Ahok minta soal Ketua KPU & Bawaslu DKI terima duit tak dimasalahkan
Merdeka.com - Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku tidak mengetahui soal adanya honor yang diberikan tim pemenangan kepada Ketua KPU DKI Sumarno dan Ketua Bawaslu DKI Mimah Susanti. Ketua KPU dan Bawaslu DKI mendapatkan honor lantaran menjadi pembicara dalam rapat tertutup dengan tim pemenangan Ahok-Djarot di Hotel Novotel pada 9 Maret 2017 lalu.
Menurut Ahok, seharusnya permasalahan pemberian honor sekitar Rp 3 juta itu tidak perlu dibesar-besarkan, karena itu hal yang biasa. Dia mengaku juga pernah mendapatkan honor sebagai pembicara dalam acara yang diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"KPK ngundang kita bicara saja kita dapat honor. Boleh terima asal dipotong pajak. Saya diundang pajak juga dibayar. KPK kalau ngundang juga bayar Rp 3-5 juta," katanya di kawasan Pantai Indah Kapuk, Pluit, Jakarta Utara, Jumat (31/3).
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Kenapa Ahok ingin jadi pejabat? Pesan Sang Ayah Pengalaman sering diperas oknum pejabat membuatnya terobsesi ingin menjadi pejabat. Ditambah pesan dari sang ayah sebelum meninggal. Pesan ini juga mendorongnya untuk jadi pejabat yang jujur dan membawa perubahan positif.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politik? Ahok pun memutuskan untuk masuk ke politik. Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
Ahok melanjutkan, dirinya selalu menerima honor yang diberikan oleh institusi atau lembaga yang mengundangnya sebagai pembicara. Bahkan, dia mengaku memiliki rekening khusus yang diperuntukan menabung penghasilannya selama menjadi pejabat.
"Aku ingin tahu bisa dapat berapa sih selama jadi pejabat. Gaji saya semua disetor ke situ. Gaji, bonus pajak semua di situ. Ya empat tahun udah kekumpul hampir Rp 3 miliar," tutupnya.
Sebelumnya, Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) menggelar sidang etik terhadap Ketua KPU DKI Sumarno dan Ketua Bawaslu Mimah Susanti yang menghadiri rapat tertutup bersama tim pemenangan Ahok-Djarot.
Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Jimmy Asshidiqie menemukan indikasi kecurangan saat timses memberikan uang ke Sumarno dan Susanti. Namun Ketua Timses Ahok-Djarot, Prasetio Edi Marsudi memastikan hal tersebut adalah honor uang transportasi.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya.
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahaja Purnama (Ahok) bocorkan gajinya selama bekerja sebagai Komisaris Utama Pertamina. Berapa angkanya?
Baca SelengkapnyaAhok menegaskan ada upaya adu domba dengan memotong ucapanya
Baca SelengkapnyaAhok berandai jika ditawari dan berkesempatan menempati jabatan di pemerintahan.
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan, Ahok memiliki karakter tersendiri, dalam menyampaikan sesuatu ke publik
Baca SelengkapnyaMantan Gubernur DKI Basuki T Purnama bercerita saat ditahan kasus penistaan agama.
Baca SelengkapnyaAKBP Bambang Kayun diberi waktu satu bulan melunasi uang pengganti tersebut.
Baca SelengkapnyaSedikitnya ada lima kriteria yang harus dimiliki calon gubernur Jakarta
Baca SelengkapnyaAboe berharap, tidak ada lagi jaksa yang bermain dan terlibat dalam kasus tindak pidana korupsi.
Baca SelengkapnyaGibran menganggap kritikan dari Ahok merupakan hal yang biasa.
Baca SelengkapnyaNamun baginya, keadilan dan kebenaran lah yang membuatnya tetap pada pendiriannya tersebut.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi II DPR Fraksi Partai Demokrat, Ongku Hasibuan, mengaku tidak yakin dengan independensi KPU sebagai penyelenggara Pemilu.
Baca Selengkapnya