Apakah PKS tetap bisa bersaing di Pemilu 2014?
Merdeka.com - Lembaga Survei Nasional (LSN) menyatakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah partai yang kurang disukai pemilih di antara partai Islam lainnya. Hasil survei menunjukkan hanya 30,5 persen responden yang menyukai PKS dan tertinggi disuka adalah PPP dengan 45,8 persen.
Salah satu penyebabnya adalah kasus korupsi yang menjerat elite PKS. Hal ini menurunkan citra partai dakwah tersebut.
Apakah PKS masih bisa bersaing dengan partai berbasis islam dalam pemilu 2014?
-
Apa kriteria PKS untuk calon di Pilkada? PKS memiliki sejumlah pertimbangan utama bagi seseorang figur dapat maju sebagai bakal cagub-cawagub di Pilkada Serentak 2024. Terutama, mereka yang memiliki kans menang paling besar.'Ya kita perlu (figur) dengan kans menangnya besar, kan ikut Pilkada buat menang bukan biar kalah,' ucapnya.
-
Bagaimana PKS menanggapi putusan MK? Putusan Mahkamah Konstitusi terhadap sengketa Pilpres 2024, bersifat final dan mengikat, meski tak sepenuhnya sesuai dengan harapan. Putusan tersebut harus kita hormati sekaligus menjadi penanda dari ujung perjuangan konstitusional kita di Pilpres tahun 2024.
-
Siapa yang menilai elektabilitas PSI? Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA Hanggoro Doso Pamungkas menilai, kehadiran Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI belum membuat elektabilitas partai tersebut naik.
-
Kenapa PKB mendukung yang lain di Pemilu lalu? 'Kita kumpul berbeda bisa kerja sama saudara-saudara sekalian walaupun dalam pemilihan yang lalu PKB mendukung yang lain, tapi saya mengatakan dari awal saya yakin pada saatnya PKB akan kembali mendukung saya. Saya yakin saya yakin bahwa PKB akan bersama saya membangun bangsa,'kata Prabowo.
-
Bagaimana PKS mendukung Anies di Pilpres 2024? Relawan dari berbagai simpul diharapkan bisa saling mendukung dan bekerja sama memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai alasan mengapa harus memilih Anies Baswedan.
-
Apa partai pemenang pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
"Masih sangat memungkinkan," jawab pengamat politik Arya Fernandez saat dihubungi merdeka.com, Minggu (24/11).
Arya menambahkan paling penting PKS harus dapat mengelola isu yang sedang berkembang. Salah satunya, mengenai isu penyadapan. Karena dengan begitu PKS akan mendapatkan perhatian dari publik.
"Hindari memainkan isu korupsi, karena PKS terjerat banyak kasus," katanya. "Isu tentang tidak boleh rangkap jabatan, karena satu-satunya menteri yang tidak rangkap jabatankan hanya PKS. Isu tentang nasionalisme juga bisa, agar mendapatkan kepercayaan sekmen nasionalis," tambahnya.
Walaupun begitu, Arya tidak menafikkan pentingnya evaluasi diri dalam tubuh PKS. Karena setelah tertangkapnya Lutfhi Hasan, kepercayaan masyarakat terhadap kader PKS mulai menurun.
"Sejauh ini PKS sudah baik, karena permasalah elit PKS tidak pernah mencuat ke publik. Tetapi tetap PKS perlu melakukan pembenahan terhadap kader," tegasnya.
Tahap selanjutnya, pengamat politik ini mengingatkan agar PKS tetap melakukan konsolidasi dengan partai-partai yang memiliki visi dan misi sama. "Dan jangan melupakan konsolidasi dengan internal," tutup Arya.
Sebelumnya, Kasus korupsi yang menjerat elite Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sepertinya berdampak signifikan terhadap citra partai Islam itu. Bahkan, dari lima partai berideologi/berbasis massa Islam peserta Pemilu 2014, PKS adalah yang paling kurang disukai pemilih.
Hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) yang dirilis di Jakarta, Minggu (24/11), menunjukkan hanya 30,5 persen responden yang menyukai PKS. Tertinggi disuka adalah PPP dengan 45,8 persen, kemudian PKB 44,1 persen, PAN 40,7 persen dan PBB 35,8 persen.
Hal ini sejalan dengan sentimen negatif yang diterima PKS lewat pemberitaan media. Sepanjang Mei-Oktober 2013, sebanyak 33,23 persen pemberitaan di lima media cetak nasional dan 21,48 persen di media online, memberitakan negatif partai yang dipimpin Anis Matta.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Politikus PDIP Deddy Yevry Sitorus menduga PKB sebenarnya tidak nyaman berkoalisi dengan PKS.
Baca SelengkapnyaAnies-Cak Imin berada diurutan terbawah dalam survei di Jawa Timur, tertinggal jauh.
Baca SelengkapnyaPoltracking menggelar survei tatap muka pada 29 Oktober-3 November 2023.
Baca SelengkapnyaPendiri Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan bahwa PKS merupakan tulang punggung kubu Anies-Imin dalam mendulang suara.
Baca SelengkapnyaTiga nama itu merupakan kader PKS. Tidak ada tokoh dari luar PKS.
Baca SelengkapnyaHasilnya, PKS menjadi Parpol dengan jumlah suara dan kursi terbanyak.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, PKB bisa mengambil manfaat penuh dari peristiwa politik saat ini
Baca SelengkapnyaKomposisi parpol yang berada di atas ambang batas parlemen sebesar 4 persen tidak terlalu banyak perubahan.
Baca SelengkapnyaSurvei Poltracking Indonesia menunjukkan partainya terancam gagal masuk Senayan dalam Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaTemuan LSI, terjadi dinamika elektabilitas partai sebagai peserta Pemilu.
Baca SelengkapnyaPopuli Center menggelar survei tatap muka pada 28 November-5 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaIndikator menggelar survei politik di Sumatera Barat pada 26 Juni-10 Juli 2023.
Baca Selengkapnya