Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Berkali-kali PAN tegaskan yang penting bukan Ahok

Berkali-kali PAN tegaskan yang penting bukan Ahok Debat pilgub DKI 2017. ©2017 Merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Pelaksanaan Pilgub DKI telah digelar 15 Februari lalu. Hasilnya, pemilihan orang nomor satu di ibu kota harus digelar dua putaran.

Pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno berada di peringkat pertama dan kedua perolehan suara. Namun, karena perolehan suara mereka tak melampaui 50 persen, mereka harus kembali bertarung di putaran dua Pilgub DKI.

Sementara, pasangan nomor urut 1, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni harus mundur dari pertarungan perebutan kursi DKI 1 karena perolehan suaranya berada di urutan terakhir setelah Ahok-Djarot dan Anies-Sandi. Parpol pendukung Agus-Sylvi pun menjadi incaran kubu Ahok-Djarot dan Anies-Sandi.

Orang lain juga bertanya?

Dua pasangan calon yang lolos ke putaran ke-2 itu berupaya agar parpol-parpol pendukung Agus-Sylvi mau bergabung mendukung mereka. Konsolidasi pun sudah mulai di lakukan. Misalnya, kemarin Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mendatangi DPP PKB di Jalan Raden Saleh, Jakarta.

Tujuannya tak lain adalah mengajak partai yang dipimpin Muhaimin Iskandar itu buat bergabung mendukung Ahok-Djarot. PKB sendiri mengaku fleksibel soal pilihan namun hingga kini PKB belum memutuskan apakah akan mendukung Ahok-Djarot atau mendukung Anies-Sandi.

Namun sikap berbeda datang dari Partai Amanat Nasional (PAN). Berbeda dengan PKB yang notabene teman koalisinya mengusung Agus-Sylvi, PAN juga menegaskan tak akan mendukung Ahok-Djarot. Bahkan, keluar pernyataan 'Yang penting bukan Ahok' dari PAN.

Bahkan Ketua DPP PAN Yandri Susanto memastikan partainya akan mendukung pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di putaran kedua Pilgub DKI Jakarta.

"PAN ke pasangan calon nomor 3 Anies-Sandi," kata Ketua DPP PAN Yandri Susanto saat dihubungi, Kamis (16/2) lalu.

Yandri menjelaskan alasan partainya mendukung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dalam putaran kedua Pilgub DKI dikarenakan dari kesepakatan awal, partainya menerapkan pandangan yang dapat dibilang 'yang penting bukan Ahok'.

"Sudah ada kesepakatan kita dari awal Pilkada Jakarta, PAN mencari pesaing Ahok dan PAN enggak mungkin dukung Ahok karena karakter dan etika Ahok tidak sesuai dengan PAN," katanya.

Yandri mengaku pimpinan PAN telah bolak-balik menemui Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri guna membahas masalah ini.

"10 Kali kami datang ke Mega, tapi kami tidak mau dengan Ahok, Djarot tidak ada masalah. Artinya PDIP dan Djarot tidak ada masalah, tapi jadi masalah PAN, Ahok pribadi," tegas Politikus PAN Yandri Susanto dalam diskusi bertajuk 'Sinema Politik Pilkada DKI' di Jakarta, Sabtu (18/2).

Dia mengatakan memang partainya sejak awal tidak pernah mendukung Ahok memimpin DKI Jakarta. Ini lantaran berseberangan dengan karakter Ahok dianggap arogan.

"Terhadap konstelasi kontestasi tahap II PAN mau ke mana? Kita tidak mau gegabah dan membabi buta. Kami harus lihat denyut nadi pengurus dan kami tidak mau pertaruhkan Pilkada DKI dengan kontestasi PAN berikutnya misalnya Pilpres," kata Yandri.

Yandri menuturkan suara dan aspirasi dari berbagai pengurus wilayah dengan tegas menyatakan tidak mau mendukung Ahok di putaran kedua Pilgub DKI. Oleh karena itu, menurutnya PAN mesti berhati-hati dalam memutuskan dukungan di putaran kedua Pilgub nanti.

"Bisa (tergerus) karena politik ini persepsi, kalau sudah persepsi buruk terhadap pengurus yang mengambil keputusan itu bahaya," katanya.

Namun, Yandri tidak membantah PAN membuka peluang mendukung pasangan calon nomor urut tiga Anies Baswedan- Sandiaga Uno. Diakui dia, pengurus PAN tidak keberatan memberi dukungan untuk Anies-Sandi.

Hal senada juga diungkapkan Wakil Ketua Umum PAN Hanafi Rais. Dia mengatakan mayoritas kader dan pengurus DPP PAN menginginkan mendukung pasangan Anies-Sandiaga.

Hanafi menegaskan partainya kemungkinan besar tidak akan mendukung pasangan Ahok-Djarot. Sikap PAN untuk tidak mendukung Ahok-Djarot sesuai dengan komitmen awal.

"Enggak mungkin, enggak mungkin. Itu sudah harga mati. Kita tidak mendukung Ahok sudah harga mati," tegas Hanafi di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/2).

Alasan mayoritas kader karena ingin sosok calon pemimpin yang tidak arogan dan memiliki terobosan baru dalam membangun Jakarta.

"Karena semangatnya tetap pada semangat semula, kita menginginkan gubernur baru dan sosok gubernur yang mencintai dan dicintai rakyat yang tidak arogan dan membawa terobosan-terobosan untuk membangun Jakarta," kata Hanafi.

Hanafi menuturkan, Ketum PAN Zulkifli Hasan akan melihat pengumuman Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta sebelum mengambil keputusan.

"Oh enggak. Itu tidak mengubah alasan, tidak mengubah semangat, tetap sama napasnya untuk gubernur baru. Kalau soal saat ini belum secara resmi menyatakan, saya kira ketum melihat hasil resmi KPUD sendiri," katanya.

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Nostalgia Pilkada DKI 2017: Kandidat, Daya Tarik, dan Hasil yang Sengit
Nostalgia Pilkada DKI 2017: Kandidat, Daya Tarik, dan Hasil yang Sengit

Pilkada DKI tahun 2017 berlangsung sangat menarik dan penuh dinamika. Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama dan etnis.

Baca Selengkapnya
KPU DKI Siap Jika Pilkada Jakarta Berlangsung Dua Putaran
KPU DKI Siap Jika Pilkada Jakarta Berlangsung Dua Putaran

KPU tengah merancang keputusan untuk mempersiapkan peluang putaran kedua Pilgub Jakarta 2024

Baca Selengkapnya
Baleg DPR Bahas Revisi UU DKJ, Pilkada Jakarta Satu atau Dua Putaran?
Baleg DPR Bahas Revisi UU DKJ, Pilkada Jakarta Satu atau Dua Putaran?

Almuzzamil Yusuf menilai, revisi itu bisa berdampak pada mekanisme Pilkada Jakarta menjadi 1 putaran.

Baca Selengkapnya
KPU DKI Antisipasi Kemungkinan Pilkada Jakarta 2024 Berlangsung Dua Putaran
KPU DKI Antisipasi Kemungkinan Pilkada Jakarta 2024 Berlangsung Dua Putaran

Penerapan Pilkada Jakarta dua putaran masih sesuai dengan Pasal 10 Undang-Undang (UU) Nomor 2 Tahun 2024 tentang Daerah Khusus Jakarta.

Baca Selengkapnya
Ahok soal Wacana Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden: Kembali ke Putusan Parpol Saja
Ahok soal Wacana Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden: Kembali ke Putusan Parpol Saja

Ahok mengungkapkan peniadaan Pilgub merupakan wacana yang sudah lama ia ketahui.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Koar-Koar Ahok Bicara Keras
VIDEO: Koar-Koar Ahok Bicara Keras "Jangan Mau Ditipu Seolah-olah Kamu Pindah Ke 02!"

Ahok bicara keras soal dukungannya di Pilpres 2024

Baca Selengkapnya
Ahok Nomor Dua di Survei, Said Abdullah Sebut Ada Kerinduan Publik Jakarta
Ahok Nomor Dua di Survei, Said Abdullah Sebut Ada Kerinduan Publik Jakarta

Ahok di mata Said Abdullah adalah sosok pemimpin yang bekerja dengan sangat baik selama memimpin Jakarta.

Baca Selengkapnya
DPR RI Setujui Usulan Pemerintah soal Pilkada Hanya 1 Putaran
DPR RI Setujui Usulan Pemerintah soal Pilkada Hanya 1 Putaran

Ketua Baleg DPR RI, Supratman Andi Agtas menjelaskan pemenang Pilkada tak perlu memperoleh suara 50+1 seperti pada aturan Pilpres.

Baca Selengkapnya
Rano Karno: Silakan Mau Pilih Siapa Saja, Biar Tuntas Soalnya sudah Capek Pilres dan Pileg
Rano Karno: Silakan Mau Pilih Siapa Saja, Biar Tuntas Soalnya sudah Capek Pilres dan Pileg

Rano juga menyayangkan dengan adanya fenomena 'coblos tiga pasangan' yang pada akhirnya menyia-nyaikan hak suaranya dalam Pilgub kali ini.

Baca Selengkapnya
TKN Prabowo-Gibran Ajak Pendukung Menang Satu Putaran: Kalau Perlu Ikan Suruh Nyoblos
TKN Prabowo-Gibran Ajak Pendukung Menang Satu Putaran: Kalau Perlu Ikan Suruh Nyoblos

Ari meminta para pendukung mengajak keluarganya untuk menggunakan hak pilihnya untuk mencoblos Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya
PDIP Pertimbangkan Nama Anies, Ahok Hingga Pramono Anung Diusung buat Pilkada Jakarta
PDIP Pertimbangkan Nama Anies, Ahok Hingga Pramono Anung Diusung buat Pilkada Jakarta

Namun dari hasil temuan di lapangan dan menyikapi aspirasi warga, Hasto klaim banyak yang kehilangan Ahok.

Baca Selengkapnya
Catat, Pilkada Ulang Digelar September 2025
Catat, Pilkada Ulang Digelar September 2025

Ketua KPU RI Mochammad Afifuddin mengatakan bahwa pilkada ulang direncanakan diselenggarakan pada September 2025.

Baca Selengkapnya