Anies mulai genit sindir Agus dan Ahok
Merdeka.com - Tensi politik antar tiga calon Gubernur DKI Jakarta terus memanas sejak kampanye dimulai 28 Oktober lalu. Saling kritik antar calon mulai menonjol sebulan kampanye dilakukan.
Calon Gubernur DKI Anies Baswedan menjadi kandidat yang paling genit mengkritisi dua pesaingnya yaitu Agus Yudhoyono dan Basuki Tjahaja Purnama. Salah satu yang disoroti Anies soal kinerja Ahok selama dua tahun memimpin ibu kota melanjutkan kepemimpinan Joko Widodo.
Mantan Menteri Pendidikan itu menilai penyerapan anggaran APBD dalam dua tahun terakhir tak maksimal. Menurut dia, di bawah kepemimpinan Ahok pada November 2015 hanya mencapai 68 persen dan hingga November 2016, penyerapan anggaran APBD hingga bulan November hanya 34 persen.
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Apa nama lengkap Anies Baswedan? Anies Baswedan, dengan nama lengkap Anies Rasyid Baswedan, merupakan salah satu kandidat presiden untuk tahun 2024, dilahirkan di Kuningan pada tanggal 7 Mei 1969.
-
Kenapa Golkar pertanyakan Anies maju di Pilgub DKI? 'Tapi tentu kan kita tahu bahwa majunya seseorangan menjadi kepala daerah itu kan harus mendapatkan dukungan dari partai politik, pertanyaannya adalah tentu dari partai mana gitu ya,' kata Ace, saat diwawancarai di Gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/5).
-
Siapa yang disebut bakal jadi cawapres Anies? Nama Yenny sebelumnya disebut sebagai bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Anies Baswedan.
-
Apa yang dibahas Anies dan Sandiaga? Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sandiaga Uno mengakui pernah membahas rencana mendirikan partai politik (parpol) bersama Anies Baswedan.
-
Apa yang dikritik Golkar dari Anies soal Pilgub DKI? Dia mempertanyakan, apakah ada partai yang mau mengusung Anies di Pilgub Jakarta.
Dia mengatakan, derajat efisiensi penyerapan anggaran APBD haruslah terukur. Apabila dalam satu tahun dua per tiga program tak berjalan maka penyerapan anggaran bukan cuma tidak efisien. Tetapi meleset dari RAPBD yang diajukan.
"Jadi begini ada program efisiensi kemudian ada penyesuaian biayanya. Tapi kalau hanya terlaksana 34 persen bukan efisiensi. Berarti perencanaan programnya luar biasa melesetnya," kata Anies saat ditemui di kawasan Jakarta Barat, Senin (28/11).
Anies menambahkan selisih penyerapan anggaran dari tahun ke tahun seharusnya hanya berbeda tipis. Bila selisihnya jauh apalagi jauh dari apa yang diharapkan, maka pemerintah tidak menjalankan program dengan baik.
"Anda dapat melihat betapa pengelolaan pemda dalam segi anggaran mulai 2015 dibandingkan periode sebelumnya. Nanti anda bisa lihat, ini bukan efisiensi tapi eksekusi yang tidak jalan dengan baik," jelas Anies.
Mantan rektor Universities Paramadina itu mencontohkan program pemerintah dalam menanggulangi banjir di Jakarta. Menurut Anies, program tersebut bukan hanya tidak efektif dalam pelaksanaannya, tetapi tidak berjalan.
"Program penanggulangan banjir tidak berjalan 65 persen, yang jalan hanya 35 persen. Padahal program ini sangat penting. Seringkali yang kita perhatikan yang 35 persen," kata Anies.
"Kali jadi bersih, dan kita apresiasi Pak Basuki berhasil dalam membersihkan kali. Itu yang 35 persen. Nah yang 65 persen yang gorong-gorong di kampung-kampung, tidak kelihatan tuh karena tidak menarik perhatian, nah di situ yang macet. Ini contoh ya," papar Anies.
Anies menambahkan, pemerintah lewat undang-undang mengatur permasalahan anggaran APBN. Karena itu, para pejabat pemerintah harus melaksanakan UU.
"Ada program ada dananya. Kalau program terlaksana, dananya terpakai. Kalau program tidak terlaksana, dananya tidak terpakai," imbuh Anies.
Ahok sendiri tidak terima bila disebut serapan anggaran dibilang rendah. Dia menegaskan selama menjabat, Jakarta malah merasa kekurangan dana untuk merealisasikan tiap program.
Ahok menduga Anies telah mendapatkan data keliru. Untuk itu, dia menyarankan, mantan Mendikbud itu kembali membaca hasil audit dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengenai serapan anggaran tahun 2015.
"Uang masuknya bertahap. Kita mulai lelang awal juga susah. Kamu baca dong hasil audit BPK, siapa bilang (serapan anggaran) rendah," terangnya.
Walaupun begitu, Ahok tidak masalah dengan adanya kritik dari Anies. Sebab sebagai pesaing petahana sudah seharusnya melakukan kritik terhadap program telah atau tengah berjalan. "Ya enggak apa-apa. Biasa kalau orang mau jadi gubernur ya seharusnya kritik," terangnya.
Anies juga mengkritisi janji Agus yang akan memberikan dana Rp 1 miliar ke setiap RW di Jakarta. Anies mengaku tak mau mengumbar janji dengan iming-iming sejumlah uang kepada masyarakat.
"Itulah sebabnya kita akan membuat kegiatan bukan sekedar memberikan rupiah, itu sudah ada di APBD. Jadi Jakarta ini perlu lebih bukan sekedar gimik-gimik. Kegiatan nyata kalau ditanya kegiatannya apa," kata Anies di GOR Gelanggang Remaja Jakarta, Minggu (27/11).
Berbeda dengan dirinya, kata Anies yang hadir dengan bentuk kegiatan dan program yang kongkret. Bahkan jika perlu pihaknya akan menggelontorkan dana hingga Rp 3 miliar untuk kegiatan warga Jakarta.
"Kalau butuhnya Rp 2 miliar kita kasih, Rp 3 miliar ya 3 M. Apalagi 1 RW ada yang 8 RT ada yang 25 RT. Jadi gimana baginya kalau 8 dan 25? Apa itu jadi adil? Enggak adil," papar Anies.
Anies mengingatkan kepada peserta pilgub DKI untuk tidak menawarkan berbagai program yang menganggap masyarakat Jakarta tak mengerti data. Sebab RT RW yang justru mengetahui kondisi masyarakat yang ada.
"Karena itu jangan jualan seakan-akan rakyat Jakarta enggak ngerti data. Jangan anggap rakyat ini apalagi RT RW, mereka itu tahu kok. Kalau kami akan danai kegiatannya. Kami akan lakukan kegiatan di bidang, seni budaya olahraga," ujarnya.
Anies menilai uang digelontorkan kepada masyarakat harus sesuai dengan program akan dilakukan. Bukan hanya membagikan uang tanpa program.
"Uang yang dibutuhkan harus sesuai dengan programnya. Jangan sampai cuma sekedar bagi-bagi uang, menarik kelihatannya tapi sebenarnya apa yang akan dikerjakan belum jelas," terang Anies.
Lebih lanjut hal itu dilakukan lantaran dirinya tak mau menganggap warga Jakarta bisa dibeli dengan uang. Sebab harga diri seseorang tak patut dinilai dengan uang.
"Saya ingin menghormati warga Jakarta, saya ingin menghargai warga Jakarta bukan dengan rupiah. Saya tahu orang Jakarta tidak bisa dibeli dengan rupiah, mereka punya harga diri," tutupnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Reaksi Ganjar mendadak berbeda, ketika disinggung wacana duet Anies dan Ahok di Pilgub Jakarta.
Baca SelengkapnyaPesan itu ditulis Anies sehari setelah partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus mengusung pasangan Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaAnies merupakan lawan politik yang dianggap sebagai antitesis Jokowi dan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, saat ini masih prematur untuk membahas nama-nama yang disodorkan.
Baca SelengkapnyaKetiganya memiliki popularitas dan kapabilitas serta elektabilitas yang cukup kuat
Baca SelengkapnyaPetinggi PDIP menilai Anies paling cocok berpasangan dengan kader PDIP di Pilkada Jakarta
Baca SelengkapnyaSejauh ini, kata Anies, obrolan PDIP masih membahas apa-apa yang menjadi masalah Jakarta.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengutarakan hal itu dalam debat perdana calon presiden di KPU, Selasa (12/12).
Baca SelengkapnyaJika wacana itu serius, Ganjar menantang Anies dan Ahok untuk bersama-sama mendaftarkan diri di Pilkada serentak 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaMenurut Anies, etik memang dimulai dari kepala atau cara berpikir, kemudian anggota tubuh lainnya mengikuti etika yang sama.
Baca SelengkapnyaMomen mengejutkan ketika salah seorang pendukung Ganjar-Mahfud turut hadir dan bertanya nasib IKN.
Baca SelengkapnyaPDIP memasukkan nama Anies ke dalam daftar bakal calon Gubernur DKI Jakarta
Baca Selengkapnya