Ahok: Dulu eselon IV enggak perlu lapor, padahal nyolong paling gede
Merdeka.com - Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama, mengungkapkan pentingnya melaporkan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) erat kaitannya dengan memberantas korupsi. Melaporkan harta, katanya, bukan hanya kewajiban level pejabat tetapi sampai pegawai di tingkat eselon III, IV, lurah dan camat.
Ahok, sapaan Basuki, sudah sejak lama meminta anak buahnya melaporkan harta mereka ke KPK. Melaporkan harta, katanya, bagian dari usaha menciptakan transparansi.
"Sehingga saya tahu persis lurah ini kekayaannya berapa? Si camat kekayaannya berapa? dulu eselon IV enggak perlu lapor, padahal nyolong paling gede itu di eselon IV dan eselon III. Ini nyolong paling gede, makanya harus lapor," kata Ahok di Rumah Pemenangan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (6/12).
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Kenapa Ahok ingin jadi pejabat? Pesan Sang Ayah Pengalaman sering diperas oknum pejabat membuatnya terobsesi ingin menjadi pejabat. Ditambah pesan dari sang ayah sebelum meninggal. Pesan ini juga mendorongnya untuk jadi pejabat yang jujur dan membawa perubahan positif.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
-
Apa pesan ayah Ahok? 'Orang miskin tidak akan menang melawan orang kaya, orang kaya tidak akan bisa melawan pejabat' kutipan pesan sang ayah, dari pepatah Tiongkok Kuno yang jadi pendorongnya.
Cara lain menekan korupsi di lingkungan Pemprov DKI, dengan membuat program yang sistem penggunaan anggarannya dilakukan dengan transfer, tidak tarik tunai.
"Kalau ditransfer jejak tracking uangnya terlihat," jelasnya.
Ahok mengaku melakukan kerja sama dengan PPATK, KPK, BPK dan BPKP untuk menelusuri bagaimana dana dari APBD mengalir. Salah satunya untuk dana pembelian lahan yang sering kali 'dimainkan'
"Karena semua uang ditransfer ke rekening. PPATK cek dan tarik kontan. Hasil jual tanah Rp 400 miliar mau enggak tarik kontan Rp 60 miliar tunai? takut kita. Rp 100 juta taru rumah aja mikir. Ngapain uang di bank ditarik keluar? Pasti buat bagi-bagi. Kita telusuri kalau benar pejabatnya bisa kita keluarkan," tutup Ahok.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya.
Baca SelengkapnyaHingga batas akhir laporan 31 Maret, sebanyak 585 ASN di Kemenpan-RB telah melapor LHKASN.
Baca SelengkapnyaAhok berandai jika ditawari dan berkesempatan menempati jabatan di pemerintahan.
Baca SelengkapnyaAhok meminta pandangan Todung agar generasi muda tidak mudah tergoda untuk melakukan korupsi
Baca SelengkapnyaKPK bakal kirim surat ke Pejabat yang baru dilantik untuk segara laporkan LHPKN
Baca Selengkapnya"Jadi untuk Mas AHY punya waktu sampai 3 Bulan ke depan," jelas Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK, Pahala Nainggolan
Baca SelengkapnyaSedikitnya ada lima kriteria yang harus dimiliki calon gubernur Jakarta
Baca SelengkapnyaGhufron mengatakan laporan itu adalah pemenuhan kewajibannya sebagai insan KPK sesuai Peraturan Dewas KPK
Baca SelengkapnyaJaksa menyebutkan Achsanul mempunyai tugas untuk memeriksa keuangan negara.
Baca SelengkapnyaKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merilis tingkat kepatuhan pelaporan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Tahun 2023
Baca SelengkapnyaKasus pegawai pajark Rafael Alun Trisambodo membongkar bagaimana kehidupan seorang PNS. Tak disangka, PNS yang digaji dengan uang rakyat hidup penuh kemewahan.
Baca SelengkapnyaRinciannya, dari 14.072 penyelenggara negara tercatat bidang Eksekutif (pusat dan daerah) sejumlah 9.111 dari total 323.651 WL.
Baca Selengkapnya