AHY kritik revolusi mental agar Jokowi tak terlalu berharap dukungan Demokrat
Merdeka.com - Pasang surut hubungan Partai Demokrat dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus terjadi jelang Pilpres 2019. Teranyar, Ketua Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengkritik kebijakan revolusi mental pemerintah Jokowi.
Hal ini menyulut reaksi pendukung Jokowi, khususnya PDIP. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyinggung sikap Demokrat yang tak konsisten dan mengkritik demi kepentingan politik semata.
Direktur Eksekutif Developing Countries Studies Center (DCSC), Zaenal A Budiyono menilai, kritik yang disampaikan Demokrat sebagai partai di luar pemerintah adalah hal yang wajar.
-
Kenapa hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Siapa pendiri Partai Demokrat? Gagasan pendirian Partai Demokrat pertama kali muncul dari SBY.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Apa yang dibicarakan Jokowi dengan PKB? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024.
-
Apa yang dikatakan Hasto soal Jokowi? Lebih lanjut Hasto menyatakan, Jokowi ingin mempertahankan kekuatan politik dengan menguasai parpol. Tidak hanya PDIP namun juga Partai Golkar pimpinan Airlangga Hartarto, salah satu pembantunya di Kabinet Indonesia Maju.
Dia mengatakan, pandangan politik AHY dan keluarga besar Demokrat tidak bisa dilepaskan dari pengaruh pemikiran SBY. Menilik perjalanan SBY, ia merupakan politisi yang mengedepankan pembangunan manusia, sebelum pembangunan fisik termasuk infrastruktur. Hal itu dapat dilihat dari 'rekor' APBN era SBY yang untuk pertama kalinya mengalokasikan 20 persen APBN untuk pendidikan. Bahkan untuk menjamin sustainability anggaran yang fokus pada pembangunan SDM itu, diamankan melalui UU.
Sehingga, AHY dan Demokrat cukup terganggu dengan terseok-seoknya program Revolusi Mental Jokowi yang sebelumnya diharapkan dapat mengubah kultur lama yang negatif di bangsa ini, menjadi energi positif.
Indikatornya bisa dilihat di dunia maya, dimana sejak 2014 sampai saat ini, netizen seolah terbelah antara kubu Jokowi dan Prabowo. Kata dia, Cacian dan hujatan semakin hari bukannya menurun, justru menunjukkan grafik yang mengkhawatirkan. Padahal sebelumnya sosial media diharapkan membawa perdebatan cerdas dan sportif yang sebelumnya hanya ada di kampus, menjadi bisa dinikmati banyak kalangan, khususnya generasi milenial.
"AHY merasa situasi seperti itu seharusnya tidak terjadi bila revolusi mental sukses dijalankan," kata Zaenal dalam pesan singkat, Minggu (17/6).
Itu dari sisi substansi, lalu apa yang bisa kita tangkap dari kritik AHY ke Jokowi, saat Pilpres 2019 kian dekat?
"Demokrat sepertinya ingin mengirim pesan kepada Jokowi dan koalisinya untuk tidak terlalu berharap agar Demokrat masuk koalisi. Sebelumnya SBY juga menunjukkan behavioral politik yang bisa dimaknai mulai bergersernya Demokrat dari pusaran Jokowi," jelas Zaenal yang juga Dosen FISIP Universitas Al Azhar Indonesia.
Pidato-pidato Jokowi yang kerap menyalahkan masa lalu, menurut dia, turut mempengaruhi perubahan sikap Demokrat ini. Namun, kemana Demokrat akan melangkah belum bisa dipastikan.
Prabowo yang sabar menunggu 'bola muntah' Demokrat juga belum bisa berharap banyak. Hal ini karena baru-baru ini SBY justru mengatakan bahwa agenda terdekat Demokrat adalah membantu rakyat terlebih dahulu, daripada memikirkan koalisi—baik koalisi pemerintah maupun yang baru muncul, koalisi keumatan.
"Sebuah pernyataan simbolik yang makin mempertegas karakter Demokrat sebagai kekuatan penyeimbang," tutup dia.
Sebelumnya, AHY melakukan orasi politik bertajuk 'Dengarkan Suara Rakyat' di Hall Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Selatan, Sabtu (9/6). Dalam orasinya, AHY menyinggung soal program revolusi mental Presiden Joko Widodo yang jauh dari cita cita.
"Pada awal pemerintahan Presiden Joko Widodo, sebagian besar rakyat, menaruh harapan kepada program, pembangunan manusia Indonesia. Ketika pemerintah saat ini, berhasil membangun ribuan kilometer jalan, ratusan jembatan, dan proyek infrastruktur lainnya, lantas, kita patut bertanya, Apa kabar Revolusi Mental?" katanya saat berpidato disusul tepuk tangan kader Demokrat.
Sekretaris Jenderal PDPI Hasto Kristiyanto tidak mau ambil pusing mengenai manuver dari putra SBY itu. Dia hanya menegaskan kritik harus didasari objektifitas.
"Kalau kritik itu harusnya diberikan berdasarkan objektifitasnya. Bukan didasarkan pada kepentingan politiknya," kata Hasto di Stasiun Senen, Jakarta Pusat, Selasa (12/6).
"Ketika mau ketok pintu cerita yang baik-baik, kemudian ketika ada agenda berbeda kemudian memberikan kritik yang berbeda. Rakyat melihat ketidakkonsistenan di situ," lanjutnya.
Dia membenarkan memang pada awalnya Demokrat tengah membangun komunikasi dengan PDIP. Namun hasil komunikasi itu diserahkan pada kebijakan masing-masing partai.
"Dari beberapa sinyal yang disampaikan termasuk oleh Bapak Susilo Bambang Yudhoyono kan memang ada upaya membangun dialog positif. Tapi hasilnya kan kami serahkan pada kedaulatan setiap partai. Karena kerja sama kan harus dari kedua partai," ungkapnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
AHY menegaskan, kini sikap Demokrat menyukseskan program pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaPartai Demokrat akan tetap menjalankan program yang baik dari pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Demokrat itu juga mengkritik kondisi utang luar yang terus meroket. Simak selengkapnya!
Baca SelengkapnyaAHY menilai praktik cawe-cawe harus dicegah bersama agar demokrasi tidak mundur.
Baca SelengkapnyaJokowi menyampaikan kepada AHY bahwa sama sekali tidak tahu apa yang anak buahnya perbuat.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) curhat bahwa partainya banyak kehilangan kursi dalam pemilihan legislatif (Pileg) 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut AHY, pertempuran politik menyisakan orang kecewa dan marah
Baca SelengkapnyaAHY menceritakan kilas balik partainya yang mengalami gonjang-ganjing dalam lima tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaAHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaAHY mengatakan, saat dirinya berkunjung ke Istana Bogor, Jokowi mendengar apa yang terjadi di internal Demokrat.
Baca SelengkapnyaPertemuan SBY dan Jokowi didorong oleh para partai politik yang tergabung di KIM
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi mengangguk dan tersenyum saat ditanya soal isu Demokrat masuk kabinet pemerintahannya.
Baca Selengkapnya