AHY, mantan prajurit banting stir jadi politisi
Merdeka.com - Mic, alat perekam dan buku catatan kecil berbaris rapih di atas meja panjang berukuran sekitar 3x1 meter. Tak ada makanan yang tersedia di atas meja yang tersusun di ruang makan sebuah hotel di kawasan Wonosobo tersebut, Jumat (13/4) pagi.
Sementara itu, tampak enam pewarta asyik merangkai kata demi kata untuk kemudian disetorkan ke kantor media masing-masing. Peralatan itu milik enam pewarta yang sedang duduk dikursi didesain melingkar.
Selang berapa menit, sosok pria berbadan tinggi tegap dan berwajah tampan mengenakan kemeja biru dan celana panjang hitam datang menghampiri pewarta dan langsung duduk berhadap-hadapan.
-
Siapa pria perkasa itu? Peneliti menduga pria tersebut adalah pendukung raja yang berkuas di wilayah unifikasi Swedia, Denmark, dan Norwegia antara 1397 dan 1523.
-
Siapa yang terlihat keren dengan kemeja putih? Raffi terlihat keren dengan kemeja putih lengan panjang dan celana hitam yang dipadukan dengan gaya yang sempurna.
-
Dimana pria itu bekerja? Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), insiden ini dengan cepat menjadi postingan tren teratas di platform media sosial China Weibo pada tanggal 19 September.
-
Apa yang dilakukan pria itu? Seorang pria di China utara ditangkap oleh pihak kepolisian setelah ia membuat surat penangkapan palsu untuk dirinya sendiri di media sosial.
-
Siapa yang dipuji penampilannya? Tasya Rosmala mempesona dengan hijab dan pakaian formal yang cocok. Kombinasi warna pakaiannya pun sempurna.
-
Bagaimana seorang pria menunjukkan karakternya? Perlakuan seorang pria terhadap orang lain terutama kepada staf restoran atau pekerja lainnya, mencerminkan karakter aslinya. Ketika seorang pria bersikap ramah dan menghargai pekerjaan orang lain, hal itu menunjukkan bahwa ia memiliki kebaikan hati sejati.
Pria itu bernama Agus Harimurti, kelahiran Bandung, Jawa Barat, 10 Agustus 1978. Saat ini, Partai Demokrat memberikan mandat kepada Agus Harimurti sebagai Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma).
Tak banyak yang tahu putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono dan Kristiani Herawati sebelumnya pernah mengabdikan diri menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dan, setelah 16 tahun karier militer AHY tamat dan banting setir menjadi politisi.
Keputusannya itu tentunya sangat mengagetkan banyak pihak karena lazimnya yang terjadi di Indonesia, TNI yang berkecimpung ke dunia politik adalah berpangkat jendral. Sedangkan, AHY baru memiliki pangkat Mayor.
Diapun melihatnya ketika perwira menengah (pamen) terjun ke politik pastinya menggemparkan banyak pihak karena dianggap masih berada di usia yang relatif muda dan mempunyai karir yang cemerlang di masa depan.
"Saya sendiri tidak pernah merencanakan seperti itu. Teman-teman saya kaget semuanya. Mulai dari senior, junior tidak menyangka tiba-tiba AHY keluar dari TNI," ujar dia.
Padahal sebetulnya bukanlah sesuatu yang sangat luar biasa. Itu biasa terjadi di negara demokrasiblain. Mungkin di Indonesia berbeda. Hal seperti ini terbilang baru di politik nasional.
Menurut dia, karir militer bagi seseorang bisa menjadi pijakan yang sangat baik. karena ditempa melalui sebuah proses yang tidak ringan, tidak mudah. Kemudian tidak hanya pendidikan, tapi juga latihan yang keras dan penugasan-penugasan operasi yang penuh risiko.
Oleh karena itu, biasanya di negara demokrasi mereka mengapresiasi hadirnya perwira atau mantan perwira militer yang masuk ke dalam dunia politik. Sebetulnya tidak hanya dalam politik. tapi juga masuk ke dunia bisnis.
Mereka memberikan apresiasi dengan melihat kontribusi yang telah dilakukan perwira tersebut terhadap negaranya. Kemudian, kata AHY, alasan mantan perwira mampu diterima dengan mudah karena mereka melihat ada leadership di dalamnya.
"Juga ada sebuah karakter yang dibutuhkan sebetulnya yaitu karakter yang pantang menyerah misalnya, yang taft, berani mengambil keputusan. karena militer harus seperti itu. kalau tidak berani mengambil keputusan atau ragu bisa ketembak duluan. udah mati duluan dia," ujar AHY.
Keputusan menjadi politisi menurut AHY, menjadi tantang tersendiri untuk dapat mengaplikasikan seluruh pengalaman yang dia dapat dari militer. Termasuk di dalamnya kecepatan menganalisa, mengambil keputusan di saat yang genting.
"Di saat-saat yang sangat kritis itu adalah karakter leadership yang dibutuhkan. untuk menjadi seorang pemimpin termasuk pemimpin dunia politik. Oleh karena itu, saya menganggap kenapa saya kemudian berani, walaupun saya tidak merancang jauh-jauh hari. betul-betul serba terjadi begitu cepat," ungkap dia.
Tentunya AHY tidak asal mencalonkan diri, lagi-lagi dirinya sangat yakin, jika modalnya berkarir di militer mampu diaplikasikan dalam dunia politik. Kondisi AHY yang tidak terlalu diperhitungkan ketika masuk ke politik membuat dia semakin terangsang untuk menampilkan yang terbaik.
"Setelah saya hitung, saya punya capital (modal). kalau tidak saya hitung seperti itu, saya tidak akan mau, tidak akan bersedia dicalonkan sebagai gubernur ketika itu. tetapi saya melihat walaupun dianggap orang tidak punya pengalaman dalam politk, masih terlalu muda, belum punya capital dalam arti pernah di birokrasi dan sebagainya, tetapi yang suka orang tidak menghitung, suka mendiskon," jelas suami Anisa Pohan ini.
Menurut dia, tidak ada yang mampu menjamin dirinya bisa selamanya berkarir dengan baik di dunia militer. Berkarir di dunia militer sangat dinamis dan terkadang ditentukan oleh hirarki. Pikiran itu justru membuat AHY semakin optimis dapat memberikan nilai yang lebih lagi dalam pengabdiannya kepada masyarakat. Apalagi usia AHY masih terbilang muda.
Dia juga mengaku punya kreativitas serta punya kesempatan untuk melihat dunia secara lebih luas. baik ketika mengikuti pendidikan maupun penugasan di militer.
"Siapa yang menjamin karir saya? setelah itu saya lanjut letkol, kolonel, brigjen, mayjen, sampai dengan jenderal. kan tidak ada yang pernah menjamin. Karena memang sangat dinamis tergantung siapa pemimpinnya. Di dalam militer itu tidak bisa berjuang untuk mendapatkan jabatan. Semua by process kemudian hirarki menentukan. Saya ingin punya value atau punya nilai yang lebih tinggi lagi untuk masyarakat. dan ketika ada moentum, ada peluang, ya saya ambil dengan segala resikonya," terang dia.
Punya Mentor Terbaik
Tidak dapat dipungkiri, terjunnya AHY ke politik juga karena andil sang bapak, Susilo Bambang Yudhoyono. Karirnya sebagai mantan presiden RI ke enam selama dua periode tentunya dapat menjadi pelajar penting bagi AHY.
AHY menyatakan, SBY merupakan teman diskusi yang baik. Tak sedikit strategi politik yang dia gunakan merupakan hasil pelajaran yang dia ambil dari sang bapak.
"Saya sering berdiskusi, saya sering belajar, mendapatkan hal-hal yang menurut saya tidak diketahui oleh semua orang. Bgaimana mengelola negara ini, menghadapi konpleksnya permasalahan indonesia yang merupakan negara paling unik di dunia dari bapak (SBY)," ucap dia.
Selain berdiskusi dengan sang belajar, AHY juga memanfaatkan waktu untuk terus membaca dan mendengar dari siapapun. Termasuk tokoh yang dia anggap baik.
"Itu semua ditambah saya termasuk orang yang cepat belajar, ini bukan kata saya sebetulnya, kata teman-teman saya. saya gunakan itu sebagai sebuah momentum itu untuk masuk ke dalam dunia pengabdian yang baru. kembali untuk masyarakat bangsa dan negara," ucap dia.
Terjunnya AHY ke dunia politik juga banyak yang mengaitkan dengan pilpres 2019. Namun, dia mengaku jika semua itu belum dipikirkannya. AHY lebih memilih terus berfokus dengan apa yang tengah dilakukannya saat ini.
"Ya kalau dikaitkan dengab monetumnya oada 2019 ini ya saya belum tahu. Hari ini belum tahu. dan yang paling baik yang saya lakukan adalah mempersiapkan diri sebaik-baiknya sehingga jika ada momentum seperti jakarta kemarin, ya saya harus siap," kata dia.
AHY mengaku percaya akan takdir. Oleh karena itu dalam berpolitik ia meyakini bekerja harus penuh perjuangan, ikhlas dan niat yang baik. Tak melulu mencari jabatan, pangkat, dan kekuasaan.
Reporter: Ady AnugrahadiSumber : Liputan6.com
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah video memperlihatkan mantan Panglima TNI kaget dengan penampilan seorang pemuda yang berpenampilan sederhana namun ternyata seorang Polisi.
Baca SelengkapnyaSimak potret AHY yang pimpin rapat sebagai seorang menteri.
Baca SelengkapnyaBegini potret santai AHY duduk bareng menteri setelah dilantik jadi Menteri ATR/BPN. Gaya lesehannya jadi sorotan.
Baca SelengkapnyaTerlihat AHY duduk di antara SBY dan Prabowo. Saat upacara yang dipimpin Presiden Jokowi, AHY berada di antara para jenderal TNI.
Baca SelengkapnyaDalam raker tersebut, AHY berkelakar seragam kerjanya baru selesai dijahit
Baca SelengkapnyaAHY tampak memakai kemeja batik lengan panjang dan membawa tas ransel hitam untuk menghadiri rapat
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto kedatangan tamu menteri. Ini sosoknya sampai disorot warganet.
Baca SelengkapnyaPenampilan menteri AHY dan Basuki Hadimuljono jadi sorotan saat hadiri Upacara HUT Bhayangkara 2024.
Baca SelengkapnyaBelum lama ini sebuah momen anggota TNI naik pangkat berhasil mencuri perhatian. Sebab, ada sosok yang diyakini sebagai intel.
Baca SelengkapnyaPotret gagah AHY pakai seragam ATR/BPN lengkap dengan tanda pangkat bintang empat dan tongkat komando.
Baca SelengkapnyaMenteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) hadir dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/2).
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang Polisi yang mengira pria di jalan raya sebagai ODGJ namun ternyata memiliki pekerjaan yang tidak sembarangan.
Baca Selengkapnya