Analisa Sudrajat bakal keok di Pilgub Jabar meski diusung PKS dan Gerindra
Merdeka.com - Koalisi Gerindra dan PKS sulit mereplikasi kemenangan Pilgub DKI Jakarta di Pilgub Jawa Barat. PKS yang dua periode menguasai Pilgub Jawa Barat, diprediksi bakal keok pada Pilkada 2018.
Pasangan calon gubernur yang mereka usung, Sudrajat-Ahmad Syaikhu, selalu menempati urutan terbawah dalam sejumlah survei. Survei lima hari menjelang pencoblosan oleh Poltracking menunjukkan elektabilitas pasangan 'Asyik' hanya mampu bertahan di angka 10,7 persen.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda mengatakan, meski PKS memiliki mesin politik yang kuat di Jawa Barat, sulit jika tidak ditunjang dengan tokoh yang memumpuni. Sudrajat dinilai sebagai cagub yang tidak menjual.
-
Siapa yang diusung PKS untuk Pilgub Jakarta 2024? 'Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) PKS pada rapatnya di hari Kamis, 20 Juni 2024 telah memutuskan mengusung Bapak Anies Rasyid Baswedan sebagai Bakal Calon Gubernur dan Bapak Mohamad Sohibul Iman sebagai Bakal Calon Wakil Gubernur pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2024,' kata Syaikhu.
-
Kenapa PDIP melobi PKB untuk Pilkada Jakarta? 'Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum bisa mengajukan calon sendiri sebab Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum ada,' tambah dia.
-
Siapa yang dikritik Golkar soal maju Pilgub DKI? Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menyindir, Anies Baswedan yang tengah mempertimbangkan maju kembali di Pemilihan Gubernur Jakarta.
-
Bagaimana cara PKB melawan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? PKB sudah lama berkomitmen mengambil poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Siapa yang didukung oleh PKB untuk Pilgub Jakarta 2024? PKB Pertimbangkan Dukung Anies Maju Pilgub Jakarta 2024 Namun, PKB juga sudah punya jagoan sendiri untuk diusung sebagai bakal calon gubernur Jakarta. Wasekjen PKB Syaiful Huda mengungkapkan, partainya sudah membuka komunikasi awal dengan Anies Baswedan untuk maju di Pemilihan Gubernur Jakarta 2024.Dia mengatakan, PKB tengah mempertimbangkan untuk mengusung Anies.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
"Kita mengakui PKS itu punya mesin yang kuat di Jawa Barat, tetapi di saat yang sama figurnya harus objektif, saya katakan tidak begitu kuat menjual, pak Sudrajat muncul belakangan. Beda ceritanya misalnya figur yang populer kalau kita lihat Ahmad Heryawan bahwa mesin PKS pada 5 tahun yang lalu berpasangan dengan Deddy Mizwar yang populer dia bisa melengkapi," ujar Hanta di Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (22/6).
Hanta menilai, bakal beda ceritanya jika sejak awal Gerindra dan PKS mengusung Deddy Mizwar dengan Ahmad Syaikhu. "Kalau Deddy Mizwar berpasangan dengan Syaikhu mungkin bisa sangat kuat karena ada kombinasi figur yang kuat dengan mesin politik yang kuat," imbuhnya.
Cara kemenangan dengan menggunakan isu agama dinilai sulit diterapkan di Jawa Barat, seperti di DKI Jakarta. Padahal pemilih non rasional di Jawa Barat tergolong tinggi dengan alasan memilih berdasarkan agama sampai 30 persen.
Bedanya di Jawa Barat tidak terjadi perpecahan antar dua golongan yang kontras. Calon yang diasosiasikan dengan umat tidak hanya Sudrajat-Syaikhu yang diusung Gerindra dan PKS. Tapi cagub lain, Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar juga dipilih oleh golongan Islam.
"Deddy Mizwar juga dipersepsikan cukup bagian dari kelompok itu, kelompok Islam katakanlah, ada Ridwan Kamil juga dan seterusnya itu tidak terbelah. Kalau dia terbelah seperti Jakarta itu berpotensi, sementara di Jawa Barat ternyata tidak," kata Hanta.
Dengan alasan itu, mereplikasi kemenangab Pilgub DKI di Jawa Barat dinilai sebagai strategi yang keliru. "Kalau ada kelompok koalisi menggunakan strategi menduplikasi strategi di DKI keliru di Jawa Barat. Kenapa keliru? Peta politik yang berbeda karena figur-figur yaitu terpecah tidak tidak tidak hitam putih, tidak berdiri pada posisi politik yang berdiameter tegas seperti DKI, jadi sulit dimainkan," tukasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok melihat keberadaan Kang Emil akan membuat kader Gerindra sulit untuk menangan di Tanah Pasundan
Baca SelengkapnyaPKB Bicara Peluang Tiga Poros Koalisi di Pilgub Jakarta, Ini Bocoran Peta Politiknya
Baca SelengkapnyaMardani mengakui, memang sudah ada obrolan di internal PKS dengan Anies untuk Pilgub Jakarta.
Baca SelengkapnyaSikap PKS memasangkan Anies-Sohibul Iman dinilai sangat berbahaya.
Baca SelengkapnyaJakarta ke depannya akan berhubungan dengan rezim Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaPKB bahkan ingin menjadi partai pemenang di Jateng dalam kontestasi Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaJika PKB mengusung kadernya menjadi cagub di Pilkada Jakarta, maka PDIP menjadi cagub di Pilkada Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaGolkar mulanya berharap Prabowo Subianto merestui Airin Rachmi Diany sebagai calon Gubernur Banten.
Baca SelengkapnyaLangkah PKS langsung memasangkan Anies dengan Sohibul dinilai akan menutup pintu bagi partai lain untuk bergabung mendukung Anies.
Baca SelengkapnyaPeluang itu setelah Gerindra sudah melakukan komunikasi dengan PKS.
Baca SelengkapnyaPKB: Semua Partai Bisa Gabung Koalisi Prabowo, Tapi Tak Bisa Lengkapi Kebutuhan Gerindra
Baca SelengkapnyaGerindra masih menggodok skema-skema sosok calon gubernur-calon wakil gubernur Jakarta, termasuk duet Anies-Kaesang.
Baca Selengkapnya