Alasan Ahok selalu moncer di survei jelang Pilgub DKI
Merdeka.com - Elektabilitas Basuki T Purnama (Ahok) selalu tak terkalahkan dalam hasil survei sejumlah lembaga riset. Hal ini dinilai karena kepuasan warga Jakarta atas kinerja Ahok selama menjabat jadi orang nomor 1 di DKI.
Pengamat politik CSIS J Kristiadi menilai, kemantapan warga Jakarta memilih pasangan Ahok - Djarot dalam Pilkada Serentak Februari 2017 didasarkan pada pertimbangan kapasitas, bukan primordial.
"Ketidakgoyahan pilihan pada Ahok-Djarot tersebut karena warga Jakarta puas dengan kinerjanya selama memimpin Jakarta, bukan terkait dengan primordial," ujarnya di Jakarta, Minggu (25/9).
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Siapa yang menang Pilkada DKI 2017? Hasil resmi dari Pilkada DKI Jakarta 2017 menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno memenangkan pemilihan dengan perolehan suara 57,96%, mengalahkan pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat yang memperoleh 42,04%.
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
-
Hasil quick count Pilkada DKI 2017, siapa yang menang? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
-
Mengapa Pilkada DKI 2017 menarik perhatian? Pilkada DKI 2017 menjadi salah satu pemilihan kepala daerah yang menarik perhatian. Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Kenapa Anies dianggap salah satu tokoh dengan elektabilitas tinggi? Anies jadi satu di antara tiga tokoh capres dengan elektabilitas terkuat di sejumlah lembaga survei.
Kristiyadi menilai, tingkat kemantapan pemilih Ahok itu sangat tinggi. Menurut dia, hampir 75 persen warga Jakarta, yang saat ini telah memutuskan akan memilih Ahok, tidak akan mengubah sikapnya hingga ke bilik suara pada Februari 2017.
"Golongan ini dapat dikategorikan sebagai pasukan pejah-gesang nderek Ahok (hidup-mati ikut Ahok)," cetus dia.
Kristiadi melihat wajar jika Ahok terus moncer di berbagai lembaga survei. Menurut dia, pelayanan publik yang terjadi di Jakarta sudah baik.
"Coba kita tengok pelayanan di kantor kelurahan dan kecamatan, servis di rumah sakit umum daerah dan Puskesmas, maka kita akan segera menemukan bukti bahwa terjadi peningkatan kinerja yang sangat luar biasa," katanya.
Hampir semua lini kehidupan warga Jakarta, kata dia, mengalami kemajuan dalam dua tahun terakhir. Transportasi dalam kota, misalnya, lanjut Kristiadi.
"Bus Transjakarta sudah menjadi pilihan transportasi warga Ibukota, sehingga banyak kendaraan pribadi yang keluar garasi hanya di hari libur saja. Demikian pula untuk kebersihan jalan dan taman-taman yang sangat terjaga oleh Tim Kebersihan Pemprov DKI. Banjir memang masih terjadi, tetapi jarang dan cepat kering," klaim dia.
Sehari sebelumnya, Media Research Center (MRC) mengeluarkan rilis hasil survei yang dilakukan pada 23-24 September 2016, atau sehari setelah KPUD DKI menerima pendaftaran tiga pasang calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI.
Survei menunjukkan, dari segi kekuatan pemilih atau mereka yang tidak akan mengalihkan pilihan ke bakal calon lain, Ahok-Djarot mendapat skor 71,6 persen. Sementara itu, pasangan Anies-Sandiaga dan Agus Sylviana masing-masing mendapatkan 59,5 persen dan 53,5 persen.
Hasil survei MRC itu juga memperlihatkan bahwa 75,3 persen warga Jakarta setuju jika di bawah kepemimpinan Ahok-Djarot, Jakarta menjadi lebih baik dibanding sebelumnya. Sedangkan yang mengatakan tidak setuju dan tidak tahu masing-masing sebesar 22 persen dan 2,7 persen.
Sementara itu, ketika ditanya tentang keberhasilan Ahok memimpin Jakarta, 80,4 persen responden menilai berhasil. Tiga poin lain yang dinilai menjadi hal positif dari Ahok adalah sikap tegas demi menegakkan kebenaran, kebijakan prorakyat dan memiliki komitmen memberantas korupsi di pemerintahannya.
Survei MRC dilakukan dalam periode 23-24 September dengan melibatkan 500 orang responden. Sampel dilakukan secara acak (probability sampling).
Kerangka yang digunakan berdasarkan nama para kartu keluarga di wilayah RT. Primary sampling unit adalah wilayah setingkat kelurahan. Margin of error 4,5 persen dan tingkat kepercayaan sampel capai 95 persen.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok di mata Said Abdullah adalah sosok pemimpin yang bekerja dengan sangat baik selama memimpin Jakarta.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini nama Ahok juga masih menjadi pertimbangan bagi PDIP untuk di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaElektabilitas tiga nama besar di Pilkada Jakarta saling berkejaran
Baca SelengkapnyaLebih dari 50 persen anak muda di bawah usia 25 tahun memilih Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Baca SelengkapnyaSohibul Iman mengaku tidak masalah dengan survei tersebut
Baca SelengkapnyaKedua bakal calob gubernur tersebut memiliki basis dukungan masing-masing.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan memperoleh suara tertinggi berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator Politik Indonesia mencatat elektabilitas calon gubernur Jakarta.
Baca SelengkapnyaLitbang Kompas merilis survei terbaru terkait pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Jakarta 2024, Selasa (16/7).
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator melakukan sejumlah simulasi pasangan calon di Pilkada Jakarta.
Baca Selengkapnya"Data menunjukkan bahwa sebesar 80 persen masyarakat menyatakan puas dengan kinerja Jokowi," kata Afrimadona.
Baca SelengkapnyaBurhanuddin Muhtadi menyampaikan bahwa bantuan sosial (bansos) berefek kepada approval rating Presiden Jokowi.
Baca Selengkapnya