Anies Baswedan Jawab Tantangan Menko Luhut soal Subsidi Mobil Listrik
Merdeka.com - Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan merespons tantangan Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan agar bertemu dengannya membahas subsidi mobil listrik. Hal ini usai Anies mengkritik kebijakan subsidi pemerintah terhadap pengguna mobil listrik yang dianggap tak tepat sasaran.
Menurut Anies, kritik yang disampaikan soal subsidi pemerintah bukan persoalan pribadi dengan Luhut. Namun, soal masukan yang ingin disampaikannya kepada masyarakat.
"Itu adalah persoalan publik, ini bukan persoalan pribadi, dua orang tiga orang, empat orang. Jadi sesuatu yang publik harus mendengar, bukan saya harus mendengar. Publik yang harus mendengar," kata Anies saat wawancara program Point Of View' channel youtube Liputan6 SCTV, Minggu (14/5).
Karena, Anies menekankan, kritik itu mengarah kepada target subsidi yang seharusnya diberikan untuk kendaraan umum. Sebagai moda transportasi publik yang dianggapnya akan bermanfaat bagi semua.
"Jadi saya, melihat kami yakin apabila itu diarahkan untuk kendaraan umum prinsip keadilan akan tercapai. Karena uang publik dipakai untuk publik benefit untuk manfaat bagi semua," tutur Anies.
Pro Kendaraan Listrik
Anies pun sebelumnya, sempat menyinggung kritiknya itu jangan diartikan dirinya menolak kendaraan listrik. Pasalnya, sejak menjabat sebagai Gubernur DKI, ia mengaku telah banyak mengeluarkan kebijakan maupun program untuk mendukung kendaraan listrik.
"Kami di Jakarta adalah promotor kendaraan listrik. Bahkan kita membuat pertandingan balap motor, motor listrik. Karena memang kendaraan berbasis listrik adalah masa depan," kata Anies.
"Itu enggak ada pertanyaan, bahkan saya termasuk yang paling awal membebaskan pajak balik nama kendaraan bermotor listrik nol. Kemudian, kendaraan listrik tidak kena ganjil-genap di Jakarta kita berikan insentif- insentif itu," sambungnya.
Alhasil, Anies menerangkan, kritiknya yang disampaikan bukan soal penggunaan kendaraan listrik. Melainkan, soal kebijakan pemerintah yang memberikan subsidi bagi pembelian kendaraan listrik kepada masyarakat.
"Jadi kalau ditanya rekam jejak jadi bukan cuman rencana mendukung program listrik, kami rekam jejaknya justru itu bis listrik pertama kami yang selenggarakan. Jadi ini bukan soal mobil listrik, ini soal subsidi," ujarnya.
Tantangan Luhut
Sebelumnya, Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan menanggapi kritikan Capres Anies Baswedan mengenai kebijakan subsidi untuk pengguna mobil listrik. Dia menegaskan, pihaknya sudah mengkaji itu dengan studi komprehensif.
"Sebenarnya gini ya, mengenai mobil listrik ini, sudah ada studi yang komprehensif. Jadi saya kira seluruh dunia bukan hanya kita, jadi jangan kita melawan arus dunia juga," katanya di Jakarta, pada Selasa (9/5).
Dia lantas menantang Anies untuk berbicara langsung dengannya. Dia menyatakan, bahwa omongan mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak benar.
"Siapa yang berkomentar saya tidak tahu mengenai itu. Siapa yang berkomentar suruh dia datangi saya langsung, biar saya jelasin bahwa tidak benar omongannya," tegas Luhut.
Kritik Anies
Diberitakan, Capres Anies Baswedan mengkritik kebijakan pemerintah yang memberikan subsidi untuk pengguna mobil listrik. Kebijakan tersebut menurutnya salah sasaran.
Menurutnya, pembeli mobil listrik rata-rata berasal dari kalangan keluarga mampu. Maka, pemberian subsidi untuk pembelian mobil listrik dirasa kurang tepat.
"Kemudian kita tahu negeri ini begitu banyak peluang dan pemerintah harus memastikan sumber daya yang diberikan oleh pemerintah untuk rakyatnya adalah sumber daya yang tepat, kita menghadapi tantangan lingkungan hidup. Solusi menghadapi tantangan lingkungan hidup polusi udara bukan lah terletak di dalam subsidi mobil listrik yang pemilik mobil listriknya yang mereka-mereka tidak membutuhkan subsidi. Betul?" tuturnya saat berpidato dalam acara "Deklarasi dan Pengukuhan Amanat Indonesia", Minggu (7/5).
Di samping itu, pemberian paket subsidi mobil listrik menurutnya bukan menjadi solusi dalam mengatasi persoalan polusi udara. Anies menyebut, emisi karbon yang dihasilkan dari penggunaan mobil listrik pribadi berpotensi lebih besar dibandingkan dengan transportasi umum seperti bus berbahan bakar minyak (BBM).
"Kalau kita hitung apalagi ini contoh ketika sampai kepada mobil listrik emisi karbon mobil listrik per kapita per kilo meter sesungguhnya lebih tinggi daripada emisi karbon bus berbahan bakar minyak," kata Anies.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies mengatakan BBM bersubsidi lebih banyak dinikmati orang mampu dari pada keluarga yang tak mampu
Baca SelengkapnyaInilah visi-misi dan rencana program capres Anies Baswedan di sektor transportasi dalam pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaHal ini untuk menarik minat masyarakat untuk beralih ke motor listrik.
Baca SelengkapnyaPemerintah cari cara agar penjualan kendaraan listrik meningkat.
Baca SelengkapnyaAnies memandang perlunya kendaraan ditambah untuk sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan memilih kembali ke Jakarta dengan menaiki transportasi umum KRL.
Baca SelengkapnyaLalu apa jawaban Anies soal pemindahan ibu kota sebagai solusi mengatasi polusi di Jakarta.
Baca SelengkapnyaMenurut Anies, tidak ada serang personal dalam debat tersebut
Baca SelengkapnyaRealisasi program insentif kendaraan listrik, baik mobil listrik maupun motor listrik belum maksimal.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan melakukan kampanye hari kedua di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaMenurut Anies investasi tidak dibarengi dengan penyerapan tenaga kerja
Baca Selengkapnya