Anggota DPR Fraksi PDIP Angkat Topi ke MenPAN-RB & Kepala BKN soal 75 Pegawai KPK
Merdeka.com - Anggota Komisi II DPR Cornelis memberikan hormat kepada Menteri PAN-RB Tjahjo Kumolo dan Kepala BKN Bima Haria Wibisana. Ia memberikan salut kepada dua pejabat negara itu dalam menghadapi isu tes wawasan kebangsaan.
"Saya ingin memberikan satu applause, atau satu sikap dan saya salut dengan MenPAN-RB dan, kepala BKN dalam menyikapi permasalahan yang terjadi ribut-ribut 75 pegawai KPK," ujar Cornelis saat rapat kerja Komisi II dengan MenPAN-RB dan Kepala BKN, Selasa (8/6).
Cornelis bilang, saat masuk APDN juga diuji dengan masalah wawasan kebangsaan. Dia bilang, untuk menjadi birokrasi sipil dan militer harus taat dan patuh terhadap negara.
-
Kenapa ketua KPPS dibacok? Pemicunya karena saat pencoblosan siang harinya pelaku kesal istrinya yang hamil meminta didahulukan mencoblos tetapi tidak digubris korban. OS tetap menyuruh istri pelaku mencoblos sesuai antrean.
-
Bagaimana ketua KPPS dibacok? Dia membacok kepala korban hingga terluka parah di bagian kiri.
-
Siapa yang membacok ketua KPPS? Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Palembang inisial OS (30) dilarikan ke rumah sakit akibat dibacok petugas Linmas, RV (40).
-
Siapa yang diperiksa KPK? Mantan Ketua Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Hanan Supangkat akhirnya terlihat batang hidungnya ke gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (25/3) kemarin.
-
Siapa yang diperiksa oleh KPK? Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej alias Eddy Hiariej rampung menjalani pemeriksaan penyidik KPK, Senin (4/12).
Usai bicara demikian, Cornelis mengangkat tangannya dan memberi tanda hormat. Ia bilang, MenPAN-RB dan Kepala BKN konsisten menghadapi ribut-ribut tes wawasan kebangsaan KPK.
"Oleh karena itu, saya angkat topi pak, hormat bahwa bapak-bapak ini konsisten dan siap menghadapi goncangan angin ribut sekalipun," katanya.
Cornelis marah MenPAN-RB diterpa isu status kepegawaian KPK. Padahal, wajar menjadi aparatur negara diuji kesetiaan terhadap negara.
"Jadi kalau bapak ibu ini diombangambingkan, aku marah karena dulu aku sakit juga masuk pegawai negeri sipil ini. Gitu juga. Ditanya mengenai radikalisme, Pancasila, ditanya agama. Mana yang anda prioritaskan. Pilih salah satu. Ya pilih negaralah karena kita sebagai penyelenggara," kata Cornelis.
"Jadi ndak bisa negara dalam negara dan kalau sudah terjadi perpecahan seperti itu bagaimana mungkin mencapai tujuan organisasi? Oleh karena itu tindakan bapak sangat tepat. Saya sekali lagi angkat topi dan hormat," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
tes tertulis diselenggarakan di Pusdiklat Kemensetneg, Cipete, Jakarta Selatan, Rabu (31/7)
Baca SelengkapnyaPenetapan tersangka Kepala Basarnas menuai polemik.
Baca SelengkapnyaDisusul dengan permintaan maaf Johanis ke TNI dengan menyebut penyelidiknya khilaf saat OTT (Operasi Tangkap Tangan) kasus dugaan suap di Basarnas.
Baca SelengkapnyaTertangkap kamera anggota DPR Fraksi PDIP Deny Cagur terlihat memejamkan matanya
Baca SelengkapnyaPenetapan tersangka Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menuai polemik.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan dua capim KPK saat sesi wawancara melibatkan sembilan anggota Pansel KPK dan dua panelis tamu.
Baca SelengkapnyaJohanis Tanak disoraki para penyidik KPK saat melakukan audiensi dan mengaku mendapat intimidasi.
Baca SelengkapnyaPimpinan tetap meminta Brigjen Asep Guntur menjadi Direktur Penyidikan dan Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK.
Baca SelengkapnyaUntuk tes wawancara kali ini, Pansel akan menguji sebanyak 10 orang terlebih dahulu.
Baca SelengkapnyaTim Pemeriksa akan membuat laporan hasil pemeriksaan untuk disampaikan kepada Sekjen selaku PPK.
Baca SelengkapnyaSampai penutupan pada 15 Juli kemarin, total pendaftar capim dan dewas KPK mencapai 525 orang.
Baca SelengkapnyaAsep Guntur ingin mundur dari KPK buntut kasus suap Kepala Basarnas.
Baca Selengkapnya