Berharap SBY-Mega semesra Jokowi-Prabowo

Merdeka.com - Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto Djojohadikusumo membalas kedatangan Presiden Joko Widodo ke rumah pribadinya di Bojongkoneng, Babakan Madang, Bogor. Kali ini, dia sendiri yang datang ke Istana Kepresidenan, Jakarta.

Di pusat pemerintahan RI itulah Prabowo mendapatkan sambutan hangat dari Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo. Jika di Bojongkoneng Jokowi disajikan nasi goreng, di Istana Prabowo mendapatkan sajian ikan bakar, ditambah teh manis.

Pertemuan itu berlangsung sangat mesra, meski keduanya pernah bersaing dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 lalu. Tak hanya itu, Jokowi dan Prabowo bersepakat keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap hal yang utama.

"Ini sangat baik, kunjungan sangat baik. Saya berharap budaya seperti ini juga sampai ke bawah," ucap Jokowi di teras Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/11).

Prabowo menegaskan dirinya dan Jokowi memiliki persamaan prinsip yakni keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mantan Pangkostrad ini menegaskan kesiapannya kapanpun dan di manapun diminta oleh Jokowi.

"Beliau (Jokowi) sangat terbuka menerimanya. Kita punya pandangan-pandangan sama dengan berbagai hal dan saya kira ini menguntungkan keutuhan dan persatuan bangsa," ujarnya.

Pertemuan itu ternyata mengundang komentar dari Waketum Partai Gerindra Arief Poyuono. Dia berharap, keakraban Jokowi dan Prabowo harus dicontoh oleh para elite politik di Indonesia. Keduanya juga sudah melupakan rivalitas yang terjadi saat Pilpres 2014 lalu.

Arief menyinggung hubungan antara Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tidak pernah akur dan cenderung terbawa konflik pribadi. Hubungan antara SBY dan Mega sangat kontras dengan Jokowi dan Prabowo.

"Justru keakraban Prabowo dan Joko Widodo harus dicontoh oleh elite politik nasional yang pernah menjadi rival dalam pemilihan presiden, tetapi setelah selesai dan Pak Joko Widodo menang mereka tetap bisa bersahabat secara ikhlas dan lahir batin," kata Arief kepada merdeka.com, Kamis (17/11).

"Jangan kayak Ibu Mega dan Pak SBY yang hingga hari ini tidak bisa duduk bersama dan bersahabat dan terbawa ke perseteruan pribadi," sambungnya.

Kenapa dengan hubungan SBY dan Megawati? (mdk/tyo)