Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Akhir cerita konflik parpol, Golkar dan PPP dukung Jokowi

Akhir cerita konflik parpol, Golkar dan PPP dukung Jokowi Kampanye Golkar. ©2014 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Konflik internal partai politik nampaknya sudah menemukan titik terang. Kubu yang berseberangan di Golkar dan PPP sudah ada niatan untuk berdamai dengan caranya masing-masing.

Golkar kubu Aburizal Bakrie (Ical) misalnya, dalam rapimnas 23 - 25 Januari lalu, memutuskan akan menggelar munaslub pada April nanti. Ical pun legowo menanggalkan jabatannya dari ketua umum Golkar.

Bukan cuma itu, Golkar kubu Ical akhirnya memutuskan untuk mendukung pemerintahan Jokowi-JK. Padahal selama ini, yang memicu konflik dengan Agung Laksono adalah Ical jadi ketum dua periode dan Golkar berada di luar pemerintah bersama KMP.

Kami tidak ada mengatakan bahwa mendukung pemerintah meminta sesuatu. Tetapi karena doktrin partai Golkar, dan kemudian melakukan reposisi maka itulah yang kita lakukan," kata Ical pada acara Rapimnas Golkar di JCC, Senayan,Jakarta, Minggu (24/1).

Ical mengaku dukungan tersebut sudah direncanakan beberapa waktu lalu oleh pengurus Partai Golkar dan mendapat restu dari KMP.

"Sebelum melakukan dukungan sudah diadakannya satu rapat konsolidasi nasional tanggal 4 Januari lalu di Bali. Maka kami sudah berkomunikasi pada bulan Desember dengan rekan-rekan dari KMP, dan semuanya tidak berkeberatan dengan sikap kami," tegasnya.

Sebelum akhirnya mendukung Jokowi konflik antara Ical dan Agung Laksono terjadi lebih dari setahu. Jalur hukum ditempuh hingga akhirnya gugatan Ical dikabulkan MA.

Kemenkum HAM pun mencabut SK kepengurusan Golkar kubu Agung. Namun pemerintah menolak sahkan kubu Ical dan lebih memilih untuk memperpanjang kepengurusan Golkar hasil munas Riau tahun 2009 lalu. Dengan maksud, munaslub Golkar April nanti memiliki legalitas hukum.

Hal serupa juga terjadi pada internal PPP. Konflik antara Suryadharma Ali (SDA) dan Romahurmuziy (Romi) di awali sikap politik yang berseberangan.

Romi menggelar muktamar PPP di Surabaya tanpa SDA sang ketua umum. Menang di muktamar, Romi memutuskan membawa PPP masuk pemerintah. SDA ngotot ingin di luar pemerintah bersama KMP.

Sementara itu, SDA tengah berkutat dengan kasus hukum dana haji yang membelitnya di KPK. SDA menunjuk Djan Faridz untuk menggelar muktamar tandingan di Jakarta, hasilnya Djan terpilih sebagai ketum gantikan SDA.

Jalur hukum ditempuh, MA sahkan kubu Djan Faridz. Kemenkum HAM cabut SK kepengurusan Romi Cs.

Setelah kisruh panjang, kubu Djan nampaknya lelah dengan konflik. Akhirnya dalam rapimnas PPP di Puncak kemarin (29/1), partai berlambang Kabah ini memilih mendukung pemerintah.

Setidaknya ada tujuh poin yang dibahas di Rapimnas dan menjadi keputusan. Salah satunya yakni PPP deklarasikan diri mendukung pemerintahan Jokowi.

"Yang pertama adalah terkait fatwa Mbah Maimun, Ketua Majelis Pakar," kata Sekjen PPP Dimyati Natakusumah dalam keterangan tertulisnya, Jumat (29/1).

Yang kedua, keputusan untuk bergabung dengan Koalisi Parpol Pendukung Pemerintah (PPP) tanpa syarat. Ketiga, adalah kesepakatan soal koalisi permanen dalam menghadapi Pilkada serentak 2017 dengan PDIP.

Sementara yang keempat adalah, rapimnas ini akan ditindaklanjuti dengan mukernas II di Jakarta. Kelima, merangkul pihak pengurus Muktamar PPP Surabaya versi Romahurmuziy (Romi).

"Keenam, setiap pengurus PPP se-Indonesia agar memasang bendera partai di depan rumah masing-masing. Terakhir pembaharuan SK-SK DPC dan DPW seluruh Indonesia dibentuk tim lanjutan, dan lain-lain yang nanti akan dibahas pada rapat lanjutan," jelas Dimyati menambahkan.

Dia pun mengatakan, PPP di bawah kepengurusan Djan tidak pernah menandatangani kontrak politik dengan koalisi manapun, termasuk Koalisi Merah Putih (KMP) ataupun dengan Koalisi Indonesia Hebat (KIH).

"Kalau yang kontrak politik dengan KMP kan PPP di bawah kepemimpinan Ketum Suryadharma Ali (SDA) dan Sekjen Romahurmuziy (Romi). Mereka yang menandatangani kontrak itu. Kalau kita, baru kali ini kita mendukung Koalisi Partai Pendukung Pemerintah (KP3)," tandas dia.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Djan Faridz menceritakan latar belakang bergabungnya partainya ke dalam Koalisi Parpol Pendukung Pemerintahan (KP3).

Kata dia, awalnya Mbah Maimun, Ketua Majelis Pakar mengirim surat ke Presiden Joko Widodo. Intinya, agar kepengurusan PPP disahkan melalui SK Menkum HAM.

"Kala itu Mbah Maimun (Moen) berjanji, kalau PPP sudah bersatu, maka akan bergabung menjadi partai pendukung pemerintah," kata Djan.

"Karena beliau (Mbah Moen) sudah keluarkan fatwa, saya bilang, pak saya akan ikut apapun perintahnya," sambung dia.

"Kemudian, saya siapkan surat dukungan kepada pemerintahan," tuntas dia.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Membaca Peran Jokowi di Balik Dukungan Golkar dan PAN ke Prabowo
Membaca Peran Jokowi di Balik Dukungan Golkar dan PAN ke Prabowo

Di DPP PAN, bersama Jokowi partai-partai pemerintah minus PDIP dan NasDem bicara wacana pembentukan koalisi besar.

Baca Selengkapnya
Membaca Simbol Politik, Kemana Arah Dukungan Jokowi?
Membaca Simbol Politik, Kemana Arah Dukungan Jokowi?

Ganjar dan Prabowo saling klaim mendapat dukungan Presiden Jokowi

Baca Selengkapnya
Golkar Bandingkan Penjajakan ke PDIP dan Gerindra: Akhirnya Pilih Prabowo
Golkar Bandingkan Penjajakan ke PDIP dan Gerindra: Akhirnya Pilih Prabowo

Golkar telah melakukan penjajakan koalisi dengan Partai Gerindra sudah lebih lama daripada penjajakan dengan PDI Perjuangan.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kejutan! Hasto Bongkar Operasi Jokowi Rebut Kursi Kepemimpinan Golkar dan PDIP
VIDEO: Kejutan! Hasto Bongkar Operasi Jokowi Rebut Kursi Kepemimpinan Golkar dan PDIP

Hasto menyebut, dalam kabinet Jokowi ada menteri powerfull dan menteri super powerfull.

Baca Selengkapnya
Golkar Dan PAN Dukung Prabowo, PPP dan PDIP Tidak Gentar Usung Ganjar
Golkar Dan PAN Dukung Prabowo, PPP dan PDIP Tidak Gentar Usung Ganjar

PPP mengibaratkan kondisi saat ini seperti Pilpres 2014

Baca Selengkapnya
Golkar Gabung Prabowo, JK: Kondisi Politik Sulit, Itu Kenyataan yang Ada
Golkar Gabung Prabowo, JK: Kondisi Politik Sulit, Itu Kenyataan yang Ada

JK menilai, dukungan ke Prabowo Subianto dilakukan untuk bekerja sama memenangkan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Gerindra dan Golkar, Solid di Pilpres Berhadapan di Banten
Gerindra dan Golkar, Solid di Pilpres Berhadapan di Banten

Golkar mulanya berharap Prabowo Subianto merestui Airin Rachmi Diany sebagai calon Gubernur Banten.

Baca Selengkapnya
VIDEO: PSI Usul Jokowi Pimpin Koalisi Prabowo, ini Reaksi Golkar & Gibran
VIDEO: PSI Usul Jokowi Pimpin Koalisi Prabowo, ini Reaksi Golkar & Gibran

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mengusulkan, Presiden Jokowi memimpin Parpol koalisi pengusung Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya
Idrus Marham Heran Golkar Masih Pertahankan KIB
Idrus Marham Heran Golkar Masih Pertahankan KIB

Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga saat ini layaknya menjaga rumah kosong. Karena KIB sudah tidak lagi berjalan.

Baca Selengkapnya
PAN dan Golkar Dukung Prabowo, Pengamat: Bisa Disinyalir Kode Jokowi
PAN dan Golkar Dukung Prabowo, Pengamat: Bisa Disinyalir Kode Jokowi

Golkar dan PAN memberikan dukungan kepada Prabowo di Museum Perumusan Naskah Proklamasi Jakarta Pusat.

Baca Selengkapnya
Jokowi Diisukan Masuk Golkar, Airlangga: Bagus-Bagus Saja, Beliau Tokoh Nasional
Jokowi Diisukan Masuk Golkar, Airlangga: Bagus-Bagus Saja, Beliau Tokoh Nasional

Menurut dia, Presiden Jokowi merupakan tokoh nasional.

Baca Selengkapnya
Menebak Arah Langkah Jokowi Usai Tidak Jabat Presiden
Menebak Arah Langkah Jokowi Usai Tidak Jabat Presiden

Ternyata, isu Jokowi ingin gabung ke partai politik bukan hanya menuju ke Golkar saja

Baca Selengkapnya