Anies-Sandi diminta waspada serangan mirip Antasari Azhar tembak SBY
Merdeka.com - Banyak lembaga survei merilis elektabilitas buat para kandidat Pilgub DKI Jakarta. Banyak menyebut hasil survei mereka menyebut pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno unggul di atas pasangan Basuki T Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat.
Peneliti dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ardian Sopa, menjelaskan naik turunnya suara tiap kandidat hingga masa pencoblosan ditentukan tiga faktor. Pertama, isu negatif dahsyat menimpa salah satu calon. Kata dia, isu negatif ini terbukti menggerus suara paslon apabila terjadi di masa tenang.
"Masa tenang adalah masa yang paling menentukan. Seperti putaran pertama AHY tergerus karena malamnya ada konpres dari Antasari Azhar yang seakan-akan menembak SBY," kata Ardian di Jakarta, Kamis (13/4).
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Kenapa Anies dianggap salah satu tokoh dengan elektabilitas tinggi? Anies jadi satu di antara tiga tokoh capres dengan elektabilitas terkuat di sejumlah lembaga survei.
-
Siapa yang paling tinggi elektabilitasnya? Dalam survei tersebut, Prabowo-Gibran yang paling teratas. Elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 39,3 persen.
-
Siapa yang diprediksi unggul dalam Pilkada Jateng? Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan, mengungkapkan alasan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep unggul karena adanya pengaruh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Kenapa PKS usung Anies-Sohibul di Pilgub Jakarta? 'Selanjutnya, rencana pertemuan dengan PKB juga sudah dirancang dan akan dilaksanakan. Kami optimis, insya Allah sosok Bapak Anies Rasyid Baswedan dan Bapak Mohamad Sohibul Iman adalah kandidat yang memiliki peluang menang besar,' pungkasnya.
-
Siapa yang dipilih di Pilkada? Pilkada adalah proses pemilihan demokratis untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Kedua, kata dia, mobilisasi abnormal menjelang hari H. Biasanya ini menyangkut politik uang atau pengerahan massa ilegal untuk menjadi pemilih dadakan di Jakarta. Ketiga, tingkat golongan putih (golput) pemilih paslon yang proporsional.
"Tingkat golput pemilih pasangan calon. Jika golput proporsional yang tidak datang maka tak akan banyak mengubah perkiraan perolehan suara. Tetapi bila ada golput non proporsional salah satu calon ke TPS akan mengubah dinamika," terang Ardian. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Survei Indikator melakukan sejumlah simulasi pasangan calon di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaPilkada Jakarta bakal digelar November 2024. Tiga calon kuat digadang memiliki potensi menang jika maju sebagai cagub.
Baca SelengkapnyaHasil quick count Pilkada DKI 2017 menggambarkan pergeseran dukungan pemilih sehingga memunculkan hasil yang tidak terduga.
Baca SelengkapnyaElektabilitas tiga nama besar di Pilkada Jakarta saling berkejaran
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator merilis hasil survei terkait Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaLitbang Kompas merilis survei terbaru terkait pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Jakarta 2024, Selasa (16/7).
Baca SelengkapnyaDengan asumsi metode simple random sampling ukuran sampel 800 responden
Baca SelengkapnyaArah dukungan politik dari Anies Baswedan dan relawannya, bisa menjadi penentu pemenang Pilkada DKI.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator Politik Indonesia merilis nama-nama yang paling tinggi elektabilitasnya di Pilgub Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaPetinggi PDIP menilai Anies paling cocok berpasangan dengan kader PDIP di Pilkada Jakarta
Baca SelengkapnyaMenurut Anies, hasil survei hari ini belum menunjukkan kondisi ril pencoblosan 14 Februari nanti.
Baca Selengkapnyahasil Survei Indikator Politik dengan tajuk 'Siapa Unggul di Jakarta? Rematch Anies vs Ahok dan Potensi Munculnya Kuda Hitam'
Baca Selengkapnya