Banyak politisi tak pernah bicara agama tapi saat pilkada jadi agamais agar menang
Merdeka.com - Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut politisasi agama sering digunakan bagi para calon kepala daerah untuk berkampanye. Dia menilai, banyak bakal calon yang membawa isu agama ketika ingin maju pada masa pemilihan.
"Lihat politisi yang nyaris enggak pernah ngomongin agama tapi ketika masuk kontestasi pilkada dan segala macam, memakai simbol-simbol agama kemudian bahkan menjadikan agama sebagai komoditi untuk meraih kursi itu yang disebut dengan politisasi agama," kata Danhil di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (30/1).
Dirinya juga mengkritisi soal politik uang. Baginya, saat politisi melakukan politik uang secara masif demi meraih jabatan akan mudah melakukan politisasi agama dan menjadikan agama menjadi salah satu komoditi.
-
Apa sikap Muhammadiyah terkait pilpres? Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah menyampaikan sikap politik terkait Pilpres 2024 besok.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
-
Siapa saja yang terlibat dalam Pilkada? Selain itu, Pilkada juga merupakan ujian bagi penyelenggara pemilu, partai politik, dan para calon kepala daerah dalam menjalankan proses demokrasi yang jujur dan adil.
-
Siapa yang diusulkan untuk Pilkada? Dalam Pilkada 2005, calon kepala daerah diusulkan oleh partai politik atau gabungan beberapa partai politik.
-
Apa arti dari Pilkada? Pilkada artinya Pemilihan Kepala Daerah, Berikut Tahapannya Pilkada artinya proses pemilihan umum di Indonesia yang dilakukan untuk memilih kepala daerah.
-
Dimana Pilkada ini? Pilkada Jawa Tengah semakin menarik karena bakal ada 'perang bintang'.
"Salah satunya adalah kalau ada politisi yang masih melakukan politik uang maka kami akan mendorong tausiah jabatan mereka itu haram, jabatan politisi yang jadi bupati, gubernur, walikota yang diperoleh dengan cara politik uang itu adalah jabatan haram," tutupnya.
Dia mencontohkan PP Muhammadiyah yang bernafaskan Islam dan selalu menyuarakan agama dengan instrumen untuk kehidupan, kebudayaan, ekonomi maupun politik. Baginya cara tersebut merupakan bingkai politik yang dilapisi nilai nilai agama. Beda halnya dengan politisasi.
"Enggak ada politisasi agama, kenapa? Karena kita memang ingin politik kita dibingkai pakai nilai-nilai agama. Tapi kalau kemudian agama hanya dijadikan komoditi untuk meraih kekuasaan itu baru politisasi agama," katanya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Sejak dulu, sejak zaman mahasiswa, pak Ganjar Pranowo ini sosoknya seperti itu."
Baca SelengkapnyaYaqut menegaskan tak akan mencabut pernyataannya soal capres bermulut manis.
Baca SelengkapnyaSejumlah pihak diingatkan tidak memainkan politisasi agama hanya untuk meraih kemenangan
Baca SelengkapnyaCak Imin mengklaim dirinya dan Anies Baswedan secara tegas menolak politik identitas.
Baca SelengkapnyaPenyelenggaraan Pilkada Serentak tahun ini bisa menjadi tolak ukur praktik demokrasi yang sesuai dengan perundang-undangan.
Baca SelengkapnyaSaid berharap kandidat kepala daerah yang diusung PDIP dapat bekerja keras mengambil hati masyarakat calon pemilih.
Baca SelengkapnyaMenteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengimbau masyarakat agar tidak memilih pemimpin yang memecah belah umat.
Baca SelengkapnyaDMI juga melarang lingkungan sekitar masjid dipakai untuk memasang alat peraga kampanye hingga baliho.
Baca SelengkapnyaYaqut terancam sanksi dari PKB, namun dia menegaskan tidak akan mengubah pernyataannya.
Baca SelengkapnyaPada Pemilu yang pertama kali secara langsung baik itu untuk legislatif maupun presiden dan wakil presiden itu, PDIP kalah.
Baca SelengkapnyaKetua Komisi II DPR RI Ahmad Doli menilai tayangan azan yang memperlihatkan sosok Ganjar bisa diartikan sebagai kampanye.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus mengetahui profil para kandidat serta menjaga kerukunan umat beragama dan persatuan bangsa.
Baca Selengkapnya