Alasan kubu Prabowo-Sandi tak percaya hasil survei unggulkan Jokowi
Merdeka.com - Beberapa lembaga telah merilis hasil survei tentang elektabilitas capres dan cawapres. Hasilnya, pasangan Jokowi-Ma'ruf selalu unggul dibandingkan Prabowo-Sandiaga. Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin sekitar di atas 50 persen, sedangkan Prabowo-Sandi di kisaran 30 persen. Terpaut jauh.
Barisan kubu Prabowo banyak tak percaya dengan hasil beberapa lembaga survei. Berikut alasannya:
Lembaga survei hasil pesanan
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilpres 2019? Prabowo diusung oleh Koalisi Indonesia Adil Makmur dan Jokowi didukung Koalisi Indonesia Kerja.
-
Siapa saja yang mendukung Prabowo? Prabowo mengungkapkan, dirinya dan Gibran didukung sederet tokoh nasional. Mulai dari mantan Kapolri hingga Habib Luthfi.
-
Siapa yang dukung Prabowo? Konferda Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pro Jokowi (Projo) Sumatera Barat (Sumbar) memutuskan mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilkada? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilpres 2024? Pengamat Politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Moch Mubarok Muharam menyebut Prabowo Subianto sudah mendapatkan dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk maju pada Pilpres 2024.
-
Siapa yang membantah berita tentang Prabowo? Hal ini pun ditanggapi oleh Ketua Tim Pembela Prabowo Gibran, Yusril Ihza Mahendra yang membantah seluruh isi terkait laporan tersebut.
Beberapa lembaga survei mengatakan elektabiltas Jokowi lebih tinggi dibandingkan Prabowo. Ini membuat Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono curiga terhadap lembaga survei yang memenangkan elektabilitas Capres petahana Jokowi-Ma'ruf Amin. Dia melihat, lembaga survei tersebut pesanan. Apalagi sejak diundang ke Istana pada bulan Mei lalu dan bertemu Jokowi.
"Lima lembaga survei yang menyatakan elektabilitas Joko Widodo-Ma'ruf Amin selalu leading patut dicurigai. Pertama, kelima lembaga survei opini tersebut sebelumnya di bulan Mei 2018 diundang ke Istana. Artinya ada pesan-pesan khusus alias pesanan survei serta tidak independen," kata Arief.
Diketahui, hasil survei SMRC pada September menyebutkan, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin 60,4 persen dan Prabowo-Sandiaga 29,8 persen. Sementara 9,8 persen tidak menjawab. Kemudian, Indikator Politik menyebutkan, Jokowi-Ma'ruf Amin mendapatkan 57,7 persen dan Prabowo-Sandiaga Uno 32,3 persen. Survei dilakukan pada 1-6 September 2018 lalu.
Hasil lembaga survei sering salah
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak menanggapi santai hasil survei dilakukan mengenai elektabilitas capres-cawapres Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Berdasarkan survei SMRC, elektabilitas Jokowi mencapai 60,4 persen dan Prabowo 29,8 persen.
"Wajar bila Petahana surveinya lebih tinggi, dan itu terjadi dibanyak tempat, namun belakangan ini terlalu sering lembaga survei salah dan hasilnya petahana kalah," kata Dahnil.
Menurut Dahnil, hasil survei tersebut tak bisa menjadi rujukan terhadap hasil pemilihan akhir. Dia mengambil contoh saat penyelenggaraan Pilkada DKI 2012 dan 2017 lalu.
Lebih percaya survei internal
Survei yang dilaksanakan LSI Denny JA pada 10-19 Oktober 2018, atau setelah terungkapnya kebohongan Ratna Sarumpaet, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf berada di angka 57,7 persen. Keduanya tetap unggul dibandingkan lawannya, Prabowo-Sandiaga di angka 28,6 persen. Sedangkan pemilih belum memutuskan sebesar 13,7 persen.
Melihat hasil tersebut, cawapres Sandiaga Uno tak percaya hasil survei yang dibuat LSI, lantaran berbeda dengan survei tim internalnya yang elektabilitas naik mengejar Jokowi-Ma'ruf. "Tentunya itu tambahan data yang kita apresiasi, tapi survei kami yang baru dirilis kepada tim karena survei kami internal dan tidak pernah kami publikasikan karena ini bagian daripada strategi, kedudukan kami mengejar," kata Sandiaga.
Prabowo bilang Denny JA bukan Tuhan
Sementara itu Capres Prabowo juga menanggapi hasil survei LSI Denny JA. Menurutnya, hasil survei tergantung siapa yang bayar. "Hah Denny JA, terima kasih hahaha, Survei-survei itu bagaimana yang bayar, kenapa enggak ada yang nanya soal susu sih, tanyanya soal susu," katanya saat jumpa pers usai deklarasi Gerakan Emas di Stadion Klender, Jakarta Timur, Rabu (24/10).
"Kenapa survei Denny JA, Denny JA itu apa? Tuhan? bukan kan? di bidang polling. Santai saja nanti saya juga bisa bikin polling," ujar Prabowo.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TKN Fanta Prabowo-Gibran, menilai sah-sah saja bila ada pihak beda pandangan atau tidak percaya survei
Baca SelengkapnyaIa menduga survei-survei yang dimunculkan hari ini merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya pengondisian untuk memainkan psikis publik.
Baca SelengkapnyaResponden yang sama sekali tidak pernah menerima bansos tetap menempatkan Prabowo-Gibran 56,9%.
Baca Selengkapnyasurvei dilakukan Indikator Politik Indonesia dalam rentang 25 Agustus – 3 September 2023, menempatkan 1.200 responden.
Baca SelengkapnyaAdjie menjelaskan faktor merosotnya suara Ganjar-Mahfud lantaran blunder kubu Ganjar yang kerap menyerang Jokowi belakangan ini.
Baca SelengkapnyaSaidiman Ahmad menilai dugaan publikasi hasil survei lembaga survei mempengaruhi pilihan publik soal calon presiden, salah total.
Baca SelengkapnyaTingkat kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan Presiden Prabowo yaitu sangat yakin dengan 19,7 persen dan cukup yakin dengan 65,5 persen
Baca SelengkapnyaPublik memiliki ekspektasi yang tinggi kepada Presiden ke-8 RI itu.
Baca SelengkapnyaPopulasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau s
Baca SelengkapnyaPrabowo banyak mendapat imbas positif dari efek Jokowi.
Baca SelengkapnyaPasangan Ganjar-Mahfud kini berada juru kunci dengan elektabilitas 15,3 persen.
Baca Selengkapnya52,2 persen publik tidak tahu KPU sudah memutukan hasil Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya