AHY dianggap paling cocok dampingi Jokowi, PDIP tak mau terjebak elektabilitas
Merdeka.com - Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dipilih oleh 22,4 persen responden sebagai calon wakil presiden yang paling cocok mendampingi Joko Widodo. Ini menurut hasil survei terbaru lembaga riset Indikator. Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai penentuan cawapres Jokowi tidak hanya ditentukan berdasar tingginya elektabilitas.
"Jangan persempit menjadi pemimpin hanya karena faktor elektabilitas," kata Hasto di Kantor Ruangguru.com, Tebet, Jakarta, Jumat (4/5).
Hasto menegaskan, Jokowi membutuhkan sosok cawapres yang sudah terlihat kontribusi, prestasi serta pengabdiannya untuk rakyat. Selain aspek-aspek itu, sosok cawapres yang layak mendampingi Jokowi harus mempunyai kesamaan visi misi dan bisa saling melengkapi.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Apa yang dibutuhkan Ganjar dari Cawapres? Ganjar Pranowo membutuhkan pasangan yang merupakan tokoh yang bersih, berpengalaman, berintegritas, dan punya citra positif di rakyat karena keberaniannya menegakan keadilan.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Jokowi tampak didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
-
Apa harapan Jokowi untuk Pemilu 2024? 'Ya ini adalah pesta demokrasi kita berharap ini betul-betul jadi pesta rakyat, dan juga berlangsung dengan jurdil, luber dan diiktui oleh seluruh rakyat Indonesia dengan kegembiraaan karena ini adalah pesta rakyat. Pesta demokrasi,' jelasnya.
-
Siapa Cawapres Prabowo di Pilpres 2024? Pada Pilpres 2024 mendatang, Prabowo menggandeng Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapresnya.
"Ya untuk menjadi pemimpin itu enggak bisa melalui goreng menggoreng, melalui survei tapi kan melalui survei di tengah rakyat. Harus jelas dong apa yang sudah dilakukan buat rakyat apa kinerjanya, prestasinya nanti yang dinilai oleh rakyat," tegas Hasto.
Ketika ditanya soal sosok AHY memenuhi kriteria sebagai cawapres Jokowi, Hasto mengklaim belum melakukan penilaian.
"Ya nanti kan kita belum melakukan penilaian semua," tandas Hasto.
Diketahui, Lembaga Indikator Politik merilis hasil survei nasional terkait elektabilitas calon presiden dalam Pemilu 2019. Hasilnya, Jokowi dan Prabowo, disusul Gubernur DKI Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Untuk calon wakil presiden sendiri, Survei Indikator menempatkan dua nama terkuat calon presiden untuk disimulasikan yakni Jokowi dan Prabowo. Hasilnya, untuk Jokowi menurut partisipan survei cocok bila berpasangan dengan AHY, dengan persentase 22,4 persen.
"Siapa yang pantas menjadi wakil Jokowi di 2019, ada AHY 22,4 persen, Menteri Keuangan Sri Mulyani 10,8 persen, Mahfud MD 8,4 persen, Tito Karnavian 5,7 persen, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) 4,0 persen, Chairil Tanjung (CT) 3,5 persen, Budi Gunawan (BG) 2,8 persen, dan Puan Maharani 2,4 persen," ungkap Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi.
Munculnya nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam tiap survei lembaga politik, tidak membuat Partai Demokrat besar kepala. Meski kerap menduduki posisi teratas sebagai pendamping kuat Joko Widodo, AHY dipastikan tidak akan terburu mendeklarasikan apa pun.
"Dia punya kajian dan timeline sediri, dan secara emosional tidak mudah dipengaruhi (survei) capres-capres seperti ini," kata Wakil Ketua Dewan Kehormatan Demokrat, Amir Syamsudin dalam diskusi survei politik Indikator Politik Indonesia di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (3/5/2018).
Urung beraksinya Demokrat dalam menentukan pilihan menjelang Pemilu 2019 menjadi tanda tanya, apakah partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini akan kembali abstain, atau justru malah membuat poros tandingan, Jokowi dan Prabowo.
Amir menilai, dukungan terhadap salah satu kandidat presiden 2019, entah pada Joko Widodo atau pun Prabowo Subianto, tidak akan membawa dampak banyak pada elektabilitas partai untuk pemilu legislatif (Pileg) 2019.
"Saya bersyukur partai kami belum menentukan sikap, karena kami tidak juga akan dapat efeknya (elektabilitas). Tapi, kami masih ada di posisi 6 sekian persen yang persis sama seperti 2014, terang Amir.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasto pun mengaku, jika Megawati Soekarnoputri tengah melakukan kontemplasi serta pengkajian.
Baca SelengkapnyaAgus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan cawapres pendamping Anies Baswedan harus bisa membantu pemenangan di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah melontarkan statement terkait potensi Ganjar Pranowo berpasangan dengan Anies Baswedan di Pilpres 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaHanya Ganjar yang bisa meneruskan estafet kepemimpinan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaJateng identik dengan sebutan kandang banteng alias basis pendukung PDIP yang mengusung Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaDemokrat memandang platform perjuangan yang senada adalah bersama Koalisi Perubahan mengusung Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaAHY meminta agar Partai Demokrat harus berperan banyak dalam masa transisi tersebut.
Baca SelengkapnyaDemokrat sering kali mendesak Anies untuk segera mengumumkan nama Cawapresnya, namun Anies dan NasDem tegaskan tunggu waktu yang tepat.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP mengingatkan Kapolri banyak suara dari rakyat yang juga berharap agar Polri tetap netral di Pemilu 2024 ini.
Baca SelengkapnyaHasto meyakini jika Presiden Jokowi merupakan sosok yang memahami falsafah bangsa.
Baca SelengkapnyaUntuk menentukan Cawapres Ganjar, Megawati ternyata juga berdiskusi dengan Jokowi.
Baca SelengkapnyaAHY akan menyiapkan kader terbaik Demokrat untuk jadi menteri di pemerintahan Prabowo
Baca Selengkapnya