Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Angka Golput Tinggi di Pilkada Dinilai Akibat Pandemi dan Perspektif Rasional

Angka Golput Tinggi di Pilkada Dinilai Akibat Pandemi dan Perspektif Rasional Ilustrasi Pilkada Serentak. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Tingginya jumlah warga yang tidak memberikan suara atau dikenal sebagai golput terjadi di Pilkada Serentak 2020 pada 9 Desember. Rendahnya partisipasi pemilih dinilai karena pelaksanaan pesta demokrasi dilakukan di tengah pandemi Covid-19.

"Pertama alasan pandemi orang takut keluar rumah datang ke TPS sekedar mempertaruhkan nyawa untuk satu Pilkada yang dinilai tidak ada gunanya bagi kehidupan mereka secara langsung karena Pilkada ini kan hampir terjadi rutin setiap tahun 3-5 tahun," kata analis politik Adi Prayitno, Kamis (17/12).

Alasan kedua, karena masyarakat merasa perbaikan ekonomi tidak berubah meksi ada calon kepala daerah yang baru. Salah satunya dinilai Adi di wilayah Tangerang Selatan.

"Ekonominya enggak meningkat, kesejahteraan masyarakat nyaris tidak ada, pengangguran makin banyak, kumuh, macet dan lain lain, jadi ada distrust terhadap local election ini yang membuat masyarakat menganggap Pilkada ini hanya sebatas seremonial, selebihnya masyarakat tidak merasakan manfaat apapun dari Pilkada itu," tuturnya.

Ketiga, lanjut Adi, ada perspektif rasional di masyarakat. Kata dia, banyak kalangan rasional yang menganggap siapapun terpilih sebagai kepala daerah, kebijakan politiknya berlaku sama bagi mereka yang datang ke TPS maupun tidak datang ke TPS.

"Yaitu kepala daerah bersama yang berhak dimiliki oleh yang datang ke TPS ataupun tidak datang, makanya ngapain datang ke TPS kalau kepala daerah itu dimiliki oleh semua orang yang termasuk tidak datang ke TPS, ini biasanya problem orang rasional," paparnya.

Diberitakan, KPU menyelenggarakan pilkada serentak di 270 daerah. Rinciannya pemilihan gubernur di sembilan dari 34 provinsi, bupati di 224 dari 416 kabupaten, serta pemilihan walikota di 37 dari 98 kota.

Ada sekitar 100,3 juta orang yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada 2020. Dari jumlah tersebut, KPU menargetkan tingkat partisipasi pemilih sebesar 77,5 persen.

Namun, data dari sejumlah daerah memperlihatkan jumlah masyarakat yang enggan menggunakan hak pilihnya ke TPS. Bahkan, angka tersebut melebihi suara calon kepala daerah yang mendapat angka tertinggi.

Beberapa daerah yang mengalami golput tinggi ialah Medan, Tangerang Selatan, Depok, Kediri dan Bali. Tak sedikit orang yang memutuskan untuk tidak menggunakan hak suaranya.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
4 Penyebab Naiknya Angka Golput di Pilkada Jakarta, Jabar & Sumut
4 Penyebab Naiknya Angka Golput di Pilkada Jakarta, Jabar & Sumut

Data golput mengalami kenaikan pada Pilkada 2024 di 7 provinsi.

Baca Selengkapnya
Golput Pilkada Jakarta Tinggi, PKB Singgung Kelompok Terpelajar: Kandidat Tidak Diminati
Golput Pilkada Jakarta Tinggi, PKB Singgung Kelompok Terpelajar: Kandidat Tidak Diminati

Lembaga survei Charta Politika mencatat penurunan partisipasi pemilih di Pilkada DKI Jakarta 2024 menjadi hanya 58 persen.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Survei Indikator Soal Dampak Bansos di Pilkada
VIDEO: Survei Indikator Soal Dampak Bansos di Pilkada "2017 Ahok Kalah di Jakarta"

Burhanuddin Muhtadi menilai efek bansos tidak signifikan pada Pilkada Jakarta

Baca Selengkapnya
Ada Faktor Jokowi dan Prabowo, Ini Penyebab Angka Golput di Jateng Turun
Ada Faktor Jokowi dan Prabowo, Ini Penyebab Angka Golput di Jateng Turun

Jawa Tengah menjadi satu-satunya daerah yang angka golputnya turun dibanding provinsi lainnya pada Pilgub 2024.

Baca Selengkapnya
Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024 Hanya 68 Persen, KPU Ungkap Penyebabnya
Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024 Hanya 68 Persen, KPU Ungkap Penyebabnya

KPU RI membeberkan partisipasi masyarakat pada Pilkada 2024 hanya 68 persen.

Baca Selengkapnya
Demokrat Minta Pilkada Jakarta 2024 Diulang, Tidak Ada Legitimasi dari Warga
Demokrat Minta Pilkada Jakarta 2024 Diulang, Tidak Ada Legitimasi dari Warga

Hal ini berdasarkan fakta kurangnya partisipasi pemilih di Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya
Gerindra Ragu Elektabilitas Ridwan Kamil Kalah dari Anies, Contohkan Foke hingga Ahok
Gerindra Ragu Elektabilitas Ridwan Kamil Kalah dari Anies, Contohkan Foke hingga Ahok

Gerindra merespons soal elektabilitas Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jakarta masih kalah dari Anies

Baca Selengkapnya
Gagal Nyalon, Anies Restui Pendukungnya Golput di Pilkada Jakarta?
Gagal Nyalon, Anies Restui Pendukungnya Golput di Pilkada Jakarta?

Anies Baswedan angkat bicara soal kemungkinan angka golput di Pilkada Jakarta 2024 naik pasca dirinya gagal mencalonkan.

Baca Selengkapnya
Reaksi Pramono-Rano Karno Muncul Gerakan 'Anak Abah' Coblos Tiga Paslon di Pilkada Jakarta
Reaksi Pramono-Rano Karno Muncul Gerakan 'Anak Abah' Coblos Tiga Paslon di Pilkada Jakarta

Pramono Anung dan Rano Karno bicara munculnya gerakan 'Anak Abah Tusuk tiga pasangan calon (paslon)' di Pilkada Jakarta 2024

Baca Selengkapnya
Rekapitulasi Sementara Pilkada Jabar, Dedi Mulyadi Unggul di 9 Daerah, Termasuk di Kandang PKS dan PDIP
Rekapitulasi Sementara Pilkada Jabar, Dedi Mulyadi Unggul di 9 Daerah, Termasuk di Kandang PKS dan PDIP

Sampai hari ini, sudah 27 kabupaten/kota merampungkan penghitungan suara.

Baca Selengkapnya
KPU Jelaskan Tingginya Golput di Pilkada  Bali
KPU Jelaskan Tingginya Golput di Pilkada  Bali

Angka partisipasi pemilih hanya tercapai 71,92 persen dari target 75 persen.

Baca Selengkapnya
Anies Terancam Gagal Ikut Pilkada Jakarta 2024: Ke mana Suara Pendukungnya?
Anies Terancam Gagal Ikut Pilkada Jakarta 2024: Ke mana Suara Pendukungnya?

Jika melihat komposisi dukungan parpol dan syarat mencalonkan di Pilkada, peluang incumbent Anies Baswedan maju sudah tertutup rapat.

Baca Selengkapnya