Akbar Tanjung juga menolak Munaslub saat jadi terdakwa kasus Bulog
Merdeka.com - Ketua umum Partai Golkar Setya Novanto menolak mundur dari kursi pimpinan partai dan Ketua DPR pasca ditetapkan sebagai tersangka kasus koruspi proyek e-KTP. Hal ini serupa dengan apa yang dilakukan oleh Akbar Tanjung saat menjabat ketum Golkar pada 2002 lalu yang terbelit kasus Bulog Gate.
Senior Golkar Fahmi Idris menceritakan, saat Akbar tersangka muncul juga desakan agar Golkar segera mengadakan Munaslub, untuk memilih pemimpin baru. Namun, menurut dia, hal itu ditolak oleh Akbar yang ingin tetap menjabat.
"Pro kontra pasti ada, Bung Akbar kan mengusulkan Munaslub (saat Setya Novanto terbelit), tapi ketika dia dulu terkena kasus menolak ada Munaslub. Ketika dia mengalami kasus, dia menolak," kata Fahmi saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (19/7).
-
Kenapa Golkar menolak Munaslub? Ketiga Dewan Partai Golkar menyatakan menolak wacana musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Mereka solid mendukung Airlangga, yakni Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, dan Dewan Pakar.
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
-
Kenapa Partai Golkar tidak mau Munaslub? “Saya berpandangan, Munaslub hanyalah jalan akhir ketika terdapat musibah, kondisi darurat atau force major sehingga ada unsur di puncak partai yang tidak berjalan.
Akbar kala itu bahkan bukan hanya menjadi tersangka, tapi sudah duduk sebagai terdakwa di pengadilan. Kasusnya bergulir hingga satu tahun, sebelum Mahkamah Agung memutus bebas Akbar dari korupsi dana nonbujeter Bulog senilai Rp 40 miliar.
"Saya usulkan menunjuk plt dulu, agar (Akbar Tanjung) bisa konsen menghadapi proses hukum, tapi dia menolak, apalagi kalau dulu saya usulkan munaslub?" kata Fahmi bercerita.
Untuk kasus Setya Novanto, Fahmi berharap, diputus bebas seperti Akbar Tanjung. Sebab, jika tidak akan menimbulkan masalah baru di internal partai.
"Tapi ada solusi, jika Novanto dinyatakan bersalah, langsung ditunjuk Plt saja, lebih mudah memanage konflik menjelang munas, ketimbang memanage konflik setelah munas," terang dia.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagai informasi, desakan Munaslub untuk melengserkan Airlangga dilakukan Kelompok Pemrakarsa Penggerak Kebangkitan Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaWaketum Golkar curiga ada penumpang gelap dengan kemunculan gagasan Munaslub melalui orang yang mengaku anggota Dewan Pakar Golkar.
Baca SelengkapnyaBelakangan ini, isu Munaslub berembus kencang untuk melengserkan Airlangga dari kursi Ketum Golkar.
Baca SelengkapnyaDalam konferensi pers, Idrus mendesak Airlangga segera melepas jabatannya sebagai ketua umum DPP Partai Golkar
Baca SelengkapnyaPolitikus yang akrab disapa Bamsoet ini menegaskan tidak ada wacana Munaslub untuk mengubah keputusan soal pencapresan.
Baca SelengkapnyaAkbar meminta seluruh pengurus dan kader Golkar menjaga kekompakan dan soliditas partai.
Baca SelengkapnyaKepemimpinan Airlangga diguncang melalui desakan Munaslub. Luhut didukung untuk maju di pemilihan Ketum.
Baca SelengkapnyaSikap JK dinilai senior Golkar terkait munaslub tidak konsisten kepada Airlangga dan Setya Novanto.
Baca SelengkapnyaHingga akhirnya, koalisi pengusung Jokowi sepakat untuk meminang Ma'ruf Amin sebagai cawapres Jokowi.
Baca SelengkapnyaAhok memutuskan untuk mundur dari Komut Pertamina untuk berkampanye memenangkan Ganjar-Mahfud
Baca SelengkapnyaNama Bahlil dikabarkan bakal menjadi ketua umum menggantikan Airlangga dan diputuskan pada Munas Golkar digelar Desember mendatang.
Baca SelengkapnyaKoalisi Indonesia Maju (KIM) yang di dalamnya ada Partai Golkar, hendak mengusung Ridwan Kamil di Jakarta
Baca Selengkapnya