Ancaman dan sinyal perpecahan koalisi PKS-Gerindra
Merdeka.com - Jelang pendaftaran capres dan cawapres 2019, koalisi PKS dan Gerindra belum juga mengumumkan nama calonnya. Kedua partai ini masih menimbang-nimbang nama tokoh yang tepat untuk diusung pada pertarungan pilpres.
Namun belakangan, koalisi dua partai besar itu mulai menampakkan sinyal perpecahan. Hal tersebut terlihat dari perbedaan pendapat mengenai calon yang bakal maju di pilpres mendatang. Keduanya sama-sama mempertahankan pandangannya terkait calon tersebut. Berikut sinyal-sinyal perpecahan koalisi PKS-Gerindra:
PKS ngotot cawapres harus dari partainya
-
Bagaimana Prabowo melihat perbedaan koalisi? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
-
Siapa yang membuka peluang bersatu di putaran kedua pilpres 2024? Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Anies Baswedan membuka wacana bersatu di putaran kedua pilpres 2024.
-
Bagaimana PPP akan menghadapi sengketa pemilu? 'Jika terjadi persengketaan baik di internal sesama kader (caleg) maupun eksternal akan diserahkan terakhir ke MK. Tentunya, kader yang membidangi hukum dari PPP akan kolaborasi agar setiap persengketaan bisa ditangani sebaik-baiknya,' sambungnya.
-
Kenapa PKB mendukung yang lain di Pemilu lalu? 'Kita kumpul berbeda bisa kerja sama saudara-saudara sekalian walaupun dalam pemilihan yang lalu PKB mendukung yang lain, tapi saya mengatakan dari awal saya yakin pada saatnya PKB akan kembali mendukung saya. Saya yakin saya yakin bahwa PKB akan bersama saya membangun bangsa,'kata Prabowo.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilpres 2019? Prabowo diusung oleh Koalisi Indonesia Adil Makmur dan Jokowi didukung Koalisi Indonesia Kerja.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilpres 2024? Pengamat Politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Moch Mubarok Muharam menyebut Prabowo Subianto sudah mendapatkan dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk maju pada Pilpres 2024.
Anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tifatul Sembiring, mengatakan partainya akan mengupayakan kadernya sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2019. PKS tidak hanya ingin menjadi 'penggembira' di ajang Pilpres.
"Itu enggak bisa ditawar-tawar, cawapres harus dari PKS. Kami enggak mau jadi penggembira saja dalam pilpres ini. Kalau mau kami mau disuruh dukung-dukung saja mungkin enggak ini, mungkin kita lebih baik jalan masing-masing saja," kata Tifatul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (10/6).
Menurut Tifatul, siapapun capresnya yang diusung oleh partai besutan Prabowo Subianto itu cawapresnya harus berasal dari PKS. Bahkan jika nantinya capres dari Gerindra adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sebab selama ini, ramai dikabarkan jika Prabowo akan dipasangkan dengan orang di luar PKS. Seperti Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono.
Gerindra sebut Anies bisa mewakili PKS
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, digadang-gadang akan dicalonkan menjadi cawapres Prabowo pada Pilpres 2019. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Pouyono, saat menanggapi ucapan Anggota Majelis Syuro PKS, Tifatul Sembiring yang menginginkan cawapres dari PKS.
Arief mengatakan, dengan mengusung Anies representasi dari PKS juga bisa terwakilkan. Arief berharap PKS akan selalu mengedepankan kepentingan yang telah sejalan dengan Gerindra yakni, mengganti presiden dibandingkan dengan berusaha menduduki kursi cawapres.
"Saya yakin kawan-kawan PKS akan mengutamakan kepentingan untuk mengganti presiden, bukan kepentingan untuk menduduki cawapres," katanya.
Presiden PKS dukung Anies Baswedan jadi Capres
Sinyal-sinyal perpecahan koalisi PKS-Gerindra mulai terlihat. Di mana kedua partai tersebut nampak beda pendapat soal capres dan cawapres yang akan diusung pada Pilpres 2019 mendatang.
Salah satunya adalah Presiden PKS Sohibul Iman yang sangat mendukung Anies Baswedan maju sebagai calon presiden 2019. Menurutnya, sangat disayangkan bila Anies hanya diperjuangkan sampai tingkat cawapres saja. Padahal seperti diketahui, dari awal Gerindra mengusung Prabowo Subianto sebagai capres. Dengan dukungan Sohibul terhadap Anies, menyiratkan jika PKS tidak setuju Prabowo maju pada pilpres mendatang.
"Tetapi hasilnya kan jadi cawapres dan jabatan RI 2 itu menurut saya sama dengan DKI 1. Mendingan jadi capres," ujar Sohibul.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PKB tetap ngotot ingin jatah cawapres Prabowo. Golkar dan PAN boleh gabung tapi tidak untuk kursi Cawapres.
Baca SelengkapnyaCak Imin menegaskan PKB hingga kini akan tetap bersama Gerindra.
Baca SelengkapnyaKoalisi gemuk ini diyakini akan mempersulit konfigurasi cawapres untuk dipasangkan dengan Prabowo.
Baca SelengkapnyaPartai Gerindra membuka komunikasi dengan PKS dan juga partai lain.
Baca SelengkapnyaGolkar mulanya berharap Prabowo Subianto merestui Airin Rachmi Diany sebagai calon Gubernur Banten.
Baca SelengkapnyaDua partai parlemen PKS dan PDIP ancang-ancang bakal mendukung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaGolkar telah melakukan penjajakan koalisi dengan Partai Gerindra sudah lebih lama daripada penjajakan dengan PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaMuzani menyebut sikap PKB bukan sinyal keretakan koalisi.
Baca SelengkapnyaJK menilai, dukungan ke Prabowo Subianto dilakukan untuk bekerja sama memenangkan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaUntuk itu, PKS mendesak agar Anies segera mengumumkan cawapresnya.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid angkat bicara usai Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) bergabung ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Baca SelengkapnyaKeduanya dinilai akan bersama jika Pilpres 2024 berjalan dua putaran
Baca Selengkapnya