Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Berani berbeda dari partai koalisi, PKB gertak tinggalkan Jokowi

Berani berbeda dari partai koalisi, PKB gertak tinggalkan Jokowi Jokowi hadiri Silaturahim Nasional. ©2016 merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Gelaran Pemilihan Presiden masih dua tahun lagi. Namun gelombang dukungan terhadap Joko Widodo (Jokowi) untuk kembali maju sebagai calon presiden, sudah berdatangan dari partai politik pendukung pemerintah. Mulai dari Partai Golkar, Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hingga yang baru-baru ini dideklarasikan yaitu Partai Hanura.

Tapi tidak untuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang termasuk salah satu partai koalisi pendukung pemerintahan Jokowi-JK. Partai yang dikomandoi Ketua Umum Muhaimin Iskandar ini justru menggertak dengan menyatakan diri siap meninggalkan Jokowi di 2019. Kebijakan sekolah delapan jam lima hari ala Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy jadi pintu masuk PKB untuk memikirkan ulang kesetiaannya pada Jokowi.

Wasekjen PKB Maman Imanulhaq secara tegas menyatakan, partainya siap mengambil sikap tegas jika Presiden Joko Widodo tetap menjalankan kebijakan ini. Termasuk berpisah dari Joko Widodo di gelaran Pemilu 2019.

Orang lain juga bertanya?

"Jangan sampai teriakan kita dianggap teriakan biasa, ini teriakan serius. Kalau tidak dituruti Presiden, kita ingin katakan bahwa Jokowi sudah tidak berpihak kepada masyarakat Diniyah, Jokowi sudah menipu umat Islam, Jokowi sudah tidak perlu kita pertahankan 2019," ujar Maman Imanulhaq di di The Acacia Hotel, Jl Kramat, Jakarta Pusat, Senin (7/8).

Ngototnya sikap PKB bukan tanpa alasan. Menurutnya, penolakan kebijakan yang diatur melalui Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 ini menandakan PKB ikut berjuang bersama rakyat.

"Ini perlu, ini soal perjuangan umat Islam, ini soal perjuangan sejarah, ini soal pemihakan terhadap NKRI dan Pancasila."

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar tidak ingin buru-buru mengambil keputusan untuk mendukung Jokowi di 2019. Menurutnya, saat yang tepat untuk bicara Pilpres adalah tahun depan.

"Pilpres masih lama, saya berharap kita tidak masuk wacana Pilpres dulu. Bagi PKB hentikan dulu lah wacana Pilpres, 2018 baru kita bicarakan," ucap Muhaimin di tempat yang sama.

Menurutnya, bicara Pilpres saat ini dikhawatirkan menganggu konsentrasi pemerintahan Jokowi-JK.

"Saya khawatir presiden terganggu konsentrasinya. Terutama apalagi kalau ada kotf motif mencalonkan. Itu menggangu konsentrasi pemerintahan yang sedang membangun ini."

Sikap PKB yang tak ingin buru-buru ini jauh berbeda dari sikap politik partai koalisi pemerintah yang lain. Salah satunya Partai Golkar yang dengan bangga hati menyatakan sebagai partai terdepan yang siap mengusung Jokowi untuk Pilpres mendatang. Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, Idrus Marham menegaskan, Golkar sudah final dan tidak lagi berubah keputusan untuk mendukung Jokowi kembali jadi Presiden RI periode 2019-2024.

"Kita sangat mendukung program pemerintahan yang dijalankan oleh Jokowi-JK. Bahkan kita sepakat untuk Jokowi kembali memimpin Indonesia dan ditunjuk sebagai Capres 2019," ungkapnya.

"Tetapi dari partai-partai itu yang pasti Partai Golkar yang lebih awal menyatakan dukungan kepada Pak Jokowi selain PDIP sendiri. Kami menyatakan itu pada 17 Juli 2016 pada forum Rapimnas," kata Idrus di Rapimnas Hanura, akhir pekan lalu.

Dukungan dari partai Islam juga sudah dikantongi Jokowi. PPP secara resmi mendeklarasikan dukungan untuk Jokowi sebagai calon Presiden di Pilpres 2019. Keputusan ini diambil setelah PPP menggelar Musyawarah Kerja Nasional II dan Workshop Nasional (Bimbingan Teknis) Anggota DPRD PPP Se-Indonesia di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara pada, Jumat (21/7). Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy (Romi) mengatakan deklarasi dukungan ini berdasarkan aspirasi kader PPP.

"Berdasarkan ketetapan 1 TAP MUKERNASII/VII/2017 secara resmi PPP kembali mencalonkan Jokowi sebagai calon presiden 2019. Allahu Akbar," katanya.

Terbaru, Partai Hanura juga secara resmi memberikan dukungan kepada Jokowi sebagai calon presiden periode 2019-2024. Dukungan tersebut diungkapkan saat Rapat Pimpinan Nasional I tahun 2017 setelah 34 DPD Partai Hanura secara bulat memberikan dukungan itu.

"Kamis (3/8) malam, saya bertemu 34 ketua DPD Hanura seluruh Indonesia, dan mereka sepakat mencalonkan Joko Widodo sebagai calon Presiden 2019-2024," ujar Ketua Umum DPP Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) dalam pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Hanura, di The Stones Hotel, Kuta, Bali. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
PKB: Dua Kubu Hari Ini Berseteru, Antara Jokowi Dan Megawati
PKB: Dua Kubu Hari Ini Berseteru, Antara Jokowi Dan Megawati

PKB mengungkapkan hubungan Jokowi dan Megawati Soekarnoputri sedang tidak baik-baik saja.

Baca Selengkapnya
PKB Membelot ke NasDem, Gerindra Tegaskan Tak Pernah Khianati Kawan Seperjuangan Meski Golkar dan PAN Gabung
PKB Membelot ke NasDem, Gerindra Tegaskan Tak Pernah Khianati Kawan Seperjuangan Meski Golkar dan PAN Gabung

PKB memilih membelot bergabung dengan NasDem dan mengusung duet Anies-Cak Imin.

Baca Selengkapnya
Usai Lapor Suara PKB, Kakak Cak Imin Tegaskan Masih Bagian Koalisi Jokowi
Usai Lapor Suara PKB, Kakak Cak Imin Tegaskan Masih Bagian Koalisi Jokowi

Halim menyebut, bahwa PKB adalah koalisi pemerintahan Jokowi.

Baca Selengkapnya
PDIP Pecat Jokowi, Ganjar: Jelas Tidak Ikut Aturan Partai
PDIP Pecat Jokowi, Ganjar: Jelas Tidak Ikut Aturan Partai

Ganjar menilai pemecatan terhadap Jokowi merupakan langkah yang tepat.

Baca Selengkapnya
Cak Imin Jawab Kelakar Prabowo: Saya Enggak Ke Mana-mana, Masih Sama Gerindra
Cak Imin Jawab Kelakar Prabowo: Saya Enggak Ke Mana-mana, Masih Sama Gerindra

Cak Imin menegaskan PKB hingga kini akan tetap bersama Gerindra.

Baca Selengkapnya
Jokowi Sudah Tidak Lagi di PDIP, 'Beringin' Siap Menaungi
Jokowi Sudah Tidak Lagi di PDIP, 'Beringin' Siap Menaungi

Golkar menilai Jokowi sudah merdeka sudah bebas memilih untuk berlabuh ke partai mana saja.

Baca Selengkapnya
Sibuknya Koalisi Anies Usai Kalah Pilpres, PKB Paling Gesit
Sibuknya Koalisi Anies Usai Kalah Pilpres, PKB Paling Gesit

PKB, khususnya Ketum Cak Imin merupakan orang pertama yang dikunjungi Prabowo usai penetapan sebagai Presiden terpilih di Markas PKB.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Keras! Ceraikan PKB, Gerindra: Kami Tak Akan Pernah Khianati Kawan
VIDEO: Keras! Ceraikan PKB, Gerindra: Kami Tak Akan Pernah Khianati Kawan

Partai Gerindra memutuskan mengakhiri kerjasama politik dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Baca Selengkapnya
Respons Jokowi Usai Dipecat PDIP: Nanti Waktu yang akan Mengujinya
Respons Jokowi Usai Dipecat PDIP: Nanti Waktu yang akan Mengujinya

Jokowi mengaku tidak ingin membela diri atau mencari pembenaran terkait sikap PDIP.

Baca Selengkapnya
Budi Arie Akui Jokowi Mulai Ditinggal Parpol Pendukungnya Jelang Lengser
Budi Arie Akui Jokowi Mulai Ditinggal Parpol Pendukungnya Jelang Lengser

Kemarin, Jokowi sempat menyinggung ada pihak yang meninggalkannya jelang purna tugas.

Baca Selengkapnya
PKB Digoda PDIP: Kalau Digodain Sultan, Kami Pasti Meleleh
PKB Digoda PDIP: Kalau Digodain Sultan, Kami Pasti Meleleh

PKB terang-terangan tergiur ajakan PDI Perjuangan untuk berkoalisi mendukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kode Prabowo Partai Gerindra Terbuka Usai Jokowi dan Keluarga Resmi Dipecat PDIP
VIDEO: Kode Prabowo Partai Gerindra Terbuka Usai Jokowi dan Keluarga Resmi Dipecat PDIP

Presiden Prabowo Subianto yang juga Ketua Umum Partai Gerindra sempat ditanya soal peluang Jokowi bergabung dengan partainya

Baca Selengkapnya