Ahok kembali mesra dengan PDIP
Merdeka.com - Konstelasi Pilgub DKI 2017 semakin dinamis saja. Bakal calon petahana Basuki T Purnama (Ahok) kini kembali dekat dengan PDIP.
Hubungan Ahok dan PDIP memang pasang surut jelang Pilgub DKI. Beberapa bulan lalu, Ahok hampir dipastikan didukung oleh PDIP, namun belakangan malah terlibat perseteruan dengan para kader.
Terakhir, ketika Ahok menyebut bahwa tak perlu lagi dukungan PDIP. Dia menilai, Golkar, NasDem dan Hanura sudah cukup meraih tiket maju Pilgub. Hal ini yang membuat sejumlah kader PDIP meradang.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Siapa yang ingin diusung oleh PDIP? 'Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya,' Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Kapan PDIP dan PKB sepakat mendukung Anies? Pada tanggal 8 Juni 2024 itu, saya ditugaskan oleh DPP PDIP untuk menjalin komunikasi dengan PKB. Saya lalu bertemu dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. PDIP dan PKB lalu bersepakat menjalin kerja sama di Pilkada Jakarta. PKB akan mendukung Anies Baswedan sebagai calon gubernur, kami meminta posisi wakil gubernur,' kata Basarah dalam keterangannya diterima di Jakarta, Minggu (17/11).
-
Kenapa Ahok dukung Ganjar? Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Ahok pun diserang, khususnya soal etikanya dalam berbicara dan memimpin DKI. Politisi PDIP seperti Arteria Dahlan, Andreas Hugo Pareira dan Ahmad Basarah berkomentar miring tentang Ahok, seolah tak ada lagi peluang PDIP untuk mengusung Ahok.
Namun sejak dua hari lalu, berhembus kabar kencang bahwa PDIP akan merapat ke Ahok. Ahok-Djarot menjadi pasangan yang akan diusung oleh PDIP nanti. Bahkan, katanya, momen HUT RI ke-71 menjadi ajang deklarasi pasangan Ahok-Djarot, meski telah dibantah oleh PDIP.
Akan tetapi, isyarat PDIP bakal bersatu dengan Ahok semakin terlihat saja. Misalnya saja, Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira yang mengatakan bahwa peluang itu masih 50:50.
"Ya 50:50 lah, kita lihat. Proses sekarang masih berkembang. Semua masih terbuka," kata Andreas di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8) kemarin.
Bahkan, Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno memuji kinerja pasangan Ahok dan Djarot. Dia mengatakan, sangat mungkin jika PDIP akan kembali menduetkan Ahok-Djarot.
"Kalau kinerja Ahok-Djarot bagus, kinclong, dan dampaknya terhadap kesejahteraan rakyat dirasakan, signifikan," ujar Hendrawan.
Ahok pun tampak malu-malu menanggapi isu PDIP bakal mengusung dirinya. Ahok lebih memilih mengungkap kedekatannya dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Dia berharap, jika benar PDIP bakal mengusungnya, Megawati nanti memilih Heru Budi Hartono sebagai cawagubnya.
"Saya enggak tahu. Siapa tahu nanti Ibu Mega berani, 'Sudah sama Heru saja enggak apa-apa. Asal Heru jadi anggota PDIP'. Kamu mau bilang apa? Kita kan enggak tahu. Saya enggak tahu," kata Ahok.
Meski demikian, Ahok mengaku hanya pernah ditanya alasan tak mau menggaet Djarot sebagai wakilnya di Pilgub yang akan dilangsungkan pada Februari 2017.
"Ibu Mega paling pernah tanya sama saya sama 'Djarot ada masalah apa? Pak Ahok dulu lho yang pilih-pilih dulu, paksa-paksa lagi'. Saya enggak ada masalah," ujar Ahok.
Sementara itu, isyarat PDIP bakal merapat ke Ahok terbaca dari pesimisme Ketua DPD Gerindra M Taufik. Setelah sempat mesra dengan PDIP, dengan memunculkan nama Tri Rismaharini, kini Taufik lebih menjagokan duet Sandiaga Uno dan Saefullah untuk diusung koalisi kekeluargaan.
"Insya Allah enam partai sepakat. Namanya berkembang menjadi Sandiaga Uno-Saefullah," kata Taufik.
Taufik kini tak peduli dengan sikap PDIP. Dia malah mengajak PDIP untuk mengusung Sandiaga-Saefullah. Padahal, PDIP hanya ingin kursi cagub jika koalisi di Pilgub DKI.
"Kalau PDIP (mau) sendiri, silakan atau mau mendukung, kami sudah punya Sandiaga-Saefullah," kata Taufik. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua DPP PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan siap maju Pilkada
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan, figur yang diusung PDIP diharapkan berasal dari kader, karena salah satu fungsi partai adalah mencetak kader-kader untuk dijadikan pemimpin.
Baca SelengkapnyaPDIP masih belum mengambil keputusan perihal dukungan calon gubernur pada Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaAhok kini tengah fokus memberikan pendidikan bagi kader-kader PDIP terkait perekonomian.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, PDIP membuka peluang Ahok dan Djarot maju Pilgub Sumut 2024.
Baca SelengkapnyaAhok di mata Said Abdullah adalah sosok pemimpin yang bekerja dengan sangat baik selama memimpin Jakarta.
Baca SelengkapnyaAlasan Ahok mengundurkan diri dari jabatan Komisaris Utama PT Pertamina agar fokus kampanye mendukung Ganjar-Mahfud dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaAhok menyerahkan keputusan pencalonan Pilkada Jakarta kepada Tim Desk Pilkada DPP PDIP, Sekjen PDIP dan nantinya akan diputuskan oleh Megawati Soekarnoputri
Baca SelengkapnyaPadahal, sempat muncul nama Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang akan diusung oleh PDIP.
Baca SelengkapnyaMenurut Bobby, seluruh partai berhak mencalonkan nama-nama di Pilkada Sumut 2024.
Baca SelengkapnyaAhok secara terang-terangan bakal berjuang buat Ganjar-Mahfud di 2024.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat menantang Partai Keadilan Sejahtera untuk mengusung Ahok.
Baca Selengkapnya