Bamsoet 'Cooling Down', Akbar Tanjung Persilakan Kader Lain Tantang Airlangga
Merdeka.com - Wakorbid Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) memberikan dukungan kepada Airlangga Hartarto kembali memimpin Golkar. Kini, tak ada lagi calon yang kuat untuk melawan Airlangga di Munas Golkar Desember nanti.
Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar, Akbar Tanjung mempersilakan bila ada calon lain yang tetap ingin menjadi caketum Golkar. Akbar mendukung bila ada calon lain.
"Kalau ada yang mau jadi ketum, kalau dia (calon lain) ada yang berikan dukungan, kita biarkan dia muncul. Mereka-mereka yah telah disebut-sebut untuk caketum itu," kata Akbar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/9).
-
Siapa yang ingin Airlangga memimpin Golkar? Kendati begitu, mayoritas pengurus dan kader Partai Golkar menginkan Airlangga melanjutkan kepemimpinannya.
-
Mengapa Golkar ingin Airlangga memimpin lagi? Pasalnya, Airlangga dinilai berhasil dengan membawa Golkar berada di urutan kedua Pemilu 2024 dengan perolehan suara 15,28% 'Prestasi AH (Airlangga Hartarto) yang bisa naikkan elektabilitas Golkar tak bisa dibantah,' ujar Pengamat Politik Adi Prayitno, Jumat (29/3).
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? 'Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar,' ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. 'Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar),' tuturnnya.
Akbar bersyukur suasana partai Golkar kembali dingin pasca pertemuan Airlangga dan Bamsoet 27 September lalu. Namun, proses pemilihan ketum tidak boleh seenaknya.
"Saya bersyukur, semangat persatuan kita utamakan ya. Tapi tak mengurangi mekanisme pemilihan ketum," ucapnya.
"Tetap kita harus gunakan aturan yang kita pakai. Bahwa Bamsoet juga akan memberikan dukungan kepada Airlangga ya itu jadi satu hal yang jadi perhatian," tandasnya.
Diketahui, untuk menjaga kondisi Golkar, Bamsoet memilih untuk cooling down sejenak, dan mendukung pencalonan Airlangga. Sementara Politikus Golkar Indra Bambang Utoyo (IBU) menegaskan akan tetap melawan Airlangga, meski mengakui dirinya hanya 'kelas ringan' dibandingkan calon incumbent itu.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bamsoet mengaku kondisi Golkar saat ini baik-baik saja. Menurutnya, partai beringin masih terkonsolidasi dengan baik.
Baca SelengkapnyaTak menutup kemungkinan akan ada Munaslub apabila ada peristiwa besar di Partai Golkar.Reporter: Lisza Egeham
Baca SelengkapnyaAirlangga Hartarto mengundurkan diri dari Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) sejak 10 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaDia menyebut tak menjamin Airlangga akan terpilih menjadi ketua umum kembali.
Baca SelengkapnyaMenurut Bamsoet, tantangan dan cobaan itulah yang membuat Golkar semakin menyatu dan saling menguatkan.
Baca SelengkapnyaPada Munas sebelumnya, Bamsoet mengaku tidak masuk gelanggang demi menjaga keutuhan Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaJokowi membantah ikut cawe-cawe soal isu Munaslub Golkar.
Baca SelengkapnyaPartai Golkar saat ini sedang melakukan persiapan Munas untuk memilih ketua umum definitif, usai Airlangga mundur dari jabatannya.
Baca SelengkapnyaAirlangga menyatakan, Golkar masih solid sesuai keputusan rapat kerja nasional.
Baca SelengkapnyaKepemimpinan Airlangga diguncang melalui desakan Munaslub. Luhut didukung untuk maju di pemilihan Ketum.
Baca SelengkapnyaWaketum Golkar Bamsoet menegaskan partainya terbuka untuk siapa saja yang ingin bergabung
Baca SelengkapnyaPolitikus yang akrab disapa Bamsoet ini menegaskan tidak ada wacana Munaslub untuk mengubah keputusan soal pencapresan.
Baca Selengkapnya