Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Anggaran tak jelas, Agung Laksono tolak pembangunan kompleks DPR

Anggaran tak jelas, Agung Laksono tolak pembangunan kompleks DPR Ilustrasi DPR. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Ketua Umum Partai Golkar kubu Munas Ancol, Agung Laksono menegaskan bahwa pihaknya menolak keras pembangunan tujuh proyek DPR. Sebab dalam pembangunan kompleks parlemen tersebut tidak ada kebutuhan yang bersifat mendesak.

Partai Golkar (kubu Agung Laksono) menolak rencana tersebut. Saya tidak setuju terhadap pembangunan, bukan saja karena anggarannya tidak jelas, juga karena urgensinya. Angkanya belum jelas untuk membangun kompleks parlementer," kata Agung di Kantor DPP Golkar, Jalan Anggrek Nely Murni, Slipi, Palmerah, Jakarta Barat, Senin (17/8).

Agung menegaskan bahwa dalam konsep trias politica, pembangunan bukan dalam bentuk fisik, tapi dalam visi dan sikap. Maka dari itu Agung menyatakan bahwa tujuan pembangunan itu keliru, harus dilakukan penijauan ulang terhadap tujuan pembangunan.

"Masyarakat melihat output dari parlemen terutama dalam legislasi. Masyarakat pasti tidak setujui dan membenarkan pembangunan tersebut. DPR harusnya menghasilkan undang-undang yang betul-betul sesuai dengan kebutuhan negara ini," tuturnya.

Agung menjelaskan bahwa terkait jalan keluar, ada baiknya tetap memanfaatkan gedung yang sudah ada. Sebab saat ini perekonomian Indonesia tengah menghadapi guncangan yang keras.

"Mengingat kondisi negara kita yang seperti ini, kita harus pertimbangkan," ujarnya.

Agung berharap agar DPR fokus mengawasi kinerja kabinet kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal tersebut guna mempercepat proses pencairan dana dari masing-masing Kementerian.

"Juga pentingnya pasca pembuatan undang-undang adalah pembuatan Peraturan Pemerintah. Dulu itu ada seribu lebih undang-undang yang tidak mendapat Peraturan Pemerintah," tutupnya.

Sementara itu terkait konflik internal partai, Agung berjanji tidak akan meneruskan perseteruan dengan Aburizal Bakrie. Dia menegaskan bahwa apapun hasil keputusan Mahkamah Agung, kubunya akan menurut.

"Tapi siapa yang ditetapkan Mahkamah Agung ya itu yang akan kita sepakati. Siapa yang ditetapkan di situ, ya itu yang berhak memimpin. Mudah-mudahan bulan depan, tapi lebik cepat lebih baik," ujarnya.

Agung menegaskan bahwa khusus untuk pencalonan kepala daerah dalam pertarungan Pilkada serentak 2014, dia sepakat islah terbatas. Namun dia bersikukuh bahwa kubu Munas Ancol merupakan pengurus Golkar yang sah baik medapat SK Menkum HAM, maupun kemenangan di PTTU.

"Cuma ya karena kita diganggu, diputar lagi ke PTUN, ke PN Jakut, macem-macem diobok-obok gak karuan. Untung tak memakai undang-undang perkawinan. Akhirnya melalui Pengadilan Tinggi dikembalikan ke kubu kami," tuturnya.

Sejauh ini dari 269 daerah Pilkada, Partai Golkar dari kedua kubu mencalonkan di 219 wilayah. Sementara sisanya ada sekitar 50 daerah, masih dinyatakan bermasalahan di Panwaslu. Hal tersebut lantaran ada ketikdaksamaan pengusungan kedua kubu.

Ditanya soal kemerdekaan RI, Agung menegaskan bahwa Indonesia hanya merdeka sebatas politik. Sebab belum kentara kemerdekaan Indonesia secara ekonomi dan budaya.

"Ini adalah merupakan perjalanan yang cukup panjang. Kemerdekaan kita secara politik diakui betul. Kemerdekaan secara ekonomi masih dipertanyakan," akunya.

Menurut Agung, kemerdekaan Indonesia bukanlah tanggung jawab pemerintah semata. Melainkan menjadi tugas bersama bagi rakyat Indonesia.

"Agar kemerdekaan kita bisa sepenuh-penuhnya. Baik politik, ekonomi, maupun budaya. Mudah-mudahan kita bisa mawas diri, merubah sistem mental kita," tuturnya.

Meski begitu, Agung optimis perekonomian Indonesia akan membaik akhir tahun ini. Hal tersebut berdasarkan potensi baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia masih bisa dikembangkan.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Bambang Pacul PDIP Blak-blakan Kondisi 'Dompet' Negara Jelang Jokowi Lengser
VIDEO: Bambang Pacul PDIP Blak-blakan Kondisi 'Dompet' Negara Jelang Jokowi Lengser "Cekak!"

Komisi III DPR RI menggelar rapat kerja dengan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Selasa, 3 September 2024.

Baca Selengkapnya
Airlangga: Kami Tak Tertarik dengan Kursi Ketua DPR
Airlangga: Kami Tak Tertarik dengan Kursi Ketua DPR

Airlangga mengaku pihaknya akan tetap mengikuti aturan MD3 dan memang tidak tertarik dengan kursi Ketua DPR.

Baca Selengkapnya
Wacana Wapres Pimpin Kawasan Aglomerasi di RUU DKJ, PKS: Jangan Menerobos Aturan Otonomi Daerah
Wacana Wapres Pimpin Kawasan Aglomerasi di RUU DKJ, PKS: Jangan Menerobos Aturan Otonomi Daerah

Anggota Baleg DPR dari PKS Mardani Ali Sera mengingatkan konsep kawasan aglomerasi dalam draf Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta

Baca Selengkapnya
Said Abdullah Minta Pernyataannya Tidak Dipelintir Terkait Pengusulan Revisi UU MD3
Said Abdullah Minta Pernyataannya Tidak Dipelintir Terkait Pengusulan Revisi UU MD3

Said menilai tidak memahami pernyataan seseorang atau tokoh secara utuh dapat menyesatkan publik yang kemudian menjurus kepada kegaduhan.

Baca Selengkapnya
Capres Anies Baswedan Tolak Pembangunan IKN, Begini Respons Badan Otorita IKN
Capres Anies Baswedan Tolak Pembangunan IKN, Begini Respons Badan Otorita IKN

Anies menyebut, mega proyek tersebut hanya dinikmati oleh aparat negara, bukan masyarakat umum.

Baca Selengkapnya
Colek Dasco, Puan Maharani Klaim Pimpinan DPR Tak Pernah Dengar Isu Revisi UU MD3
Colek Dasco, Puan Maharani Klaim Pimpinan DPR Tak Pernah Dengar Isu Revisi UU MD3

Ketua DPR Puan Maharani menyatakan pimpinan DPR tak pernah ada wacana untuk merevisi MD3.

Baca Selengkapnya
Puan Tegaskan Tak Ada Pembahasan Revisi UU MD3 untuk Ubah Syarat Jadi Ketua DPR
Puan Tegaskan Tak Ada Pembahasan Revisi UU MD3 untuk Ubah Syarat Jadi Ketua DPR

Puan enggan menjelaskan secara detail saat dipertegas mengenai RUU MD3 yang saat ini sudah masuk dalam daftar prolegnas prioritas.

Baca Selengkapnya
Gerindra soal Wacana Panja Netralitas Polri: Tidak Masuk Akal
Gerindra soal Wacana Panja Netralitas Polri: Tidak Masuk Akal

Tidak terdapat urgensi, Habiburokhman menyebut pembentukan Panja Netralitas Polri ini tidak masuk akal.

Baca Selengkapnya
VIDEO:  Keras! Presiden Jokowi Bongkar Bobrok Jargon Politik Tidak Jelas Bentuknya
VIDEO: Keras! Presiden Jokowi Bongkar Bobrok Jargon Politik Tidak Jelas Bentuknya

Presiden Jokowi menghadiri peringatan hari konstitusi dan HUT ke-78 MPR.

Baca Selengkapnya
AHY: Saya Khawatir IKN Mangkrak, Rakyat Kita Menderita
AHY: Saya Khawatir IKN Mangkrak, Rakyat Kita Menderita

AHY mengatakan proyek IKN jangan selamanya dijadikan patokan untuk menampilkan sebuah warisan pemerintahan Jokowi

Baca Selengkapnya
DPR Beberkan Masalah-Masalah IKN yang Bikin Sulit Tarik Minat Investor
DPR Beberkan Masalah-Masalah IKN yang Bikin Sulit Tarik Minat Investor

DPR menilai IKN tetap sulit menarik minat investor karena masalah utama bukan pada pergantian pejabatnya, tetapi dasar kebijakan yang keliru

Baca Selengkapnya
PKS Tolak Pemindahan Ibu Kota, Pimpinan DPR: Silakan Ubah UU-nya kalau Berkuasa
PKS Tolak Pemindahan Ibu Kota, Pimpinan DPR: Silakan Ubah UU-nya kalau Berkuasa

Sufmi Dasco menilai pembangunan IKN merupakan program yang harus dilakukan.

Baca Selengkapnya