Anies sindir aplikasi Qlue buatan Ahok
Merdeka.com - Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengkritik aplikasi layanan pengaduan yang dibuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yakni Qlue. Menurut Anies, aplikasi yang dibuat oleh Gubernur DKI non-aktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok belum maksimal.
Sebab dalam aplikasi tersebut, masyarakat hanya melakukan laporan saja tanpa mengetahui pihak yang dimintai pertanggungjawaban.
"Sekarang saya tanya, kalau ada masalah di Thamrin tahu-tahu airnya berhenti, lapornya ke mana? Nama orangnya (penanggungjawab) tahu enggak? Di situ bedanya," kata Anies di Jakarta, Selasa (29/11).
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Apa yang dikritik Golkar dari Anies soal Pilgub DKI? Dia mempertanyakan, apakah ada partai yang mau mengusung Anies di Pilgub Jakarta.
-
Apa nama lengkap Anies Baswedan? Anies Baswedan, dengan nama lengkap Anies Rasyid Baswedan, merupakan salah satu kandidat presiden untuk tahun 2024, dilahirkan di Kuningan pada tanggal 7 Mei 1969.
-
Siapa yang dituduh menghalangi Anies di Pilgub? Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara karena dianggap mempengaruhi batalnya pencalonan Anies Baswedan dalam Pilgub 2024. Jokowi bicara dirinya yang sering dituding hingga menjegal.'Saya kan ditudang-tuding, kan banyak banget, tidak hanya itu saja, dituding menjegal, dituding menghambat, dituding,' ujar Jokowi di RS Persahabatan, Jakarta, Jumat (30/8).
-
Bagaimana Golkar menanggapi Anies di Pilgub DKI? 'Mau turun pangkat lagi dari capres menjadi cagub lagi gitu. Jadi saya kira tentu ini harus dipikirkan,' tegas dia.
-
Apa tanggapan Jokowi tentang tudingan menjegal Anies? Jokowi menegaskan, meskipun dituduh-tuduh, urusan Pilkada adalah kembali kepada kebijakan partai politik. Sehingga, ia tidak ada urusan untuk mencampurinya.'Ya tapi kan itu urusan partai politik, mau mencalonkan dan tidak mencalonkan itu urusan koalisi, urusan partai politik,' ucapnya.'Ada mekanisme, ada proses disitu, saya bukan ketua partai, saya juga bukan pemilik partai, supaya tahu semua, apa urusannya' ujar Jokowi.
"Kalau saya, saya akan buat nama orangnya jelas, nomor kontaknya jelas, penangggungjawabnya jelas. Sebab selama kita tidak memberikan transparansi, maka muncul masalah," lanjut Anies.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu pun memberikan contoh kasus yang ada di rumah susun. Kata Anies, ketika rumah susun airnya bermasalah, warga tak tahu melapor kemana. Pun dengan permasalahan di sekolah ketika bangunan sekolah ada yang rusak.
"Terus sekolah. Kalau ada sekolah yang rusak mau lapornya ke mana. Nomor Kepala sub dinasnya enggak tahu? Seringkali kita melapor terlalu tinggi. Padahal masalahnya ada di level bawah," ungkap Anies.
Mantan rektor Universities Paramadina itu menginginkan adanya diberlakukannya sistem transparansi. Sehingga ketika warga Jakarta mengalami suati masalah langusng bisa ditangani.
"Masa semuanya ke atas (lapor ke Gubernur). Justru yang harus dilakukan untuk mengubah agar birokrasi responsif memperpendek jarak antara masalah dan solusi. Warga datang menceritakan masalah, aparat pemerintah datang membawa solusi," papar Anies.
Hanya saja kata Anies selama ini yang terbayang adalah antara masalah dan solusi, naik dulu ke atas baru turun lagi ke bawah.
"Bayangkan kalau bisa komunikasi langsung dan termonitor. Termonitor artinya bisa menggunakan aplikasi. Sehingga tahu lapornya kapan, responnnya kapan. Ini bukan barang baru. ini sudah dikerjakan di banyak tempat. Cuma di Jakarta belum dilakukan dengan optimal," jelas Anies.
Anies pun mengaku sistem tersebut sudah pernah dilakukannya saat dirinya menjabat sebagai menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Seluruh aparat kabupaten namanya ada, nomornya ada.
"Jadi kalau ada masalah tinggal ngontak. Makanya saya tadi beri tahu namanya Neraca Pendidikan. Setiap Kabupaten ada kontaknya," kata Anies.
"Beban seorang gubernur berat kalau mendorong semua itu dari tangannya sendiri. Semua pejabat publik di Jakarta wajahnya harus diketahui publik. Yang bertanggung jawab atas rumah susun siapa, pasang namanya, pasang fotonya, pasang nomor telponnya. Kalau air macet telponnya jelas," sambung Anies.
"Yang membuat Jakarta maju berubah bukan satu orang hero, tapi kita membuat sebuah sistem yang membuat semua orang bergerak," imbuhnya. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Pelayanan publik di Jakarta yang disampaikan Pak Anies yaitu 'JAKI' sebelumnya sudah dijalankan oleh Pak Ahok yakni: Qlue, ganti nama saja," kata Ima.
Baca SelengkapnyaAnies lalu membeberkan keberhasilan dirinya memimpin Jakarta dengan membuat aplikasi Jakarta Kini atau JAKI.
Baca SelengkapnyaJSC meminta maaf terhadap dugaan aksi peretasan aplikasi JAKI
Baca SelengkapnyaAplikasi Jakarta Kini atau JAKI diretas setelah disinggung Capres nomor Anies Baswedan ketika debat Capres.
Baca SelengkapnyaTigor mengungkap sederet program Anies yang dianggap banyak kegagalan
Baca SelengkapnyaTerdapat sejumlah fitur yang dapat diakses oleh para relawan maupun pendukung.
Baca SelengkapnyaAhok menyebut, Anies memang masuk bursa dan menjadi salah satu dari 10 nama yang diusulkan di Jakarta.
Baca SelengkapnyaSejumlah aplikasi buatan pemerintah daerah (Pemda) memakai nama nyeleneh viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaAnies bercerita, di masa lampau para pendiri negara disegani karena memegang integritas.
Baca SelengkapnyaMenteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyebut, pembangunan IKN sudah mencapai 26 persen.
Baca SelengkapnyaAnies-Cak Imin akan menyampaikan gagasan dalam pertarungan Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaAnies berpesan, bagi yang khawatir terkait perubahan ketika dirinya menjadi calon presiden, bisa melihat rekam jejaknya di Jakarta.
Baca Selengkapnya