Akankah konflik Golkar lahirkan partai baru?
Merdeka.com - Golkar, partai berlambang pohon beringin ini sepertinya tidak pernah lepas dari konflik yang ujung ujungnya membentuk partai baru. Bahkan para pengamat politik seakan sudah hafal setiap kali Golkar mengalami konflik beberapa kader yang sudah tidak sejalan lagi memilih keluar untuk kemudian mendirikan partai baru.
Setidaknya ada empat partai yang merupakan pecahan dari Golkar, di antaranya ada Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Hati Nurani Rakyat (Hanura),Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), dan Nasional Demokrasi (NasDem). PKPI merupakan pecahan partai Golkar pertama yang berdiri pada 15 Januari 1999 dengan ketua umum Edi Sudrajat, disusul Hanura yang hengkang dari Golkar pada 14 November 2006 yang diketuai oleh Wiranto.
Sama halnya dengan PKPI dan Hanura, Prabowo Subianto turut hengkang dari partai berlambang pohon beringin tersebut pada tahun 2008 kemudian mendirikan partai Gerindra. Lagi, konflik Golkar menimbulkan perpecahan sehingga melahirkan partai baru, sebut saja Surya Paloh hengkang dari Golkar pada tahun 2011 lalu membentuk partai baru bernama NasDem.
-
Siapa yang mau mendirikan partai baru? 'Menarik ya karena waktu kami sempat bermitra didukung partai Gerindra dan PKS saat itu, kita pernah berdiskusi tentang mendirikan partai,' kata Sandiaga di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (6/9).
-
Mengapa Partai Golkar eksis hingga sekarang? Partai Golongan Karya (Golkar) salah satu partai tertua yang tetap eksis hingga kini, keberhasilannya tidak lepas dari soliditas kader hingga simpatisan untuk terus tampil dalam setiap Pemilu sejak 1971.
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
-
Kenapa Kompolnas butuh anggota baru? Hermawan mengajak seluruh masyarakat yang ingin memperbaiki tubuh Polri untuk berbondong-bondong mendaftar seleksi calon pimpinan Kompolnas.
-
Kapan Golkar akan bergerak? “Saya instruksikan kepada seluruh partai Golkar di Indonesia. Sekarang sedang disusun berdasarkan nomor urut dan pemilu sudah system terbuka, sehingga dengan demikian sudah waktunya sekarang untuk langsung bergerak, konsolidasi di akar rumput, rebut hati rakyat,“ katanya.
Dan sekarang kejadian terulang kembali, Golkar mengalami konflik dengan terjadinya dualisme kepemimpinan antara Aburizal Bakrie alias Ical dan Agung Laksono. Peluang hadirnya partai baru pun sepertinya tidak terhindarkan lagi. Pengamat politik Universitas Airlangga, Sukowidodo melihat adanya kemungkinan lahirnya partai baru dari konflik partai berlambang pohon beringin tersebut. Lantaran hingga saat ini Golkar masih berpolemik dualisme kepemimpinan antara Abu Rizal Bakrie dan Agung Laksono.
"Saya rasa kemungkinan itu pasti ada, namun seberapa besarnya saya tidak bisa prediksi," ujar Widodo, Sabtu (23/1).
Meski dia menyebutkan kemungkinan adanya partai baru akibat konflik Golkar, tidak menutup kemungkinan lain Golkar akan tetap eksis meski konsekuensinya ditinggal oleh para kadernya. Hal ini lantaran Golkar dinilai belum bisa menampung aspirasi para kadernya sehingga memilih untuk berpaling ke partai yang sejalan dengan visi misi para kader mereka.
"Golkar bisa tetap ada tapi anggota (kader) pindah ke partai lain" imbuhnya.
Lanjutnya, perpecahan yang terjadi di Golkar tidak sepenuhnya bersumber dari internal, faktor eksternal menurut Widodo juga berperan adanya konflik yang sudah hampir satu tahun lebih itu. Dia menggambarkan ketidakmampuan Golkar dalam mengakomodasi kepentingan partai khususnya kader menjadi celah bagi pihak eksternal mengambil keuntungan dengan hadir sebagai wadah aspirasi kader Golkar.
"Di situlah peran eksternal dalam hal ini partai lain hadir yang kebetulan sejalan dengan kader Golkar yang merasa tidak sejalan lagi dengan Golkar," jelasnya.
Namun segala kemungkinan soal masa depan Golkar dia mengatakan semua tergantung aktor di dalamnya. Jika Golkar ingin tetap utuh menurutnya baik kedua belah pihak sudah seharusnya meredam ego masing masing dan lebih melihat kepentingan partai ketimbang gengsi.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Partai Beringin tua kembali panas. Kini, giliran Airlangga Hartarto memutuskan untuk mundur dari kursi ketua umum Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaInternal Golkar kembali panas jelang Munas pemilihan ketua umum
Baca SelengkapnyaGolkar mulanya berharap Prabowo Subianto merestui Airin Rachmi Diany sebagai calon Gubernur Banten.
Baca SelengkapnyaDinamika Partai Golkar sering terjadi pergantian pimpinan partai baik dalam konteks murni munas maupun melalui munaslub.
Baca SelengkapnyaPeluang koalisi Partai Golkar dengan PDIP di Pilkada Banten semakin terbuka lebar.
Baca SelengkapnyaJusuf Hamka mengakui keputusan mundur karena melihat pergolakan di Golkar yang berujung pengunduran diri Airlangga.
Baca SelengkapnyaKendati demikian, Golkar mengaku tak mengetahui siapa partai politik yang akan bergabung dengan KIM.
Baca SelengkapnyaAnggota Dewan Penasihat Partai Golkar, Jusuf Hamka mengungkapkan pengunduran dirinya dari Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaGolkar tengah menjadi perbincangan hangat usai Ketua Umum partai berlogo beringin ini mundur. Ini sejumlah fakta menarik Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaAirlangga mengingatkan agar seluruh kader Partai Golkar merapatkan barisan.
Baca SelengkapnyaAirlangga tidak memerinci betul siapa partai yang akan bergabung koalisi Prabowo.
Baca SelengkapnyaKeputusan KIM mengusung Andra-Dimyati membuat Golkar dan Gerindra pecah kongsi.
Baca Selengkapnya