Akbar & Agung anggap manuver soal cawapres Jokowi terlalu buru-buru
Merdeka.com - Akhir pekan lalu Partai Golkar menggelar Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Partai Golkar oleh Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Indonesia I (Jawa dan Sumatera). Dalam rapat internal itu menghasilkan beberapa keputusan strategi.
Salah satunya yakni munculnya 3 nama yang disebut-sebut akan mendampingi Presiden Jokowi sebagai cawapres di Pilpres 2019 mendatang. Sebagaimana diketahui partai berlambang pohon beringin ini telah mendeklarasikan diri sebagai partai pengusung Jokowi pada pemilu 2019.
Politikus senior Partai Golkar, Akbar Tanjung menilai, pengajuan nama Sri Mulyani, Khofifah Indar Parawansa dan Sultan Hamengku Buwono X sebagai cawapres Jokowi terlalu dini.
-
Apa yang dilakukan Golkar di Pilpres 2024? 'Kesempatan bagi saya untuk menyampaikan terima kasih saya atas kerja keras Partai Golkar dalam pemilihan umum yang tentu saja kita rasakan bersama tahun 2024 ini, peran Partai Golkar sangat besar,' kata Prabowo.
-
Mengapa Jokowi ingin Pemilu 2024 Jurdil dan Luber? Jokowi ingin Pemilu Serentak 2024 ini berlangsung jujur, adil, langsung, umum, dan rahasia (jurdil dan luber) sehingga membawa kegembiraan bagi masyarakat.
-
Siapa yang diusung Golkar sebagai Cawapres Prabowo? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
-
Kapan Golkar akan bergerak? “Saya instruksikan kepada seluruh partai Golkar di Indonesia. Sekarang sedang disusun berdasarkan nomor urut dan pemilu sudah system terbuka, sehingga dengan demikian sudah waktunya sekarang untuk langsung bergerak, konsolidasi di akar rumput, rebut hati rakyat,“ katanya.
-
Siapa yang dikritik Golkar soal maju Pilgub DKI? Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menyindir, Anies Baswedan yang tengah mempertimbangkan maju kembali di Pemilihan Gubernur Jakarta.
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
"Saya kira itu masih terlalu dini kalau bicara soal manuver politik untuk Pemilu 2019," ujar Akbar selepas melaksanakan salat Idul Adha 1437 H di DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Nelly Murni, Slipi, Jakarta Barat, Senin (12/9).
Menurut Akbar, seharusnya usulan cawapres Jokowi tak semestinya dilakukan saat ini. Alangkah lebih baiknya, lanjut Akbar, dilihat terlebih dahulu track record dan pengabdiannya kepada masyarakat.
"Apakah selama ini sudah memperlihatkan pengabdian yang betul-betul dirasakan oleh masyarakat secara luas, dia juga harus patut orang yang diteladani, kalau belum ya jangan terburu-buru," jelas Akbar.
"Sebaiknya kita tunggu saja karena menilai seseorang harus dilihat dari kiprahnya selama ini. Santai saja, kita tunggu dululah yah," tambahnya.
Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar, Agung Laksono juga mengatakan hal serupa.
"Saya tidak setuju dari sekarang biarkan saja, sudah tetapkan Jokowi jadi capres diusung Golkar," ucap Agung di tempat yang sama.
Agung menerangkan pada saatnya nanti juga akan dibicarakan soal pasangan yang akan mendampingi Jokowi di Pilpres 2019. Sebab banyak yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu.
"Biarkan waktu berbicara, biasanya kan dikonsultasikan dengan presidennya, kan mitranya harus yang pas dan nyaman sesuai dengan chemistry-nya biarlah beri waktu bagi Jokowi memimpin negara, ada waktunya menetapkan siapa wakilnya, sakarang itu bukan DPP bukan kelembagaan itu pribadi, sulit juga melarang orang bicara di era demokrasi," papar Agung.
Dukungan Golkar yang telah diberikan kepada Presiden Jokowi, kata dia, bukanlah suatu beban bagi Presiden. Sebab menurut dia, mantan Gubernur DKI Jakarta itu bisa menilai dengan sendirinya.
"Tidak Pak Jokowi paham itu bukan keputusan partai, Pak Jokowi tak usah khawatir itu baru usulan individu asalkan DPP konsekuen, nanti akan dikonsultasikan ke Jokowi," tutup Agung.
(mdk/sho)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Koalisi Anies dan Ganjar masih belum membocorkan sosok Cawapres. Kepastian deklarasi juga belum diketahui.
Baca SelengkapnyaBelum adanya sikap dari bacapres membuat pergerakan koalisi terus dinamis. Hal itu menyusul, akan adanya pertemuan antara PKB dan PDIP.
Baca SelengkapnyaCak Imin tidak ingin lebih jauh bicara soal pencapresan karena sedang dipingit.
Baca SelengkapnyaPKB Bicara Peluang Tiga Poros Koalisi di Pilgub Jakarta, Ini Bocoran Peta Politiknya
Baca SelengkapnyaReaksi Ganjar mendadak berbeda, ketika disinggung wacana duet Anies dan Ahok di Pilgub Jakarta.
Baca SelengkapnyaMuzani menyampaikan, nama bakal cawapres untuk Prabowo sudah memasuki tahap pematangan akhir.
Baca SelengkapnyaUntuk mengurus negara, setidaknya harus pernah menjadi legislatif tingkat nasional maupun eksekutif tingkat provinsi.
Baca SelengkapnyaGrace menyampaikan bahwa PSI masih menjalin komunikasi dengan calon presiden 2024
Baca SelengkapnyaTiga kubu itu adalah Prabowo, Ganjar, dan Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaJika wacana itu serius, Ganjar menantang Anies dan Ahok untuk bersama-sama mendaftarkan diri di Pilkada serentak 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaKetua Pemenangan Pilkada Partai Golkar Kabupaten Bogor, Samsul Hidayat menyambut baik usulan tersebut mengingat hubungan antara Partai Golkar dan PDIP.
Baca SelengkapnyaPKB menyebut, jika cawapres menjadi faktor penentu pendongkrak elektabilitas capres.
Baca Selengkapnya