Apa yang bikin Aceng Fikri lolos ke Senayan? Ini analisisnya
Merdeka.com - Mantan Bupati Garut Aceng Fikri sudah dipastikan akan mulus melenggang ke Senayan sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Dirinya berhasil mendulang suara rakyat sebesar 1,139 juta suara pada pemilihan DPD 2014 di Garut Jawa Barat (Jabar).
Padahal sebelumnya Aceng pernah tersandung masalah yang cukup berat. Apesnya dia tiba-tiba langsung diberhentikan menjadi Bupati Garut karena persoalan pernikahan sirinya. Namun nyatanya tetap banyak masyarakat yang menyumbangkan suaranya pada Aceng, walaupun sosoknya sudah sempat menjadi buruk di mata publik.
Lalu mengapa Aceng tetap meraup suara banyak dari masyarakat?
-
Siapa yang terpilih jadi anggota DPRD? Fadel Islami merintis karir politiknya sejak tahun 2021.
-
Kenapa Anies dianggap salah satu tokoh dengan elektabilitas tinggi? Anies jadi satu di antara tiga tokoh capres dengan elektabilitas terkuat di sejumlah lembaga survei.
-
Bagaimana masyarakat memilih pemimpin? Dalam Pilkada, masyarakat memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin yang dianggap paling cocok untuk memimpin dan mengelola daerah mereka. Pemimpin yang dipilih melalui Pilkada diharapkan dapat menjadi perwakilan dari keinginan dan aspirasi masyarakat, serta mampu memenuhi kebutuhan dan harapan mereka.
-
Bagaimana incumbent memanfaatkan popularitasnya? Keberadaannya yang sudah dikenal dapat menjadi modal politik yang kuat dalam meraih dukungan.
-
Apa saja faktor yang mempengaruhi Pilgub Jateng? 'Peta kompetisi Pemilihan Gubernur Jawa Tengah berdasarkan temuan survei ini tampak masih cair. Semua kandidat masih berpeluang untuk saling mengungguli. Selain faktor popularitas calon, faktor Jokowi Effect, melalui tingkat kepuasan kepada presiden dapat berpengaruh,' imbuh dia.
-
Siapa yang dipilih di Pilkada? Pilkada adalah proses pemilihan demokratis untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Dosen Fakultas Hukum Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung, Asep Warlan Yusuf, menilai bahwa terpilihnya Aceng menjadi anggota DPD karena faktor masyarakat di sana lebih memandang dari segi popularitas daripada kualitas.
"Kalau dilihat dari stok orang yang ada di dalam DPD, yang paling dikenal ya yang paling dikenal masyarakat. Artinya saya akan pilih orang yang saya kenal, cara Sundanya lebih seperti itu," kata Asep kepada merdeka.com, Kamis (24/4).
Dalam hal ini, Asep lebih memandang masyarakat dari segi perspektif karakter orang Sunda, orang-orang yang pada umumnya menyukai tokoh yang sudah familiar dengan mereka saja. Walaupun mereka paham dengan tokoh lain yang berpengalaman, namun tetap saja mereka tak peduli dengan tetek bengek jejak rekam.
"Lagi-lagi memang bukan karena kualitas orangnya, tapi karena masyarakat sudah tahu, sudah kenal yang mau dipilih. Hanya karena faktor yang dikenal saja kalau orang Sunda itu," ujarnya.
Asep pun juga menganalisis kemungkinan terjadinya politik uang di dalam proses penghitungan suara Aceng beberapa waktu lalu. Namun lagi-lagi hal semacam itu tak bisa dibuktikan dengan mudah. "Politik uang boleh jadi, meskipun susah dibuktikan sampai sekarang. Karena tidak menutup kemungkinan seperti itu ada," paparnya.
"Intinya karena ada faktor popularitas. Karena demokrasi tidak identik dengan kualitas, tapi sangat identik dengan popularitas. Saya juga pesimis kalau masyarakat milih karena soal kualitas. Sayang aja kalau kita lihat memang demokrasi di sana untuk DPD ya seperti ini," imbuh Asep.
(mdk/gib)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aceng menjelaskan alasannya maju sebagai calon Bupati Garut tidak lepas dari adanya dorongan dan aspirasi masyarakat.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut yang dapat menentukan hasil Pilkada adalah strategi pemenangan, dukungan logistik, jaringan sosial, dan beberapa hal lain.
Baca SelengkapnyaNama-nama Caleg Terancam Gagal Dapat Kursi DPR Meski Dapat Ratusan Ribu
Baca SelengkapnyaAda empat syarat mutlak yang dianggap perlu dimiliki oleh kandidat
Baca SelengkapnyaSelain Komeng, tiga caleg lain lolos sebagai DPD Jawa Barat ke Senayan.
Baca SelengkapnyaPKB memutuskan Acep Adang Ruhiat yang diusung untuk posisi Cawagub Jabar.
Baca SelengkapnyaMenurut Ridwan Kamil, kondisi demokrasi di tanah air masih perlu diperbaiki
Baca SelengkapnyaLembaga Survei Indonesia (LSI) mengungkap hasil survei terbaru jelang Pilkada Banten 2024.
Baca SelengkapnyaSaid Abdullah menjadi peraih suara Pemilu Legislatif DPR RI 2024 paling banyak dengan perolehan 528.815 suara.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini nama Ahok juga masih menjadi pertimbangan bagi PDIP untuk di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaPetinggi PDIP menilai Anies paling cocok berpasangan dengan kader PDIP di Pilkada Jakarta
Baca SelengkapnyaFaktor kesukaan masyarakat berdampak pada elektabilitas Anies.
Baca Selengkapnya