Banyak Kebocoran Data, Cak Imin Nilai E-Voting Berbahaya Jika Tidak Siap

Merdeka.com - Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar menilai penerapan voting elektronik masih terlalu dini dilakukan dalam waktu dekat. Sebabnya masih ada isu-isu terkait keamanan siber yang mengancam.

Misalnya isu kebocoran data yang kerap terjadi. Menurut politikus yang akrab disapa Cak Imin, masih sulit menerapkan e-Voting bilang infrastruktur keamanan digital belum baik.

"Bahayanya di situ. Karena ini trusted itu penting. Kalau teknologinya masih ecek-ecek ya bahaya," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (25/3).

Untuk saat ini belum perlu menyiapkan e-Voting untuk Pemilu 2024. 10 tahun lagi teknologi tersebut baru dinilai siap untuk digunakan untuk pemilu.

"Tapi menurut saya sih bukan pemilu kali ini ya. Pemilu kali ini belum siap," kata Cak Imin.

Meski belum siap, namun penggunaan teknologi untuk pemungutan suara dinilai tidak terelakkan. Hanya saja ada tiga hal yang perlu dipenuhi.

"Pertama, trusted-nya kaya apa semua percaya pada teknologi yang teraudit dengan tepat tidak ada manipulasi. Kedua, kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan itu terhadap teknologi. Ketiga, ya pengawasan tentu saja," Ketum PKB ini.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengatakan digitalisasi dalam Pemilu sangat mungkin dilakukan karena sudah banyak negara yang sudah mulai menerapkan e-voting.

Ia pun mengutip data International Institute for Democracy dan Electoral Assistance. Data tersebut menyebutkan tahapan pemungutan suara secara elektronik atau e-Voting telah digunakan di 34 negara di dunia yang dilakukan dalam berbagai bentuk dan tingkatan.

Pelaksanaan e-Voting itu melibatkan badan manajemen Pemilu atau electoral management board di skala nasional maupun skala sub-nasional seperti pemilihan anggota legislatif daerah.

"Pengadopsian teknologi digital dalam giat Pemilu memiliki manfaat untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi dalam proses kontestasi politik yang legitimate baik dalam tahapan pemilih, verifikasi identitas pemilih, pemungutan suara, penghitungan suara hingga transmisi dan tabulasi hasil pemilu," ungkap Johnny dalam keterangan persnya saat Rapat Koordinasi Digitalisasi Pemilu Untuk Digitalisasi Indonesia, Rabu (23/3).