Anies Baswedan Sudah Layak Maju Pilpres 2024?
Merdeka.com - Persentase Anies Baswedan dalam hasil survei calon Presiden Republik Indonesia 2024 mendapat peringkat tertinggi di kalangan anak muda. Nama Anies diurutan teratas mengalahkan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia, Anies mendapatkan persentase tertinggi yaitu 15,2 persen dalam calon presiden untuk 2024 mendatang. Disusul Ganjar Pranowo 13,7 persen dan Ridwan Kamil 10,2 persen.
Sementara itu, Sandiaga Uno dan Prabowo Subianto mendapat suara masing-masing 9,8 persen dan 9,5 persen. Di posisi keenam ada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebesar 4,1 persen.
-
Bagaimana PKS mendukung Anies di Pilpres 2024? Relawan dari berbagai simpul diharapkan bisa saling mendukung dan bekerja sama memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai alasan mengapa harus memilih Anies Baswedan.
-
Kenapa PKS siap menangkan Anies di Pilpres 2024? “Dengan kolaborasi yang baik antara partai pengusung dan relawan Anies, insya Allah kita bisa memenangkan Anies di Pilpres 2024 nanti,“ harap Syaikhu.
-
Kenapa PKB mempertimbangkan untuk mendukung Anies? PKB Pertimbangkan Dukung Anies Maju Pilgub Jakarta 2024 Namun, PKB juga sudah punya jagoan sendiri untuk diusung sebagai bakal calon gubernur Jakarta. Wasekjen PKB Syaiful Huda mengungkapkan, partainya sudah membuka komunikasi awal dengan Anies Baswedan untuk maju di Pemilihan Gubernur Jakarta 2024.Dia mengatakan, PKB tengah mempertimbangkan untuk mengusung Anies.
-
Apa nama partai yang dibentuk Anies Baswedan? Sampai saat ini Anies belum mengumumkan nama partai yang akan didirikannya.
-
Bagaimana cara PKB memutuskan dukungan untuk Anies? 'Komunikasi awalan tepatnya, jadi secara tahapan, PKB belum mengeluarkan rekomendasi secara resmi, tapi dari hasil diskusi obrolan dari teman teman kanan kiri Mas Anies, kira kira kita akan pertimbangkan Mas Anies kalau maju lagi,' ungkap Huda saat ditemui di DPR, Jakarta, Selasa (21/5).
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
Moncernya nama Anies di kalangan anak muda mendapat beragam reaksi. Khususnya soal capaian mantan Mendikbud era Jokowi itu selama memimpin Jakarta hampir empat tahun ini.
Sudah layakkah Anies maju di Pilpres tiga tahun mendatang?
"Itu kapital bagus bagi Anies,namun sekmen anak mudanya perlu pendalaman yang lebih rinci," kata Ketua DPP PKS, Bukhori Yusuf kepada merdeka.com, Senin (22/3).
Dia juga menilai Anies berpotensi bisa memikat hati anak muda pada Pemilihan Presiden 2024. Namun Bukhori menggarisbawahi, peluang Anies akan tergantung pada partai politik pendukungnya nanti.
"Tergantung partai pendukung tetapi Anies berpeluang lebih besar," katanya.
Komentar keras diutarakan oleh PDIP. Nama Anies moncer dinilai karena kurangnya pemahaman politik terhadap para anak muda.
Anggota DPRD DKI Jakarta Komisi D dari Fraksi PDIP, Pantas Nainggolan mengatakan, hasil survei tersebut menunjukkan bahwa pendidikan politik bagi generasi Z masih sangat dibutuhkan.
Dia memahami mengapa mayoritas anak muda usia 17-21 tahun dalam survei tersebut memilih Anies sebagai calon pemimpin negara ini. Menurutnya, anak muda usia tersebut hanya mengenal Anies di panggung depannya saja.
"Hasil survei ini bisa menjadi pelajaran untuk anak muda. Jangan lihat covernya saja. Pilihan mereka masih didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan emosional," kata Pantas saat dihubungi merdeka.com, Senin (22/3).
Survei Indikator Politik dirilis pada hari Minggu, 21 Maret kemarin dan dilakukan pada 4-10 Maret 2021. Usia responden antara 17-21 tahun berjumlah 1.200 responden.
Survei ini menggunakan kontak telepon. Asumsi metode simpel random sampling, ukuran sampel 1.200 repsoden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Pantas yakin, anak muda tersebut tidak mencari tahu betul-betul apa saja kebijakan yang Anies buat selama memimpin DKI Jakarta. Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD DKI Jakarta itu pun berharap, generasi Z mau lebih aktif mencari tahu kinerja Anies, bukan hanya dari instagram pribadinya ataupun media sosial Pemprov DKI Jakarta saja.
"Saya yakin mereka belum mampu mencerna dan mencari tahu seluk-beluk kinerja Anies. Seperti anggaran dana yang dia keluarkan dalam setiap kebijakannya," kata Politisi dari fraksi PDIP itu.
Pantas kemudian menyinggung beberapa kebijakan Anies yang dianggap memboroskan anggaran Pemprov DKI. Seperti penyelenggaraan Formula E yang ditunda, namun telah menghabiskan anggaran hampir Rp 1 Triliun. Sebagai informasi, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) DKI Jakarta baru saja menuntaskan audit penyelenggaraan Formula E di Jakarta.
Hasil audit tersebut mencatat, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah melakukan pembayaran kepada FEO Ltd selaku promotor dan pemegang lisensi Formula E senilai 53 juta poundsterling Inggris atau setara Rp 983,31 miliar di tahun 2019-2020.
"Kalau kita lihat dalam perjalanannya, Gubernur DKI kan tidak bisa kerja, banyak gagalnya. Jadi yang mau saya dorong yaitu supaya kita bisa memberikan pendidikan politik yang baik ke generasi muda," ungkapnya.
Bagi Partai Demokrat, akan fokus meningkatkan elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Demokrat optimis sang ketua umum bisa mengalahkan elektabilitas Anies Baswedan.
Dalam survei tersebut terdapat 4,1 persen anak muda memilih AHY jadi presiden. Sementara itu 15,2 persen anak muda ingin Gubernur DKI Anies Baswedan jadi presiden.
"Kami tetap optimis masih terbuka jalan untuk meningkatkan dan mengejar ketertinggalan elektoral Mas Ketum AHY terhadap kompetitor lainnya," kata Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani dalam keterangan pers, Senin (22/3).
Bagaimana Kinerja Anies di Jakarta?
NasDem menilai, kinerja Anies Baswedan masih banyak yang perlu diperbaiki di Jakarta. Wakil Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi NasDem, Nova Paloh berpesan kepada generasi Z bahwa yang terpenting dari seorang pemimpin adalah kinerjanya. Dia berharap, anak muda tidak mudah percaya dengan janji-janji manis belaka yang keluar dari mulut sang pemimpin tersebut.
"Jangan lihat pemimpin dari outlooknya saja. Jangan lihat dari tata bicara/ perkataan saja. Perkataan dan implementasi itu harus sesuai. Yang terpenting kinerjanya," kata Nova saat dihubungi merdeka.com, Senin (22/3).
Politisi dari fraksi NasDem itu kemudian menyinggung draf Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta 2017-2022 yang direvisi, sehingga berbeda dengan RPJMD yang diajukan Anies saat awal menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Anak muda harus melihat rekam jejak pemimpin tersebut. Apa saja yang sudah beliau lakukan. Apakah program-program beliau (Anies) sudah sesuai target RPJMD?" tanya Nova.
Salah satu perubahan dalam draf RPJMD yang diajukan Anies ke DPRD pada pekan lalu yakni terkait program Rumah DP Nol Rupiah. Yang mana awalnya batas minimal penghasilan bagi warga yang mau membeli rumah tersebut minimal Rp7 juta, kini menjadi Rp14,8 juta.
Bukan hanya itu, Nova juga menyinggung program normalisasi sungai yang dihapus dalam RPJMD. Dia sangat menyayangkan hal itu karena menurutnya, program normalisasi pada masa kepemimpinan Ahok sudah terbukti mengurangi titik banjir di Jakarta.
"Masalah rumah DP Nol Rupiah. Batasan penghasilan awalnya Rp7 juta, lalu naik jadi Rp14 juta, lalu masalah normalisasi sungai, NCICD yang belum selesai sampai sekarang," bebernya.
Sebagai informasi NCICD atau National Capital Integrated Coastal Development merupakan proyek tanggul laut raksasa di wilayah pesisir Jakarta yang berfungsi untuk menahan banjir rob.
"Kita tahu, beliau orang cerdas, tapi kinerjanya tidak fokus. Padahal target RPJMD harus sesuai, apakah disesuaikan dengan masalah banjir dan sampah?" tanya Nova.
Sebelum menyelesaikan masa jabatannya yang tinggal satu tahun lagi, Nova mengingatkan Anies mengenai masalah banjir dan sampah di DKI Jakarta yang menurutnya merupakan masalah prioritas.
Dia berharap, Anies tidak bisa menggunakan dana pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk menangani banjir secara bijak. harus segera dituntaskan. Seperti yang diketahui Pemprov DKI Jakarta mendapatkan alokasi pinjaman PEN 2020 sebesar Rp 3,2 triliun dan sekitar Rp1 triliun dimanfaatkan untuk penanganan banjir.
"Soal banjir, DKI dapat bantuan dari dana pemerintah pusat, jadi kita memang kekurangan dana dan seharusnya segera dituntaskan masalah-masalah seperti banjir, sampah, dan kemacetan," ungkapnya.
Sementara itu, Pengamat kebijakan publik, Trubus Rahadiansyah, menilai, eksistensi Anies di media sosial menjadi salah satu dampak moncernya elektabilitas di kalangan anak muda. Namun, menurutnya, persentase tinggi tidak otomatis menjadi indikator kepuasan anak muda terhadap program Anies selama menjabat ibu kota.
"Anak muda sekarang suka yang instagramable, yang unik, tapi kalangan masyarakat ke bawah itu enggak banyak juga seperti penataan kota atau kampung itu enggak berjalan," kata Trubus, Selasa (23/3).
Trubus mengatakan, kalangan anak muda enggan terbawa dinamika sekaligus intrik politik pada pemerintahan. Soal terealisasi tidaknya satu janji kampanye Anies saat mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI, dianggap bukan hal menarik untuk diikuti oleh kalangan anak muda.
Terpenting bagi anak muda adalah beautifikasi satu tempat menjadi satu dari sekian tolak ukur kinerja satu pemimpin daerah, seperti yang dilakukan Anies saat ini.
"Anak muda tidak melihat inkonsistensi janji politik, yang penting kepala daerah tersebut mampu memimpin secara kreatif dan inovatif," jelasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PDIP dan PKS tertarik mengusung Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
Baca SelengkapnyaKetua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan, Anies Baswedan berpeluang besar untuk menang jika maju pada Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaPKB yakin hanya Anies Baswedan yang memiliki elektabilitas tinggi untuk maju Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaPengumuman itu hasil rapat Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) PKS pada Kamis 20 Juni 2024.
Baca SelengkapnyaAnies meyakini usai PKS, maka akan ada partai lain yang mendukungnya bersama Sohibul di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, figur AHY cocok yang dekat dengan generasi milenial dan generasi Z, yang mana pada Pemilu 2024 merupakan pemilih terbesar.
Baca SelengkapnyaWajar bila PKS inginkan posisi wagub, mengingat partai pemenang di Jakarta.
Baca SelengkapnyaDikatakan Anies sudah bertemu DPW PKS Jakarta secara informal
Baca SelengkapnyaPDIP segera mengumumkan siapa sosok yang bakal diusung di Pilgub Jakarta 2024
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Presiden Partai Keadilan Sejahtera Akhmad Syaikhu merespons terkait isu akan berpaketnya, Ganjar Pranowo-Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaWilly Aditya mengatakan, selain Anies ada pula dari internal parpolnya yakni Ahmad Sahroni
Baca SelengkapnyaWajar bila PKS inginkan posisi wagub, karena partai pemenang di Jakarta.
Baca Selengkapnya