Argumen-argumen tim Prabowo tanggapi hasil survei
Merdeka.com - Beberapa lembaga sudah merilis hasil survei terkait elektabilitas capres dan cawapres yang bertarung di Pilpres 2019. Hasilnya pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul telak daripada pasangan Prabowo-Sandiaga. Mengetahui jagoannya kalah dari hasil survei tersebut, tidak membuat kubu Prabowo-Sandi berkecil hati.
Kubu Prabowo tetap optimis menang karena sudah belajar dari pengalaman, di mana saat pemilihan umum banyak petahana yang dijagokan menang versi lembaga survei tapi kalah saat pemungutan suara.
Mereka berkomentar terkait hasil survei tersebut. Apa komentarnya?
-
Apa yang membuat Prabowo unggul? Survei yang selesai mereka lakukan pada 6 Februari atau delapan hari jelang pemungutan suara itu menemukan bahwa elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 53,5 persen. Pasangan tersebut unggul telak dibanding dua kompetitornya, Anies-Muhaimin yang elektabilitasnya 21,7 persen dan Ganjar-Mahfud dengan tingkat keterpilihan 19,2 persen.
-
Siapa yang meyakini Prabowo-Gibran menang? Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menargetkan suara pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka tembus di atas 51 persen usai kampanye akbar terakhir di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Sabtu (10/2/2024).
-
Kenapa Prabowo unggul di beberapa provinsi? Dari beberapa daerah yang sudah dibacakan, pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dari pasangan nomor urut 01 Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar dan nomor urut 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
-
Siapa yang percaya diri Prabowo Subianto menang di Jember? Emil Erlestianto Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur sekaligus Ketua Partai Demokrat Jawa Timur, percaya diri pasangan calon (Paslon) Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumi Raka akan menang tebal di Jember Jawa Timur.
-
Mengapa Prabowo-Gibran unggul? Peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan menjelaskan, meroketnya elektabilitas Prabowo-Gibran lantaran pergerakan akar rumput pasangan nomor urut 2 itu sangat masif.
Lembaga survei tersebut pesanan
Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono curiga terhadap lembaga survei yang memenangkan elektabilitas Capres petahana Jokowi-Ma'ruf Amin makin tinggi. Dia melihat, lembaga survei tersebut pesanan. Apalagi sejak diundang ke Istana pada bulan Mei lalu dan bertemu Jokowi.
"Lima lembaga survei yang menyatakan elektabilitas Joko Widodo-Ma'ruf Amin selalu leading patut dicurigai. Pertama, kelima lembaga survei opini tersebut sebelumnya di bulan Mei 2018 di undang ke Istana. Artinya ada pesan-pesan khusus alias pesanan survei serta tidak independent," katanya dalam keterangan tertulis kepada merdeka.com, Selasa (9/10).
Sindiran Arief ini terkait dengan berkumpulnya sejumlah bos lembaga survei di Istana pada 31 Mei lalu. Namun Jokowi tak hanya kumpulkan lembaga survei, tapi juga pengamat politik dan pegiat pemilu.
Lembaga survei sering salah
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak menanggapi santai hasil teranyar survei dilakukan mengenai elektabilitas capres-cawapres Prabowo-Sandi yang jauh lebih rendah dibandingkan Jokowi-Ma'ruf.
"Wajar bila Petahana surveinya lebih tinggi, dan itu terjadi di banyak tempat, namun belakangan ini terlalu sering lembaga survei salah dan hasilnya petahana kalah," kata Dahnil saat dikonfirmasi merdeka.com, Senin (8/10).
Namun, menurut Dahnil, hasil survei tersebut tak bisa menjadi rujukan terhadap hasil pemilihan akhir. Dia mencontohkan dari hasil sejumlah survei pada Pilkada DKI 2012 elektabilitas petahana Fauzi Bowo (Foke) selalu unggul atas pesaingnya Joko Widodo (Jokowi) yang saat itu berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Akan tetapi, hasil penghitungan suara resmi Foke kalah dengan Jokowi.
Kedaulatan di tangan rakyat, bukan lembaga survei
Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid mengatakan, hasil survei tersebut tidak bisa menjadi kesimpulan bahwa Prabowo akan kalah. Dia mempercayai kemenangan Prabowo-Sandiaga tidak dipengaruhi atas hasil survei. Alasannya karena rakyat kritis dalam menyikapi isu-isu yang muncul ketika Pilpres berlangsung.
"Tentang rakyat masih percaya itu hak rakyat tapi itu juga hak lembaga survei. Publik sudah paham SMRC itu apa dan siapa, kualitasnya orang juga sudah hafal, jadi silakan survei apapun bahkan 98 persen juga boleh," tegasnya.
"Rakyat sudah hafal dengan itu semuanya dan sekali lagi pemilih itu kedaulatan ada di tangan rakyat dan bukan di tangan lembaga survei," kata Hidayat Nur Wahid. (mdk/has)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Ganjar, hasil setiap lembaga survei yang melakukan jajak pendapat terhadap masyarakat berbeda-beda.
Baca SelengkapnyaIndikator Politik merilis survei terbaru tentang elektabilitas Capres di Pemilu 2024. Prabowo Subianto di urutan pertama. Ditempel ketat Ganjar Pranowo, lalu di
Baca Selengkapnya"Saya sebagai ketua TKD Jabar kalau ternyata bisa bagus suara 02 satu putaran," kata Ridwan Kamil
Baca SelengkapnyaHasil survei terbaru dinilai sulit berubah, termasuk dampak dari swing voter
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil tetap optimis bakal memenangkan Pilkada Jakarta dengan satu putaran. Artinya, RK yakin bisa menang di atas 50 persen suara.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto yakin bisa menang Pilpres 2024 satu putaran setelah melihat beberapa survei.
Baca SelengkapnyaPengamat menilai Prabowo merupakan kandidat capres yang berpotensi besar meraih limpahan elektabilitas pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaIa menduga survei-survei yang dimunculkan hari ini merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya pengondisian untuk memainkan psikis publik.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran semakin percaya diri pascadebat capres
Baca SelengkapnyaYusril pun membandingkan pasangan calon lain yang juga didukung oleh tokoh-tokoh berpengaruh lain.
Baca SelengkapnyaHasil hitung cepat sejumlah lembaga survei mendapati Prabowo-Gibran unggul dari kedua lawannya
Baca SelengkapnyaKubu Prabowo menyebut Pemilu 2024 kemungkinan berlangsung satu putaran.
Baca Selengkapnya