Berebut citra paling kere di Pilgub DKI
Merdeka.com - Pertarungan Pilgub DKI 2017 kian menghangat. Pada kandidat bakal calon sudah mulai saling sindir, khususnya soal dana kampanye.
Pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga yang paling mencolok melakukan sentilan-sentilan politik. Teranyar, soal dana kampanye yang saling klaim kesulitan, seolah paling tak punya uang alias kere di pertarungan kursi DKI 1 dan DKI 2.
Kubu Anies dan Sandiaga mengaku akan menggalang dana kampanye dengan urunan atau patungan ke setiap kader. Bahkan, Anies dan Sandiaga ingin gelar makan bareng dengan tarif Rp 50 ribu per orang.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Pada putaran pertama, ada tiga pasangan calon: Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat; Anies Baswedan - Sandiaga Uno; dan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Mengapa Pilkada DKI 2017 menarik perhatian? Pilkada DKI 2017 menjadi salah satu pemilihan kepala daerah yang menarik perhatian. Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Bagaimana Pilkada DKI 2017 dijalankan? Pilkada DKI Jakarta 2017 merupakan salah satu pemilihan kepala daerah yang paling menonjol dalam sejarah Indonesia karena berbagai dinamika politik dan sosial yang terjadi.
-
Kenapa Anies-Cak Imin gencar kampanye? Di waktu yang tersisa, tiap paslon kian gencar turun ke lapangan menemui ribuan relawan dan pendukungnya di tiap daerah.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
Wakil Ketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, pasangan Anies-Sandi paling kesulitan soal dana kampanye. Sebab mereka hanya diusung oleh 2 partai yakni Gerindra dan PKS.
"Dari sisi pendanaan juga kita akan mencari terobosan lewat sumbangan sukarela," kata Dasco, Kamis (29/9) kemarin.
"Kita itu kan cuma dua partai, partai lain gemuk dan sponsornya banyak," tambah Dasco.
Sementara Ahok-Djarot pun tak mau kehilangan momentum. Kubu yang diusung PDIP, Golkar, NasDem dan Hanura ini punya cara sendiri untuk menggalang dana.
"Malah saya mau dapat duit jadi pembicara, stand up comedy lumayan, cerita ekonomi aku bisa, cerita keluarga aku bisa, nanti siang tes nih ada yang undang saya. Jadi pembicara di acara bisnis mas apa," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (30/9).
Meski tak mematok tarif tertentu. Ahok akan mengikuti tarif pasaran jadi pembicara misalnya.
"Enggak ada hargalah. Kalau orang lain Rp 10 juta ya saya juga Rp 10 juta lah. Kalau cak lontong Rp 60 juta ya saya Rp 30 juta lah, kan lucunya cuma setengah," papar Ahok.
Hasil dana yang dikumpulkan itu kata Ahok nanti akan bisa ditransfer langsung ke rekening atas nama Ahok-Djarot. Sebab dia tak ingin dibayar secara tunai.
Soal strategi Anies-Sandiaga yang undang makan dengan tarif, Ahok menyentil lawannya itu. Dia tak percaya bahwa pasangan Anies-Sandiaga tak memiliki uang banyak buat melawannya.
"Kalau beliau ada dana beda kita kan enggak ada dana," ucap Ahok.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Partai politik sudah mulai menjaring sejumlah tokoh yang dipertimbangkan diusung menjadi bakal calon Gubernur DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, kompetisi politik sudah semakin pragmatis. Dia ingin pemilihan dikembalikan kepada nilai-nilai dari tujuan berbangsa dan bernegara.
Baca SelengkapnyaBawaslu DKI telah memetakan tiga kategori kerawanan yang terjadi di Pilgub DKI Jakarta yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
Baca SelengkapnyaDana itu dipakai guna menambah alat peraga kampanye.
Baca SelengkapnyaPilkada DKI tahun 2017 berlangsung sangat menarik dan penuh dinamika. Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama dan etnis.
Baca SelengkapnyaSemua peserta dijadwalkan melaporkan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye (LPSDK) pada 24 Oktober 2024.
Baca SelengkapnyaPelaksaan kampanye Pilkada Jakarta 2024 dimulai sejak 25 September dan bakal berakhir pada 23 November 2024.
Baca SelengkapnyaMardani ingin agar debat berikutnya pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) bisa lebih tajam lagi.
Baca SelengkapnyaKerawanan tinggi potensial terjadi pada tahapan kampanye dan proses pemungutan suara.
Baca SelengkapnyaNyanyian dan yel-yel serta sorak sorai para pendukung menggema saat para cagub-cawagub DKI Jakarta ambil nomor urut pada Pilkada Serentak 2024.
Baca SelengkapnyaManuver KIM Plus membuat PDIP kesulitan mengusung kader mereka di Pilkada 2024. Di beberapa daerah, PDIP membutuhkan koalisi untuk memenuhi syarat dukungan.
Baca SelengkapnyaPartai politik mulai menjaring jagoan masing-masing untuk diusung menjadi calon Gubernur DKI Jakarta.
Baca Selengkapnya