Balas budi dan kekeluargaan sulit dihilangkan di pemerintahan
Merdeka.com - Wakil Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara, Irham Dilmy menyebut setiap calon kepala daerah telah menyiapkan kabinet bayangan sebelum Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) digelar. Irham bahkan yakin sebagai bentuk balas budi, calon kepala daerah pun menjanjikan posisi strategis kepada orang-orang yang memiliki peran penting untuk kemenangannya.
"Sebelum Pilkada, kabinet bayangan sudah ada. Ini semacam program balas budi dari si calon," kaya Irham dalam diskusi bertajuk 'Pelantikan Kepala Daerah = Pergantian Pejabat Daerah?' di Jakarta, Sabtu (20/2).
Irham menganggap sejauh ini budaya kekeluargaan di pemerintahan masih sulit dihilangkan, khususnya di daerah-daerah. Padahal, seharusnya pejabat daerah yang dipilih karena memang memiliki kemampuan dan rekam jejak yang baik.
-
Siapa yang dipilih di Pilkada? Pilkada adalah proses pemilihan demokratis untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah.
-
Siapa yang dipilih dalam Pilkada? Pilkada adalah proses di mana masyarakat memilih pemimpin lokal, seperti gubernur, bupati, atau wali kota, yang akan memegang kendali atas pemerintahan daerah mereka selama beberapa tahun ke depan.
-
Siapa saja yang dipilih dalam Pilkada? Pilkada memilih beberapa posisi penting yang mencakup: 1. Gubernur dan Wakil Gubernur, 2. Bupati dan Wakil Bupati, 3. Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
-
Bagaimana cara memilih calon kepala daerah di Pilkada? Dalam Pilkada 2005, calon kepala daerah diusulkan oleh partai politik atau gabungan beberapa partai politik. Kemudian, rakyat dapat memilih calon kepala daerah sesuai dengan preferensi mereka.
-
Kenapa penting memilih pemimpin yang baik? Cara memilih pemimpin yang baik sangat penting dipraktikkan. Sebab pemimpin merupakan seseorang dengan pengaruh besar untuk memimpin rakyatnya.
-
Gimana caranya memilih pemimpin yang baik? Cara memilih pemimpin yang baik pertama adalah dengan melakukan riset serta analisis pada calon pemimpin. Cari tahulah tentang latar belakang, pengalaman hingga visi misi calon pemimpin. Tak hanya itu, Anda juga perlu memastikan mengevaluasi kinerja dan rekam jejak calon pemimpin yang pernah dilakukan di masa lalu.
"Susah bagi kita menghilangkan kekeluargaan di pemerintahan, khususnya di daerah. Kalau di pemerintahan harusnya kembali ke kompetensi dan rekam jejak," ujar dia.
"Jangan hanya kenal saudara rekan dekat. Posisi kami bertugas melindungi orang enggak boleh dibedakan, enggak boleh dizolimi," tambah dia.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti menyatakan sebagus apapun program yang dicanangkan kepala daerah tidak akan berjalan baik jika sistem kekeluargaan dan balas budi masih mengakar di setiap Pilkada.
"Sebagus apapun program dia belum tentu akan jalan, kita punya banyak program tapi pelaksanaannya enggak ada gairah yang sama dengan kita," tandas dia.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pilkada serentak 2024 akan digelar pada 27 November nanti. Masyarakat akan memilih pemimpin setingkat Kota, Kabupaten dan Provinsi.
Baca SelengkapnyaJaksa Agung ST Burhanuddin menyebut, hingga saat ini masih ada jaksa yang nakal meski persentasenya sudah turun.
Baca SelengkapnyaBeberapa tokoh dalam sejarah Indonesia, seperti Sutan Sjahrir dan Mohammad Hatta, telah memberikan teladan luar biasa dalam moralitas dan etika publik.
Baca Selengkapnya