Berkali-kali PAN tegaskan yang penting bukan Ahok
Merdeka.com - Pelaksanaan Pilgub DKI telah digelar 15 Februari lalu. Hasilnya, pemilihan orang nomor satu di ibu kota harus digelar dua putaran.
Pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno berada di peringkat pertama dan kedua perolehan suara. Namun, karena perolehan suara mereka tak melampaui 50 persen, mereka harus kembali bertarung di putaran dua Pilgub DKI.
Sementara, pasangan nomor urut 1, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni harus mundur dari pertarungan perebutan kursi DKI 1 karena perolehan suaranya berada di urutan terakhir setelah Ahok-Djarot dan Anies-Sandi. Parpol pendukung Agus-Sylvi pun menjadi incaran kubu Ahok-Djarot dan Anies-Sandi.
-
Kapan putaran kedua Pilkada DKI 2017? Putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 mempertemukan dua pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, serta Basuki Tjahaja Purnama bersama Djarot Saiful Hidayat.
-
Kapan pemilu presiden putaran kedua berlangsung? Pemilu presiden putaran kedua pada 20 September 2004 untuk memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden dari dua pasangan yang mendapatkan suara terbanyak di putaran pertama. Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla memenangkan pemilu ini dengan 60,62% suara, mengalahkan pasangan Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi yang mendapatkan 39,38% suara.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Bagaimana Pilkada DKI 2017 dijalankan? Pilkada DKI Jakarta 2017 merupakan salah satu pemilihan kepala daerah yang paling menonjol dalam sejarah Indonesia karena berbagai dinamika politik dan sosial yang terjadi.
-
Dimana debat kedua Pilkada DKI berlangsung? Janji itu disampaikan dalam debat kedua Pilkada DKI yang mengangkat tema Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial di Beach Club Internasional, Ancol, Minggu (27/10).
-
Siapa yang berharap Pilgub Jakarta satu putaran? Bakal calon wakil gubernur Jakarta Suswono berharap kontestasi Pilkada Jakarta 2024 dapat berlangsung satu putaran saja.
Dua pasangan calon yang lolos ke putaran ke-2 itu berupaya agar parpol-parpol pendukung Agus-Sylvi mau bergabung mendukung mereka. Konsolidasi pun sudah mulai di lakukan. Misalnya, kemarin Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mendatangi DPP PKB di Jalan Raden Saleh, Jakarta.
Tujuannya tak lain adalah mengajak partai yang dipimpin Muhaimin Iskandar itu buat bergabung mendukung Ahok-Djarot. PKB sendiri mengaku fleksibel soal pilihan namun hingga kini PKB belum memutuskan apakah akan mendukung Ahok-Djarot atau mendukung Anies-Sandi.
Namun sikap berbeda datang dari Partai Amanat Nasional (PAN). Berbeda dengan PKB yang notabene teman koalisinya mengusung Agus-Sylvi, PAN juga menegaskan tak akan mendukung Ahok-Djarot. Bahkan, keluar pernyataan 'Yang penting bukan Ahok' dari PAN.
Bahkan Ketua DPP PAN Yandri Susanto memastikan partainya akan mendukung pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di putaran kedua Pilgub DKI Jakarta.
"PAN ke pasangan calon nomor 3 Anies-Sandi," kata Ketua DPP PAN Yandri Susanto saat dihubungi, Kamis (16/2) lalu.
Yandri menjelaskan alasan partainya mendukung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dalam putaran kedua Pilgub DKI dikarenakan dari kesepakatan awal, partainya menerapkan pandangan yang dapat dibilang 'yang penting bukan Ahok'.
"Sudah ada kesepakatan kita dari awal Pilkada Jakarta, PAN mencari pesaing Ahok dan PAN enggak mungkin dukung Ahok karena karakter dan etika Ahok tidak sesuai dengan PAN," katanya.
Yandri mengaku pimpinan PAN telah bolak-balik menemui Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri guna membahas masalah ini.
"10 Kali kami datang ke Mega, tapi kami tidak mau dengan Ahok, Djarot tidak ada masalah. Artinya PDIP dan Djarot tidak ada masalah, tapi jadi masalah PAN, Ahok pribadi," tegas Politikus PAN Yandri Susanto dalam diskusi bertajuk 'Sinema Politik Pilkada DKI' di Jakarta, Sabtu (18/2).
Dia mengatakan memang partainya sejak awal tidak pernah mendukung Ahok memimpin DKI Jakarta. Ini lantaran berseberangan dengan karakter Ahok dianggap arogan.
"Terhadap konstelasi kontestasi tahap II PAN mau ke mana? Kita tidak mau gegabah dan membabi buta. Kami harus lihat denyut nadi pengurus dan kami tidak mau pertaruhkan Pilkada DKI dengan kontestasi PAN berikutnya misalnya Pilpres," kata Yandri.
Yandri menuturkan suara dan aspirasi dari berbagai pengurus wilayah dengan tegas menyatakan tidak mau mendukung Ahok di putaran kedua Pilgub DKI. Oleh karena itu, menurutnya PAN mesti berhati-hati dalam memutuskan dukungan di putaran kedua Pilgub nanti.
"Bisa (tergerus) karena politik ini persepsi, kalau sudah persepsi buruk terhadap pengurus yang mengambil keputusan itu bahaya," katanya.
Namun, Yandri tidak membantah PAN membuka peluang mendukung pasangan calon nomor urut tiga Anies Baswedan- Sandiaga Uno. Diakui dia, pengurus PAN tidak keberatan memberi dukungan untuk Anies-Sandi.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Ketua Umum PAN Hanafi Rais. Dia mengatakan mayoritas kader dan pengurus DPP PAN menginginkan mendukung pasangan Anies-Sandiaga.
Hanafi menegaskan partainya kemungkinan besar tidak akan mendukung pasangan Ahok-Djarot. Sikap PAN untuk tidak mendukung Ahok-Djarot sesuai dengan komitmen awal.
"Enggak mungkin, enggak mungkin. Itu sudah harga mati. Kita tidak mendukung Ahok sudah harga mati," tegas Hanafi di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/2).
Alasan mayoritas kader karena ingin sosok calon pemimpin yang tidak arogan dan memiliki terobosan baru dalam membangun Jakarta.
"Karena semangatnya tetap pada semangat semula, kita menginginkan gubernur baru dan sosok gubernur yang mencintai dan dicintai rakyat yang tidak arogan dan membawa terobosan-terobosan untuk membangun Jakarta," kata Hanafi.
Hanafi menuturkan, Ketum PAN Zulkifli Hasan akan melihat pengumuman Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta sebelum mengambil keputusan.
"Oh enggak. Itu tidak mengubah alasan, tidak mengubah semangat, tetap sama napasnya untuk gubernur baru. Kalau soal saat ini belum secara resmi menyatakan, saya kira ketum melihat hasil resmi KPUD sendiri," katanya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pilkada DKI tahun 2017 berlangsung sangat menarik dan penuh dinamika. Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama dan etnis.
Baca SelengkapnyaKPU tengah merancang keputusan untuk mempersiapkan peluang putaran kedua Pilgub Jakarta 2024
Baca SelengkapnyaAlmuzzamil Yusuf menilai, revisi itu bisa berdampak pada mekanisme Pilkada Jakarta menjadi 1 putaran.
Baca SelengkapnyaPenerapan Pilkada Jakarta dua putaran masih sesuai dengan Pasal 10 Undang-Undang (UU) Nomor 2 Tahun 2024 tentang Daerah Khusus Jakarta.
Baca SelengkapnyaAhok mengungkapkan peniadaan Pilgub merupakan wacana yang sudah lama ia ketahui.
Baca SelengkapnyaAhok bicara keras soal dukungannya di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaAhok di mata Said Abdullah adalah sosok pemimpin yang bekerja dengan sangat baik selama memimpin Jakarta.
Baca SelengkapnyaKetua Baleg DPR RI, Supratman Andi Agtas menjelaskan pemenang Pilkada tak perlu memperoleh suara 50+1 seperti pada aturan Pilpres.
Baca SelengkapnyaRano juga menyayangkan dengan adanya fenomena 'coblos tiga pasangan' yang pada akhirnya menyia-nyaikan hak suaranya dalam Pilgub kali ini.
Baca SelengkapnyaAri meminta para pendukung mengajak keluarganya untuk menggunakan hak pilihnya untuk mencoblos Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaNamun dari hasil temuan di lapangan dan menyikapi aspirasi warga, Hasto klaim banyak yang kehilangan Ahok.
Baca SelengkapnyaKetua KPU RI Mochammad Afifuddin mengatakan bahwa pilkada ulang direncanakan diselenggarakan pada September 2025.
Baca Selengkapnya