dengan presentase sebesar 29,8 persen disusul Anies Baswedan dan Sandiaga Uno 27,8 persen, kemudian Agus Yudhoyono dan Sylviana 26,1 persen, serta 16,3 persen masih belum menentukan pilihan.
Direktur utama Median, Sudarto mengatakan, bahwa setiap paslon unggul di bidangnya masing-masing.
"Sementara ini, Ahok-Djarot unggul di Jakarta Barat dengan 33,2 persen suara, Jakarta Pusat dengan 33,7 persen dan Jakarta Utara dengan 36,1 persen," kata Sudarto, di Resto Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (6/2).
Sedangkan untuk wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur berhasil dikuasai oleh pasangan Anies-Sandiaga dengan presentase sebesar 32 persen dan 28 persen.
Selain itu, dari segi usia, anak muda sebagian besar mendukung Anies-Sandiaga. Dan usia 30 tahun ke atas, pasangan Ahok-Djarot lebih unggul.
"Pemilih Islam Anies-Sandiaga unggul 32,3 persen, disusul Agus-Sylvi 29,5 persen dan Ahok-Djarot 21,9 persen," terang Sudarto.
Sudarto menyebutkan, saat ini yang bisa menandingi pasangan Ahok-Djarot adalah pasangan Anies-Sandiaga.
Namun, Sudarto menilai, jika Pilgub DKI Jakarta sampai dua putaran maka pasangan Ahok-Djarot dipastikan kalah dan lawannya menang. Menurutnya, pendukung salah satu paslon yang gugur di putaran pertama akan beralih mendukung paslon yang menjadi lawan Ahok-Djarot di putaran kedua.
"Karena jumlah suara kedua paslon jika digabungkan akan jauh sekali perbedaannya dengan jumlah suara Ahok. Memang ada kemungkinan sebagian mendukung Ahok, namun konsistensi jumlah suaranya tidak akan unggul," jelas Sudarto.
"Semua lembaga survei sampai saat ini menunjukkan jika Ahok-Djarot masuk putaran kedua mereka dipastikan kalah," tandasnya.
Survei ini dilakukan pada 29 Januari sampai 2 Februari dengan populasi survei seluruh warga DKI Jakarta yang memiliki hak pilih. Target sampel 800 responden, dengan margin of error sebesar kurang lebih 3,4 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel dipilih secara random dengan teknik Multistage Random Sampling dan Proporsional atas populasi kotamadya dan gender. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok di mata Said Abdullah adalah sosok pemimpin yang bekerja dengan sangat baik selama memimpin Jakarta.
Baca SelengkapnyaDengan asumsi metode simple random sampling ukuran sampel 800 responden
Baca SelengkapnyaPilkada DKI tahun 2017 berlangsung sangat menarik dan penuh dinamika. Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama dan etnis.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator merilis hasil survei terkait Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan siap maju Pilkada
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator Politik Indonesia mencatat elektabilitas calon gubernur Jakarta.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan memperoleh suara tertinggi berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas
Baca SelengkapnyaLebih dari 50 persen anak muda di bawah usia 25 tahun memilih Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Baca SelengkapnyaElektabilitas tiga nama besar di Pilkada Jakarta saling berkejaran
Baca SelengkapnyaKedua bakal calob gubernur tersebut memiliki basis dukungan masing-masing.
Baca SelengkapnyaSurvei periodik Litbang Kompas dilakukan dengan wawancara tatap muka dan diselenggarakan pada 15-20 Juni 2024.
Baca SelengkapnyaAhok juga mengalami penambahan suara. Dari 32 persen menjadi 42 persen.
Baca Selengkapnya