Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Berebut posisi Cawapres Jokowi, syarat religius dan Islam moderat dianggap tepat

Berebut posisi Cawapres Jokowi, syarat religius dan Islam moderat dianggap tepat Diskusi Berebut Cawapres Jokowi. ©2018 Merdeka.com/Supriatin

Merdeka.com - Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN) memaparkan hasil kajiannya terkait sosok Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang berpotensi mendampingi Joko Widodo di Pilpres 2019. Ada tiga nama yang santer disebut bakal menjadi Cawapres Jokowi yakni Romahurmuziy, Muhaimin Iskandar dan Muhammad Zainul Majdi.

Romahurmuziy saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sedangkan Muhammad Zainul Majdi menjabat sebagai Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Ini tiga tokoh yang muncul di permukaan," kata Direktur Eksekutif LSIN, Yasin Mohammad dalam diskusi bertajuk "Berebut Cawapres Jokowi 2019; Peluang Koalisi Nasionalis-Santri” di Warung Gado-Gado Boplo, Jalan Gereja Theresia No.41, Menteng, Jakarta, Minggu (11/2).

Menurutnya, ketiga sosok tersebut memiliki kelebihan masing-masing. Baik dari sisi religius maupun nasionalisme. Kedua sisi itu membuat ketiganya dianggap cocok mendampingi Jokowi dalam menjalankan roda pemerintahan pada periode 2019-2024.

Selain ketiga nama tersebut, ada sejumlah sosok lain yang juga dijagokan mendampingi Jokowi. Yakni Jenderal Polisi Budi Gunawan yang kini menjabat sebagai Kepala Badan Inteligen Negara (BIN). Ada pula Agus Harimurti Yudhoyono. Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Hingga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.

Syarat calon wakil presiden diusulkan dari kalangan santri, religius dan nasionalis, agar Jokowi tidak diserang dengan isu SARA. Dia menilai ada tiga kekurangan Jokowi. Pertama, dianggap kurang religius dan kurang dekat dengan santri. Kedua, mudah diserang isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA). Ke tiga, dianggap belum memenuhi janji kampanye (Tri Sakti-Nawacita).

"Dari ke tiga aspek kekurangan itu, religiusitas dan isu SARA bisa menggerus elektabilitas Jokowi," sambungnya.

Menurut Yasmin, guna menutup tiga kekurangan tersebut idealnya Jokowi harus memilih sosok Cawapres yang memiliki integritas tinggi, rekam jejak bersih dan religius. Sosok Cawapres juga sebaiknya berasal dari kalangan Islam Moderat.

"Sebaiknya jangan memilih sosok yang menyandera Jokowi. Dia harus berlatarbelakang religius dari kalangan Islam moderat sehingga mampu menutupi kekurangan Jokowi pada aspek kedekatan dengan kaum santri," kata dia. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Prabowo Dinilai Butuh Pendamping Teknokrat Muslim Moderat
Prabowo Dinilai Butuh Pendamping Teknokrat Muslim Moderat

Perlu dicari figur yang mengerti segala hal bersangkutan dengan teknis penyelengaraan negara.

Baca Selengkapnya
Ini Modal Politik Yusril Ihza Mahendera jika Digaet Prabowo jadi Cawapres
Ini Modal Politik Yusril Ihza Mahendera jika Digaet Prabowo jadi Cawapres

Nama Yusril salah satu yang diusulkan menjadi Cawapres Prabowo.

Baca Selengkapnya
Prabowo Dapat Masukan Kiai, Gandeng Cawapres dari Kalangan Santri
Prabowo Dapat Masukan Kiai, Gandeng Cawapres dari Kalangan Santri

Prabowo tentunya akan mempertimbangkan masukan para kiai itu.

Baca Selengkapnya
Gibran Didorong Maju Cawapres, Jusuf Kalla: Kualitas Wapres Harus Setara Presiden
Gibran Didorong Maju Cawapres, Jusuf Kalla: Kualitas Wapres Harus Setara Presiden

JK mengatakan, wapres bukan ban serep. Wapres harus memiliki kemampuan dan kualitas yang sama dengan presiden.

Baca Selengkapnya
Menghitung Peluang Andika Perkasa jadi Cawapres Ganjar
Menghitung Peluang Andika Perkasa jadi Cawapres Ganjar

Ketua DPP Perindo Yusuf Lakaseng menilai Andika memenuhi kriteria yang dibutuhkan oleh Ganjar untuk memenangkan Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Kode Jokowi Soal Kriteria Pemimpin Indonesia
Kode Jokowi Soal Kriteria Pemimpin Indonesia

Jokowi mengatakan, kriteria pemimpin itu bisa dilihat dari fisik, sifat hingga program.

Baca Selengkapnya
Megawati Minta Rakyat Pilih Capres-Cawapres Punya Etika dan Moral di Pilpres 2024
Megawati Minta Rakyat Pilih Capres-Cawapres Punya Etika dan Moral di Pilpres 2024

Megawati mengingatkan, jangan pilih pemimpin hanya berdasarkan sosok, tanpa melihat pikiran dan hatinya.

Baca Selengkapnya
Wacana Ganjar-Anies, Ini Jawaban Hasto Kristiyanto
Wacana Ganjar-Anies, Ini Jawaban Hasto Kristiyanto

Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah melontarkan statement terkait potensi Ganjar Pranowo berpasangan dengan Anies Baswedan di Pilpres 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya
Kritik Pemerintahan Jokowi, UII Keluarkan 'Indonesia Darurat Kenegarawanan'
Kritik Pemerintahan Jokowi, UII Keluarkan 'Indonesia Darurat Kenegarawanan'

Perkembangan politik nasional kian menunjukkan tanpa rasa malu.

Baca Selengkapnya
Nusron Wahid Jawab TPN Ganjar-Mahfud soal Etika Presiden Boleh Kampanye: Dulu Kenapa Tidak Dipermasalahkan?
Nusron Wahid Jawab TPN Ganjar-Mahfud soal Etika Presiden Boleh Kampanye: Dulu Kenapa Tidak Dipermasalahkan?

Nusron menyebut isu standar moral ini muncul karena perbedaan kepentingan politik saja.

Baca Selengkapnya
Ulama Barisan Lauhil Mahfud se-Priangan Timur Bertekad Menangkan Pasangan Ganjar-Mahfud
Ulama Barisan Lauhil Mahfud se-Priangan Timur Bertekad Menangkan Pasangan Ganjar-Mahfud

Indonesia ke depan butuh sosok pemimpin yang memahami problem kebangsaan.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Masyarakat: Jangan Sampai Beda Pilihan Pemilu jadi Tidak Rukun dan Bersatu!
Jokowi ke Masyarakat: Jangan Sampai Beda Pilihan Pemilu jadi Tidak Rukun dan Bersatu!

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui Pemilu 2024 menimbulkan adanya gesekan perbedaan pilihan di masyarakat.

Baca Selengkapnya