Akbar Tanjung sebut Rapimnas Golkar bisa bahas Setnov di kasus e-KTP
Merdeka.com - Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tanjung mengatakan, kader memiliki hak untuk membahas masalah-masalah internal partai termasuk keterlibatan Ketua Umum Setya Novanto (Setnov) dalam korupsi e-KTP dalam Rapimnas. Saat ini, Golkar tengah menggelar Rapimnas di Balikpapan, Kalimantan Timur pada 22-24 Mei 2017.
"Yang terkait dengan tokoh-tokoh partai termasuk yang terkait dengan kepemimpinan partai kalau memang ada hal yang perlu didiskusikan. Saya kira lah forum ini lah yang tepat," kata Akbar di Hotel Puri Denpasar, Kuningan, Jakarta, Minggu (21/5).
Akbar menjelaskan, efektivitas dan keberhasilan dari kepemimpinan Novanto bisa terlihat dalam forum Rapimnas tersebut.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Golkar? “Yang intinya, menginginkan Hasta Karya ini solid, kami sampaikan bahwa sampai saat ini seluruh organisasi Hasta Karya “Hasilnya adalah memberikan kewenangan penuh pada Ketua Umum Golkar Bapak Airlangga Hartarto untuk menentukan arah kebijakan, langkah-langkah yang akan diambil terkait dengan pilpres, pileg, dan pilkada,“ tegas Ketum MKGR.
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
-
Kenapa Dewas KPK sidang etik mantan Kamtib dan Karutan? Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menggelar sidang etik buntut dari kasus pungli di rumah tahanan (Rutan) KPK.
"Pada waktu pemilu yang akan datang itu menentukan supaya berhasil atau tidak dan juga ikut menentukan baik atau tidak tergantung pada pendapat publik atau parta dan tokoh-tokoh partai dan kalau itu dijadikan bahan untuk pada Rapimnas ya bisa saja. Dan institusi bisa saja kelihatan," kata mantan Ketua Umum Golkar itu.
Rapimnas juga menjadi momentum untuk membahas sejumlah agenda politik ke depan, semisal Pilkada 2018 dan Pemilu Serentak 2019 mendatang. Selain membahas agenda politik, kata dia, Rapimnas bisa dipakai untuk mencari solusi dalam upaya memperbaiki masalah di tubuh partai Golkar.
"Gunakan lah momentum yang ada dengan sebaik baiknya untuk memperbarui sikap dan juga menetapkan strategi yang tepat. Dan kemudian memperbaiki kekurangan dan kelemahan partai dan termasuk juga memperbaiki bilamana ada hal-hal yang bisa diperbaiki citra partai," terangnya.
"Bilamana ada hal-hal yang bisa mempengaruhi pada citra partai maka itu bisa dilakukan upaya upaya untuk memperbaikinya dan ini lah momen yang paling cocok," sambung Akbar.
Mantan Ketua DPR ini berharap, di Rapimnas itu diambil suatu keputusan untuk menindaklanjuti amanat Musyawarah Nasional (Munas) yang belum terealisasi. Di antaranya, masalah konsolidasi dari pengurus pusat ke daerah yang belum maksimal.
"Ada yang belum dilaksanakan supaya forum ini bisa mengambil keputusan dalam waktu untuk menindaklanjuti putusan munas tersebut. Bahkan bilamana kalau perlu untuk memberikan satu kurun waktu tertentu yang ditetapkan ini harus kita selesaikan dalam waktu yang singkat," jelasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Airlangga menegaskan, jika Partai Golkar menjadi korban atas kasus e-KTP.
Baca SelengkapnyaAgus Rahardjo Ngaku Diintervensi Jokowi, Firli Bahuri: Saya Kira Semua Akan Alami Tekanan
Baca SelengkapnyaMoeldoko mempertanyakan Agus Rahardjo yang kembali mempersoalkan kasus yang sudah bergulir pada 2017.
Baca SelengkapnyaAlex yang merupakan pimpinan KPK dua periode ini menyebut saat itu tak bisa menghentikan kasus Setnov.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Agus Rahardjo mengungkapkan dirinya pernah dipanggil dan diminta Presiden Jokowi untuk menghentikan penanganan kasus korupsi pengadaan e-KTP
Baca SelengkapnyaGanjar disebut memaparkan permasalahan yang berdampak pada ekonomi rakyat
Baca SelengkapnyaAgus Rahardjo sebelumnya menyebut pernah dipanggil ke Istana dan diminta presiden menghentikan kasus korupsi e-KTP melibatkan mantan ketua DPR Setya Novanto.
Baca SelengkapnyaPDIP menyarankan pembuktian kesaksian mantan Ketua KPK Agus Rahardjo soal dugaan intervensi Presiden Jokowi di kasus E-KTP.
Baca SelengkapnyaSekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid mengkritik ide Kartu Tanda Penduduk (KTP) Sakti yang digagas Tim Ganjar.
Baca SelengkapnyaAgus Rahardjo yang mengaku sempat diminta Presiden untuk menghentikan kasus korupsi KTP elektronik
Baca SelengkapnyaHamdan mengatakan, DPR seharusnya gunakan hak konstitusional menanyakan ini kepada Presiden atau gunakan hak angket.
Baca SelengkapnyaMenurut Koordinator Stafus Presiden Ari Dwipayana, Presiden Jokowi sudah menjelaskan kasus korupsi yang menyeret mantan Ketua DPR Setya Novanto.
Baca Selengkapnya