Akbar Tandjung: Agung Laksono sudah tidak mau berkomunikasi
Merdeka.com - Dualisme kepengurusan Partai Golkar tak kunjung usai. Satu-satunya jalan untuk menyudahi perseteruan antara Aburizal Bakrie (Ical) dan Agung Laksono dinilai hanya melalui jalur hukum.
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung mengatakan, kisruh yang terjadi di partainya dikembalikan ke mekanisme hukum. Saat ini dia hanya menunggu proses hukum yang sedang berjalan di PTUN dan Pengadilan Negeri Jakarta Utara.
"Semuanya kan kita kembalikan ke arah mekanisme hukum pengadilan. Karena kita kan negara hukum, bukan negara kekuasaan, ya kita tunggu saja proses hukum yang sekarang sedang berjalan di PTUN, Pengadilan Negeri Jakarta Utara, dan di Bareskrim juga berjalan. Ya kita tunggu saja semuanya itu," kata Akbar saat hendak menjenguk Anas Urbaningrum di Gedung KPK, Kamis (9/4).
-
Siapa yang berhasil mengelola potensi konflik di Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Bagaimana Golkar berperan? Pertemuan KTT ke-26 ASEAN-RRT menyepakati pentingnya penguatan kerjasama regional untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan mewujudkan cita-cita Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, terutama dengan adanya upgrading ASEAN-China Free Trade Agreement (FTA) 3.0 dan implementasi penuh Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
-
Apa tujuan konsolidasi Akbar Gerindra? “Kegiatan ini difokuskan untuk Dapil Banten II. Jadi pesertanya struktural partai, simpatisan, relawan yang berbasis TPS. Jadi tujuan ini konsolidasi akbar ya dalam rangka mengonsolidasikan semua potensi kemenangan Pak Prabowo dan Gerindra di Dapil Banten II,“ ujar Ketua DPD Partai Gerindra Banten, Andra Soni.
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
-
Bagaimana MKGR tegak lurus ke Golkar? “Kami tidak akan membiarkan pengurus, dewan-dewan, jajaran. Termasuk anggota Ormas MKGR yang dapat menabrak kebijakan-kebijakan yang telah diambil oleh partai Golkar dan Bapak Airlangga Hartarto,“ tegas Adies dalam SE yang ditandatangani pada Jumat (28/7).
Ketika ditanya apakah Akbar pernah mencoba memberikan masukan kepada kedua belah kubu agar bisa berdamai, Akbar mengaku hal itu hanya dilakukannya kepada Aburizal Bakrie, yang masih dianggapnya sah secara legalitas kepengurusan partai.
Akbar juga menjelaskan kenapa menurutnya Munas Bali yang dipimpin Aburizal Bakrie lebih sah, dibandingkan dengan Munas Ancol yang diselenggarakan kubu Agung Laksono.
"Mengenai masukan kepada kedua belah pihak, sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar saya ya memberi masukan kepada Aburizal Bakrie. Memang dulu juga sempat berkomunikasi dengan Agung Laksono, tapi setelah dia melakukan Munas di Ancol saya sudah tidak pernah berkomunikasi, karena Agung Laksono pun juga sudah tidak mau berkomunikasi," ujar Akbar.
"Kemudian saya menyadari bahwa Munas Bali di mana saya hadir, menurut saya mempunyai keabsahan yang kuat, karena dihadiri oleh kepemimpinan partai yang resmi dari hasil Munas Riau, dan dihadiri oleh para ketua DPD I dan DPD II yang resmi. Sehingga saya juga punya gambaran bahwa Munas Bali itu, saya yakini memiliki keabsahan yang sah," pungkasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jusuf Hamka lebih memilih untuk tidak berbicara soal itu lantaran dirinya tidak mau lagi mencampuri urusan internal Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaAnggota Dewan Penasihat Partai Golkar, Jusuf Hamka mengungkapkan pengunduran dirinya dari Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaMediasi kasus gugatan wanprestasi Almas ke Gibran tak mencapai kesepakatan alias deadlock.
Baca SelengkapnyaAirlangga mengaku pengunduran dirinya sebagai ketum diambil melalui banyak pertimbangan.
Baca SelengkapnyaSikap JK dinilai senior Golkar terkait munaslub tidak konsisten kepada Airlangga dan Setya Novanto.
Baca SelengkapnyaJK sebut Golkar telat dalam menentukan arah koalisi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Baca Selengkapnya"Tidak ada Munaslub. Semua sudah final dan tegas, Munas digelar 2024," tegas Agung Laksono.
Baca SelengkapnyaGugatan ini dilayangkan Almas karena tak ada ucapan terima kasih dari Gibran usai gugatannya soal batasan usia capres dikabulkan MK.
Baca SelengkapnyaAgung Laksono menyindir sejumlah pengurus Partai Golkar yang merangkap jabatan.
Baca SelengkapnyaJusuf Hamka mengakui keputusan mundur karena melihat pergolakan di Golkar yang berujung pengunduran diri Airlangga.
Baca SelengkapnyaAirlangga sebelumnya mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar per Sabtu (10/8) malam.
Baca SelengkapnyaBabah Alun memperlihatkan surat pengunduran diri kepada wartawan.
Baca Selengkapnya