Amunisi Fadli Zon tak pernah habis kritik pemerintahan Jokowi
Merdeka.com - Wakil Ketua DPR Fadli Zon seperti tidak penah habis tenaga dan amunisi mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo. Politikus Partai Gerindra itu melihat masih banyak kebijakan yang diambil tak sesuai keinginan rakyat.
Salah satu yang menjadi perhatian Fadli Zon adalah kasus mantan pimpinan KPK Abraham Samad dan Bambang Widjojanto. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu menegaskan, pertimbangan kepastian dan penegakan hukum juga harus diperhatikan.
"Jangan jadi jalan keluar yang dipaksakan. Ini bahaya bagi sistem hukum dan mencederai rasa keadilan dan kepastian hukum," tegasnya.
-
Apa yang dibahas Risma dengan Jokowi? Menteri Sosial Tri Rismaharini bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (30/8) pukul 08.30 WIB. Risma melapor dirinya diusung PDI Perjuangan (PDIP) maju dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Timur (Jatim) 2024.'Bu Risma melaporkan kepada Bapak Presiden bahwa beliau dicalonkan oleh partai politik sebagai bakal calon Gubernur dan telah mendaftar ke KPU Provinsi Jatim,' kata Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana kepada wartawan, Jumat (30/8).
-
Bagaimana Gerindra mengambil keputusan dalam Rapimnas? 'Rapat Pimpinan Nasional adalah forum pengambilan keputusan tertinggi di bawah Kongres, diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Pusat atas persetujuan Ketua Dewan Pembina, Pak Prabowo,' ujar Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (29/8/2024).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Apa yang DPR sesalkan? 'Yang saya sesalkan juga soal minimnya pengawasan orang tua.'
-
Kenapa Rizal Ramli suka mengkritik pemerintah? Masyarakat Indonesia pasti mengenal Rizal Ramli sebagai Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya. Namun, banyak juga yang mengenal Rizal Ramli sebagai sosok yang kritis terhadap sesuatu yang dianggapnya tidak berpihak pada kepentingan bangsa dan negara, sehingga dia mendapat julukan baru 'Rajawali Ngepret'.
Menurut Fadli, bagi yang perkaranya dikesampingkan, secara implisit diduga bahwa pihak yang diperkarakan memang telah melakukan pelanggaran hukum dan telah melalui proses penyidikan di Kepolisian dengan barang bukti. Serta sudah dilimpahkan ke kejaksaan walaupun belum tentu bersalah.
Dia melihat, dalam kasus AS dan BW, deponering akan jadi beban hukum dan beban moral bagi keduanya. "Ini tidak bagus bagi keduanya dan tidak membuat mereka bersih dari dugaan kesalahan. Sehingga deponering hanya akan menjadi catatan sejarah mereka. Deponering jangan sampai mengganggu keadilan hukum dan menjadi yurisprudensi ke depannya," jelas Fadli.
Fadli punya amunisi lain untuk menyerang pemerintahan Jokowi. Dia mengkritik Menteri Koordinator bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli sengaja dimasukkan dalam kabinet agar bertindak vokal. Maka dari itu dia tak heran berujung seteru dengan Menteri ESDM Sudirman Said terkait rencana pembangunan kilang gas abadi di Lapangan Gas Abadi Blok Masela.
Perdebatan tersebut menyoal pembangunan kilang lepas pantai atau offshore, sementara Rizal Ramli mendukung pembangunan di darat atau onshore. Menanggapi hal tersebut menurut Fadli justru memunculkan kultur yang buruk di pemerintahan.
"Tapi memang ada menteri yang saya kira seperti itu membuat suatu kegaduhan beberapa kali yang lalu juga, saya nggak tau apa maksudnya seperti itu. Apakah ini disengaja oleh presiden saya tidak tahu. Tapi kalau itupun disengaja, saya kira strategi yang salah. Karena ini memberi sinyal yang buruk bagi investor, calon investor, para pengusaha. Karena mereka akan menganggap bahwa pemerintahan ini tidak jelas," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (3/3).
Menurutnya,salah satu masalahnya ialah basic leadership Presiden Jokowi yang tergolong lemah. Padahal menurutnya masalah ini bisa diselesaikan dengan simpel.
"Leadership itu nggak ada sekolahannya. Itu dari suatu proses. Ini kejadian bukan sekali, berulang dan bisa terjadi ulang lagi. Saya kira ini masalah leadership saja kok, bagaimana melakukan suatu manajemen terhadap kabinet yang saya kira sangat simpel," tuturnya.
Fadli berujar, dalam rapat internal kabinet bisa dipertegas tugas masing-masing kementerian. Selain itu perlu juga dijelaskan bahwa menteri hanyalah pembantu presiden yang berfungsi untuk melakukan kerja teknis.
Presiden Joko Widodo sendiri sudah mengingatkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said dan Menko Kemaritiman Rizal Ramli untuk tidak saling berseteru dan buat gaduh. Jokowi juga mengingatkan agar para Menteri tak saling mengklaim sebuah keputusan yang belum diputuskan presiden, termasuk keputusan pengembangan blok masela di Maluku.
"Jangan ributkan sesuatu yang belum tuntas, yang belum saya putuskan. Ini sebuah pekerjaan besar. Saya perlu banyak dengar dari kiri, kanan, atas, bawah. Kalau hal kecil langsung saya putuskan," kata Jokowi usai meninjau persiapan KTT OKI ke-5 di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (4/3).
Jokowi juga menegaskan, sebaiknya para menteri hanya fokus untuk bekerja, bukan hanya saling serang dan membuat kegaduhan.
"Bahwa para menteri harus fokus pada kerja, bekerja, pelayanan, kerja nyata untuk masyarakat," tegasnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Fadli Zon menilai masalah orde baru sudah selesai.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menilai permintaan maaf Presiden Jokowi di akhir masa jabatannya wajar saja
Baca SelengkapnyaBelakangan, Mahfud kerap mengkritik pemerintah Jokowi.
Baca SelengkapnyaIbu Kota Negara (IKN) Nusantara merupakan amanat undang-undang yang mesti dijalankan.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, sejumlah Presiden Jokowi seolah tidak pro terhadap tegaknya demokrasi.
Baca SelengkapnyaPrabowo-Gibran bertekad melanjutkan apa yang sudah dikerjakan oleh Presiden Jokowi.
Baca Selengkapnya"Mungkin Pak Jokowi perlu datang ke Desak Anies sekali-kali, itu kan terbuka," kata Jazilul Fawaid
Baca SelengkapnyaHabiburokhman membandingkan pemerintahan saat orde baru dengan Jokowi.
Baca SelengkapnyaIsu yang beredar, mulai dari pembatalan kenaikan UKT yang tinggi, hingga masalah yang menyeret Kejaksaan Agung dan Polri
Baca SelengkapnyaJokowi, kata Cokorda sering mendapat kritikan hingga cercaaan namun tak pernah menggubrisnya.
Baca SelengkapnyaMPR Yakin Masyarakat Memaafkan Jokowi, Tapi Perlu Ungkap Janji yang Sudah Ditepati dan Belum
Baca SelengkapnyaSelain dikecam pelbagai pihak, Rocky Gerung juga dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh Relawan Indonesia Bersatu atas dugaan penghinaan terhadap Presiden Jokowi.
Baca Selengkapnya