Ahok dan DPRD sama-sama bicara kasar, mana politik santunnya?
Merdeka.com - Perseteruan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan DPRD DKI Jakarta tak kunjung ada titik temu. Mediasi yang dilakukan di Kemendagri juga berjalan buntu. Bahkan ricuh.
Situasi semakin panas karena kerap kali kedua belah pihak melontarkan pernyataan saling sindir. Ahok contohnya, dia kerap kali membuat kuping para anggota dewan panas.
Karena kepancing emosinya, politisi Kebon Sirih juga menggunakan kata-kata kasar menyerang Ahok juga. Bahkan menggunakan kata binatang berkaki empat.
-
Kenapa Ahok ingin jadi pejabat? Pesan Sang Ayah Pengalaman sering diperas oknum pejabat membuatnya terobsesi ingin menjadi pejabat. Ditambah pesan dari sang ayah sebelum meninggal. Pesan ini juga mendorongnya untuk jadi pejabat yang jujur dan membawa perubahan positif.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politik? Ahok pun memutuskan untuk masuk ke politik. Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Mengapa DPR mencecar bos PT Timah? Anggota DPR Amin Ak sampai keras mencecar Bos PT Timah terkait kasus korupsi rugikan negara Rp271 triliun melibatkan banyak pengusaha.
Masing-masing masih keras kepala. Ahok ogah kompromi, sama juga dengan DPRD.
Pengamat Politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing berpendapat, sangat disayangkan bila Ahok dan DPRD berdebat secara terbuka di publik. Apalagi keduanya sama-sama bicara kasar, jauh mengedepankan yang namanya politik santun.
"Sangat disayangkan seperti itu. Masak pejabat publik kita tidak matang. Kekasaran itu menunjukkan seperti orang-orang pasaran, orang warung, orang jalan. Itu perilaku-perilaku tak berpendidikan dalam arti luas," kata dia saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Sabtu (7/3).
Oleh karena itu, Emrus berharap keduanya yaitu Ahok dan DPRD segera berdamai. Fokus berpikir dan mengedepankan kepentingan rakyat Jakarta dan selanjutnya mempertontonkan bahwa mereka adalah pejabat publik yang matang. Matang berkomunikasi, matang berpolitik, berwibawa dan matang yang lainnya.
"Teman kita dari DPRD sampai menyebut nama binatang berkaki empat. Itu sebenarnya beliau mengucapkan seperti itu, pada batas-batas tertentu, karena perilaku Ahok tak berubah. Yaitu kekasaran dalam komunikasi misalnya menggunakan istilah bajingan atau apa," tandasnya.
Diketahui, konflik Ahok dan DPRD DKI bermula dari temuan anggaran siluman sebesar Rp 12,1 triliun dalam APBD DKI 2014. Ahok pun melaporkan temuan itu ke KPK yang membuat DPRD DKI berang.
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada kesempatan tersebut, pensiunan jenderal bintang tiga Polri itu menyinggung soal pepatah khas Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Baca SelengkapnyaSaking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya.
Baca SelengkapnyaPenceramah kondang Dasad Latif sentil anggota DPR yang terkadang bersikap lebih hebat.
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan, Ahok memiliki karakter tersendiri, dalam menyampaikan sesuatu ke publik
Baca SelengkapnyaMenurut Arsjad semua orang bebas dalam menyuarakan untuk mendukung siapa saja dengan cara yang berbeda-beda, termasuk Ahok.
Baca Selengkapnya"Tapi InsyaAllah Pak Ahok itu jujur yang saya kenal,” kata Ganjar.
Baca SelengkapnyaCapres nomor urut satu Anies Baswedan menyinggung orang dalam (Ordal) dalam debat capres perdana
Baca SelengkapnyaPadahal menurut Rocky Gerung, substansi dari kalimat itu bentuk kritik terhadap kebijakan pemerintah.
Baca SelengkapnyaGibran menganggap kritikan dari Ahok merupakan hal yang biasa.
Baca SelengkapnyaSedikitnya ada lima kriteria yang harus dimiliki calon gubernur Jakarta
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi merespons serangan negatif selama ini yang ditujukan kepadanya.
Baca SelengkapnyaSontak ungkapan Prabowo tersebut mendatangkan reaksi dari banyak pihak.
Baca Selengkapnya